13 Kesalahan dalam Penulisan Artikel dan Solusinya
Manusia itu tidak luput dari kesalahan, termasuk penulis. Penulis juga bisa berbuat salah. Kesalahan dalam penulisan artikel pasti selalu ada dalam draft pertama. Karena itulah, perlu adanya proses penyuntingan atau jasa editor.
Pasti rasanya gemes banget kalau melihat tulisan typo atau antar paragraf tidak sinkron satu sama lain.
Apa saja contoh kesalahan dalam penulisan artikel? Mengapa bisa terjadi kesalahan dalam penulisan artikel dan bagaimana solusinya?
Contoh Kesalahan dalam Penulisan Artikel
Berikut ini adalah contoh kesalahan dalam penulisan artikel:
- Typo
- Tidak mengoptimasi title tag, header tag, dan alt text pada gambar jika membuat artikel dengan kaidah SEO (termasuk kata kunci terlalu sedikit/banyak di suatu artikel)
- Inkonsistensi
- Plagiasi
- Tanda baca yang kurang tepat
- Salah pemberian huruf kapital
- Grammar atau tata bahasa yang tidak sesuai
- Tidak ada pembuka atau penutup artikel
- Artikel tidak faktual
- Kalimat yang kurang efektif
- Spasi yang berlebihan
- Gaya bahasa yang tidak sesuai dengan content brief
- Judul tidak sesuai dengan isinya
Mengapa bisa Ada Kesalahan dalam Penulisan Artikel?
a. Menulis Terlalu Cepat
Apa pun yang dilakukan secara buru-buru, pasti hasilnya akan berantakan atau ada yang kurang sempurna. Contohnya, kalau persiapan sebelum berangkat sekolah dilakukan dengan terburu-buru, pasti ada saja buku pelajaran yang tertinggal.
Saat kita menulis terlalu cepat, sangat rawan terjadi typo karena jarak waktu antar ketikan dalam keyboard sangat sempit.
Kalau kita menulis terlalu cepat di kertas? Pasti tulisannya akan bak ceker ayam.
b. Draft Pertama akan Selalu Berantakan
Menurut Ernest Hemingway, draft pertama itu pasti selalu jelek dan ini sudah menjadi hukum dalam dunia kepenulisan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Draft pertama yang berantakan terjadi karena:
- Beberapa bagian ditulis secara “berlebihan” atau tidak efektif
- Kita biasanya akan menulis tentang apa yang sedang terlintas di pikiran
- Proses berpikir saat kita menulis sangatlah berantakan. Pikiran kita bisa ada banyak dan mengganggu satu sama lainnya
- Kehilangan ide di tengah jalan dan baru muncul saat penyuntingan
Tenang saja, draft pertama pasti akan selalu berantakan meskipun penulisnya adalah seseorang yang berpengalaman/profesional sekali pun. Jadi, tidak perlu takut jika tulisan kita berantakan di draft pertama karena draft pertama pasti selalu berantakan.
c. Kurang Riset
Kesalahan dalam penulisan artikel juga bisa terjadi karena kurangnya riset yang dilakukan oleh penulis. Misalnya, paragraf kelima dan ketujuh tidak sinkron alias berkonflik satu sama lain.
Di paragraf kelima, penulis menyatakan kalau orang yang bisa mengangkat beban di atas 200 kg itu kuat, tetapi kemudian di paragraf ketujuh, ada pernyataan bahwa orang yang bisa mengangkat beban lebih dari 200 kg itu lemah. Saling bertentangan bukan?
d. Sumber yang Terbatas/Sedikit
Terkadang, ada hal yang ingin kita tulis, tetapi sumber yang kita miliki terbatas atau sedikit saja yang tertera di mesin pencari, sehingga tidak banyak yang bisa kita tulis. Kalau pun tulisannya lebih panjang, bisa jadi hanya opini pribadi dari penulis saja.
Dengan sumber yang terbatas, kesalahan dalam penulisan artikel lebih rawan terjadi, terutama soal faktualitas.
Sumber yang terbatas juga membuat penulis rawan melakukan plagiarisme.
e. Kurang Ilmu Tata Bahasa
Menulis itu tidak harus selalu dengan Bahasa Indonesia. Kita juga bisa menulis dengan bahasa negara lain. Hanya saja, jika ilmu tata bahasa yang dimiliki kurang, bisa terjadi kesalahan, terutama dalam interpretasi bahasa dan tanda baca serta huruf yang dipakai. Ingat bahwa tidak semua bahasa memakai huruf alfabet!
Mari pelajari tata bahasa yang akan kita gunakan saat menulis.
f. Tidak Membaca Content Brief dengan Baik
Jika kamu adalah penulis lepas yang memiliki content brief dari klien, maka content brief tersebut adalah hal absolut yang harus kamu ikuti. Jadi, penulisan artikel tidak harus menggunakan bahasa baku jika kliennya tidak menginginkan hal tersebut.
Kesalahan dalam membaca atau memahami content brief akan membuat artikelmu jelek (di mata klien) karena banyak kesalahan dalam penulisanya alias tidak sesuai dengan brief yang diberikan.
Cara Mengatasi Kesalahan dalam Penulisan Artikel
a. Lakukan Proses Penyuntingan
Kita pasti akan melakukan kesalahan di draft pertama. Karena itu, jangan lewatkan proses penyuntingan.
Proses penyuntingan artikel yang baik meliputi cek struktur, typo, inkonsitensi, tata bahasa, dan plagiarisme.
Dalam menyunting artikel, kita bisa merekrut seorang editor, melakukan self editing, atau menggunakan alat untuk penyunting seperti Google docs, Grammarly, dan Chat GPT. Mana yang cocok untukmu?
b. Kumpulkan Bahan Riset Terlebih Dahulu
Daripada kerja satu-satu, lebih baik in bulk saja dalam riset. Jadi, kumpulkan dulu seluruh referensi artikel yang ingin kita tulis, baru mulai menulis. Jangan baru satu sumber saja (meski dari jurnal ilmiah sekalipun) yang ada, lalu langsung menulis. Jika ternyata referensi yang kita tulis tidak faktual, akan makan waktu lagi untuk revisi.
Kumpulkan bahan riset, bandingkan, dan gunakan bahasamu sendiri dalam menyadurnya.
c. Belajar Tata Bahasa
Tanpa tata bahasa yang benar, tulisanmu akan sulit dimengerti oleh pembaca dan terkesan jelek.
Kalau membuat artikel dalam Bahasa Inggris, pelajari tenses. Begitu juga kalau membuat artikel dalam Bahasa Indonesia, maka pelajarilah EYD/PUEBI dan beberapa hal seperti, antonim, sinonim, akronim, dan peribahasa.
Semakin tinggi ilmu tata bahasa yang dimiliki, semakin banyak ide-ide kreatif yang akan mengalir dalam menyampaikan suatu ide/gagasan.
d. Berdayakan Alat yang Dimiliki
Sekarang ini, teknologi sudah semakin canggih. Jadi, jangan sungkan untuk memberdayakan teknologi/alat yang bisa membantumu dalam menulis atau mengecek kesalahan dalam penulisan artikel.
Alat ini bisa diberdayakan untuk meminimalkan kesalahan/menyunting artikel:
- Google docs
- Chat GPT
- Typoonline
- Grammarly
Jangan musuhi teknologi, justru berdayakan!
e. Baca Content Brief dengan Baik
Biasakan membaca content brief dengan baik agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan artikel. Jangan sampai menulis dengan bahasa baku kalau klien minta artikel dengan bahasa gaul ya!
f. Minta Orang Lain untuk Membaca Artikelmu
Menilai diri sendiri adalah yang tersulit, termasuk tulisan sendiri. Nah, karena itulah, cara termudah adalah meminta orang lain untuk membaca artikelmu dan biarkan mereka yang menemukan kesalahan di dalam artikelmu.
Manusia memang didesain untuk lebih aware pada hal negatif daripada positif. Jadi? Ayo manfaatkan sifat alami manusia yang satu ini!
g. Perbanyak Latihan Menulis
Practice makes perfect! Meskipun mustahil membuat draft pertama yang sempurna, bukan berarti hal itu jadi alasan untuk tidak latihan menulis.
Latihan menulis dapat meminimalkan kesalahan yang terjadi saat menulis. Misalnya, biasanya kita membuat 20 typo di draft pertama, setelah latihan, kita hanya membuat 5 typo saja. Kalau seperti itu, proses penyuntingan akan lebih mudah bukan?
Kesalahan dalam Penulisan Artikel Itu Pasti Terjadi. Yang Terpenting adalah Bagaimana Cara Mengatasinya
Baik itu penulis pemula atau pun profesional pasti akan membuat kesalahan dalam penulisan artikel yang dibuat, terutama draft pertama. Hal ini tidak bisa dicegah karena proses alami manusia dalam berpikir.
Kesalahan saat menulis itu pasti terjadi. Karena itu, proses penyuntingan sangat berperan penting untuk membuat artikel yang lebih baik. Jadi, jangan sampai skip proses penyuntingan. Jangan langsung posting draft pertama yang baru saja dibuat karena pasti sangat berantakan.
Tulisan yang bagus itu adalah tulisan yang disunting/direvisi berkali-kali. Jadi, jangan minder kalau tulisanmu jelek di draft pertama atau kedua ya 🙂
Pingback: 6 Cara Menyunting Artikel - Proofreader dan Editor Wajib Masuk!
Terima kasih banyak artikelnya karena saya dapat wawasan baru untuk selalu semangat menulis
Terima kasih om, semangat menulis 😀
Pingback: 12 Ciri Lowongan Kerja Palsu dan Cara agar Tidak Terjebak Scam
Pingback: 9 Tugas Editor Artikel - Tidak hanya Sekedar Menyunting!
Pingback: Content Brief - Solusi Jitu agar Konten Minim Revisi