Freelancing

17 Kesalahan Freelancer – Berdasarkan Pengalaman Nyata!

Sebagai orang yang sudah menyelami dunia freelancing lebih dari 3 tahun, penulis ingin sekali sharing kesalahan freelancer berdasarkan pengalaman penulis. Tidak hanya pemula saja. Bahkan freelancer berpengalaman atau veteran juga bisa melakukan kesalahan ini loh.

Dengan artikel ini, penulis berharap teman-teman freelancer, terutama pemula, tidak terjebak kesalahan yang dulu pernah penulis lakukan.

Berikut kesalahan freelancer yang umumnya terjadi.

1. Langsung Berharap untuk Mendapatkan Klien Besar

Hidup itu tidak ada yang instan, termasuk untuk freelancer. Baru mulai sudah langsung dapat klien besar? Sekalipun itu kenalanmu, penulis yakin kamu tidak akan langsung ditempatkan di projek vital.

Bagi freelancer pemula, jangan langsung berharap dapat klien besar. Klien kecil juga tidak masalah selama harga dan kondisinya pas denganmu.

2. Tidak Bernegosiasi Gaji/Bayaran

Sekalipun kamu tidak berpengalaman atau pun punya sedikit pengalaman, jangan skip dalam negosiasi gaji/bayaran dengan klien.

Nanti kalau kita demotivasi karena bayaran tidak sesuai, kualitas pekerjaan jadi jelek, sehingga klien punya testimoni negatif.

Meskipun kamu pemula, tetap negosiasi bayaran, tentunya dengan manusiawi ya. Kalau masih pemula, daya tawarnya masih kecil.

3. Mengiyakan Semua Keinginan Klien

Terkadang, kita dengan naifnya mengiyakan semua keinginan klien. Sebenarnya tidak masalah kalau kamu sanggup. Namun, kalau tidak, hal ini akan menyebabkan burnout loh. Belum lagi kalau nanti dapat repeat order, klien akan merasa kamu itu mudah disetir dan diminta secara mendadak. Beranilah berkata tidak.

Pasang batasan, misalnya kesepakatan pekerjaan sebelum bekerja/menggarap projek. Apa saja yang masuk scope of work dan mana yang tidak.

Kalau ada pekerjaan tambahan, maka harus ada tambahan fee dan kesepakatan baru.

4. Menggratiskan Biaya Jasa

Yak, ini lagi. Bukan pasang harga sangat murah, malahan gratis. Memangnya waktumu itu tidak berharga ya?

Jangan coba-coba pasang harga gratis. Ini profesi, bukan bakti sosial!

5. Memasang Harga Terlalu Murah

Praktek predatory pricing seperti memasang harga terlalu murah sepertinya bukan hal baru di kalangan freelancer. Namun, banyak yang menormalisasikannya.

Memasang harga terlalu murah akan merusak pasar dan ekosistem secara keseluruhan loh. Selain itu, kamu hanya dipandang sebagai freelancer murahan daripada yang berkualitas.

You pay peanuts, you get monkeys!

6. Memasang Harga Terlalu Mahal

Selain memasang harga terlalu murah, memasang harga terlalu mahal juga termasuk kesalahan freelancer yang lumrah terjadi.

Biasanya, hal ini terjadi karena tidak riset harga pasar atau kekeuh di lingkungan predatory pricing. Jangan sampai kita tidak tahu harga pasar, sehingga minta harga terlalu tinggi.

Pengecualian: dear freelancer yang memasang harga tinggi, kalau memang berpengalaman dan ahlinya, jangan turunkan harga ya! Skill-mu itu mahal! Justru menurunkan harga menjadi kesalahan.

7. Tidak bisa Mengelola Waktu, apalagi jika Berbarangan dengan Pekerjaan Purnawaktu

Untuk yang bekerja full time dan freelance sekaligus, salah satu kesalahannya adalah tidak bisa mengelola waktu akibat dari analisa workload yang salah.

Kalau tidak bisa mengelola waktu, maka harus ada load yang dikorbankan. Misalnya pekerjaan freelance yang bayarannya sedikit, tetapi load-nya banyak.

Klien lebih peduli dengan disiplin waktumu dengan deadline. Berkata ada prioritas lain akan mengecilkan peluang terjadinya repeat order. Tidak ada yang mau dinomor duakan.

8. Tidak Self Marketing dan Membangun Personal Branding

Kesalahan freelancer paling umum juga nih, yaitu tidak self marketing dan membangun personal branding.

Ingat bahwa marketing funnel paling atas itu awareness. Kalau orang-orang tidak aware dengan dirimu, bagaimana caranya bisa dapat klien?

Personal branding juga penting agar calon klien dengan mudah mengetahui persona kita.

9. Terlalu Mengandalkan Repeat Order dari Klien yang Sama

Memang rasanya nyaman punya klien tetap, tetapi kalau sumber pemasukan kita cuma dia-dia saja, itu sama saja dengan satu langkah menuju “kemiskinan”.

Tidak ada salahnya untuk mencoba untuk bekerja sama dengan klien baru. Kalau memang tidak cocok ya tidak perlu anjut. Sesimpel itu.

Punya pengalaman dari berbagai klien juga membuat kita jadi lebih dewasa.

10. Jarang/Tidak Berkomunikasi dengan Klien setelah Brief Dikirim

Habis brief dikirim jangan diam-diam saja. Jangan lupa update klien tentang apa yang kita kerjakan serta blocks (hambatan) saat bekerja.

Kalau tidak berkomunikasi dengan klien, kita bisa saja dianggap kabur, padahal sebenarnya tidak.

Usahakan selalu update klien secara harian-tiga harian-mingguan, tergantung berapa lama projeknya dilakukan.

11. Merasa bisa Mengerti/Tahu Segalanya

Setelah menyelesaikan projek, mungkin kita bisa merasa jadi ahlinya, padahal sebenarnya selalu ada room of improvement.

Sebagai freelancer, jangan pernah bosan untuk belajar, baik itu hard skill yang akan kita gunakan saat bekerja, mau pun soft skill ketika berkomunikasi dengan klien.

12. Tidak Membuat Rate Card

Tidak hanya produk-produk teknologi yang ada free version atau premium version. Kita sebagai freelancer juga harus punya rate card atau version pekerjaan kita.

Jangan sampai keseluruhan bayaran itu sama saja untuk berbagai tingkat pekerjaan.

Contohnya, jangan mau dibayar sama untuk pekerjaan 3x revisi dengan 1x revisi.

Buatlah rate card agar calon klien juga tahu apa saja yang kamu tawarkan.

Contoh:

Lite package: 2 artikel 500 kata, 5 hari jadi, revisi cuma bisa sekali

Premium package: 4 artikel 500 kata, 3 hari jadi, revisi sepuasnya, ada gambar

Kelihatan bukan bedanya dari contoh di atas? Namun, ada baiknya kita punya tiga opsi agar ada decoy effect.

13. Bekerja tanpa Kontrak

Meski freelancer, jangan sampai bekerja tanpa kontrak ya! Kontrak adalah bentuk perlindungan legal baik untuk dirimu sebagai freelancer atau pun sebagai klien.

Kalau tidak ada kontrak, tidak ada jaminan kalau nanti ada perkara seperti arbitrase atau dibawa ke ranah hukum.

14. Langsung Bekerja, padahal Klien belum DP/Bayar

Jangan langsung bekerja sebelum adanya DP/bayaran. Kalau nanti pekerjaan selesai dan kamu belum dibayar, maka bisa saja kliennya kabur. Kita tentunya tidak berharap ada kejadian seperti itu kan? Jangan jadi freelancer yang naif.

Solusinya adalah klien harus membayar DP dulu sebelum kita mulai bekerja.

15. Kabur dari Pekerjaan

Mungkin kita pernah dengar keluhan employer di mana freelancer-nya pada hilang-hilangan. Parahnya, banyak sekali iklan dari agensi yang memakai pain point tersebut sebagai promosi mereka.

Dear freelancers, jadilah profesional. Turuti kesepakatan yang ada, bukan justru malah kabur dari pekerjaan.

Kalau memang sedang tidak bisa lanjut bekerja, kabari klien, bukan justru melarikan diri!

16. Tidak Mau Menerima Kritik

Mungkin kita sebal/jengkel saat klien mengkritik pekerjaan kita. Namun, ada baiknya untuk menerima kritik tersebut dengan gelas kosong. Jangan baperan!

Terimalah kritik/saran yang ada untuk meningkatkan pekerjaanmu. Bukan justru malah melawan. Yang ada putus tali silaturahmi dengan klien.

17. Tidak Tracking Pemasukan

Jika kamu adalah full time freelancer, perlu banget untuk merekam seluruh pemasukanmu. Jangan sampai pemasukanmu justru tidak cukup buat hidup.

Basis dari penentuan harga juga termasuk biaya hidupmu. Buat apa kerja tapi tidak sanggup/cukup untuk membayar tagihan?

Bahkan kalau kamu punya klien luar negeri, perlu jasa convert paypal karena biasanya klien dari luar negeri melakukan pembayaran lewat Paypal.

Apakah Kamu Pernah Melakukan Kesalahan Freelancer di Atas?

Manusia memang tidak luput dari kesalahan. Karena itu, penulis berniat untuk berbagai kesalahan freelancer, sesuai dengan pengalaman penulis.

Semoga dengan artikel ini, freelancer tidak terjebak di kesalahan yang sama dan jadi freelancer yang handal bagi kliennya.

Happy working!

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *