Content WritingTips Karir

5 Perbedaan Kritik dan Saran – Mana yang lebih Baik?

Ketika melihat debat di media sosial, mungkin kita pernah melihat ungkapan “ah bisanya kritik tanpa solusi”. Namun, sebenarnya terdapat perbedaan kritik dan saran loh.

Kenyataannya, kritik itu tidak perlu ada solusinya loh. Berikut perbedaan kritik dan saran menurut Benedictine University!

1. Keinginan/Kesukaan

Fokus kritik adalah pada hal yang tidak kita sukai/inginkan. Sementara itu, fokus saran adalah hal yang kita inginkan secara ideal.

Karena hal inilah, kritik biasanya kurang enak terdengar di telinga karena hal yang tidak disukai justru dilontarkan. Berbeda dengan saran yang jelas tipenya encourage.

Contohnya, “kamarmu kayak kapal pecah” dan “sebaiknya kamar ini diperbaiki dengan cara bukunya diletakkan di rak saja”. Terlihat bukan perbedaan kritik dan sarannya? Kapal pecah jelas merupakan suatu kritik.

2. Waktu

Kritik berfokus pada masa lalu, sementara itu, saran berfokus pada apa yang bisa kita lakukan lebih baik untuk masa depan.

Contohnya, “penampilanmu kemarin buruk sekali! dan “untuk selanjunya, harusnya kamu melakukan ini saat performa di panggung!”. Yang satu fokus ke masa lalu, satu lagi fokus ke masa depan.

3. Membangun

Kritik berfokus pada kelemahan, sementara itu, saran berfokus pada kekuatan.

Seperti kritikus makanan yang berfokus pada apa yang kurang pada makanan, bukan justru melihat apa keunikan dari makanannya.

Contohnya, “kamu kemaren kehilangan bola terus!” dan “cobalah untuk memakai long pass yang merupakan keahlianmu”.

4. Tone of Voice

Tone of voice kritik terkesan merendahkan, sementara itu, tone of voice saran terkesan menginspirasi.

Mungkin karena ini, kritik terdengar lebih kasar dan keras daripada saran.

Contohnya, “masa begini saja selesainya 2 jam” dan “selanjutnya, sebaiknya kamu menggunakan matriks eisenhower agar pekerjaan bisa lebih cepat selesainya. Kamu pasti bisa!”.

5. Blaming

Kritik meletakkan masalah pada individu, jadi terkesan blaming. Sementara itu, saran bisa dibilang adalah bagaimana cara agar suatu hal bisa lebih baik (no blaming).

Apakah Saran lebih Baik daripada Kritik?

Setelah melihat perbedaannya, mungkin kita beranggapan kalau orang yang melontarkan kritik itu hanya bisa ngomong saja, bahkan terdengar kasar pula.

Seorang pemimpin sepatutnya lebih sering memakai kalimat saran daripada kritik karena saran lebih terdengar inspiratif dan kritik terkesan blaming, sehingga bisa jadi ada gap yang tercipta antara pemimpin dan bawahannya.

Lantas, apakah saran selalu lebih baik daripada kritik? Jawabannya tidak juga!

Kritik juga perlu diterapkan loh, terutama kepada pejabat publik di negara demokrasi dan pelayanan di bidang jasa agar mereka bisa memberikan servis lebih baik.

Tidak ramah bintang 1 saja itu termasuk kritik loh. Pastinya brand akan berbenah dengan kritik negatif tersebut.

Kapan harus Memberikan Kritik atau Saran?

Keduanya relatif. Kalau kamu mengkritik atasan kerja di tempat kerja dengan budaya otoriter, jelas hal itu adalah bunuh diri. Bisa berakhir dipecat. Kita juga tidak bisa sembarangan memberi saran karena interpretasi orang bisa saja mengira saran tersebut adalah tuduhan yang menyinggung hati.

Momen terbaik untuk memberikan kritik/saran terletak pada banyak hal. Contohnya, kita tahu teman kita tidak suka omongan pedas, maka gunakanlah saran daripada kritik.

Sebaliknya, kalau kita tahu teman/suatu pihak tidak anti kritik. Tentunya tidak masalah untuk memberikan kritik. Namun, tetap pakai bahasa yang sopan dan tanpa logical fallacy ya.

Tempat juga berpengaruh. Jangan memberikan kritik/saran di depan umum karena hal itu tidak ada bedanya dengan mempermalukan orang yang kita beri saran/kritik.

Dimana Media Terbaik untuk Memberikan Kritik atau Saran?

Biasanya, ada Google reviews untuk memberikan rating terhadap suatu brand. Bisa juga ada media lain seperti blog pribadi untuk menyampaikan keresahan berupa kritik/saran di suatu lingkungan.

Apa pun medianya bisa jadi sarana kritik dan saran. Karena itu, jangan menggunakan media seperti dinding rumah orang untuk menyampaikan kritik/saran.

Kritik dan Saran itu Berbeda

Jadi, sekarang sudah tahu kan perbedaan kritik dan saran? Jadi, jangan heran kalau kritik terdengar kasar dan menyebalkan karena memang secara alami, ya seperti itu adanya.

Penulis artikel ini secara pribadi lebih senang memberikan saran daripada kritik. Namun, kritik tetap diperlukan agar ada kemajuan. Karena mengincar kelemahan, kritik dapat menampakkan lubang yang tidak kita sadari.

Akhir kata, ketahui momen yang tepat untuk memberikan kritik atau saran. Jangan sembarangan nyerocos karenat tidak semua orang dapat menerima kritik/saran dengan baik 🙂

Referensi:

https://www.forbes.com/sites/amberjohnson-jimludema/2019/11/07/criticism-vs-feedback/?sh=7096d81f794a

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *