9 Cara Membuat Penutup Artikel yang Baik agar Pembaca Puas
Sebuah artikel tidak hanya butuh pembuka dan isi yang menarik, tetapi juga penutupnya. Penutup artikel yang baik dan menarik dibutuhkan agar pembaca bisa menyimpulkan, recap, atau mendapatkan pesan yang ditujukan dari artikel yang kita buat.
Mirip-mirip dengan suatu acara besar, pasti ada penutupnya. Begitu pula artikel yang baik, pasti penutup masuk pada outline-nya.
Apa itu penutup artikel? Mengapa penting? Bagaimana cara membuat penutup artikel yang baik?
Apa Itu Penutup Artikel?
Penutup artikel adalah paragraf atau sub judul terakhir dalam suatu artikel.
Sebuah artikel yang bagus harus dibuka dengan elegan dan juga ditutup dengan fantastis.
Mengapa Penutup Artikel Itu Penting?
Penutup artikel itu penting karena pada bagian ini kita bisa merangkum isi dari artikel, menjawab pertanyaan yang belum terjawab di isi artikel, menyampaikan ulang gagasan pokok, dan menyampaikan pesan pribadi kepada pembaca, serta manfaat lainnya.
Bayangkan penutupan suatu pentas seni yang ramai dan indah. Begitu pula dengan artikel. Penutupannya harus dibuat dengan serius.
Bagaimana Cara Membuat Penutup Artikel yang Baik?
1. Merangkum
Contoh penutup artikel yang baik adalah rangkuman dari keseluruhan artikel.
Rangkumannya tidak perlu panjang-panjang. Cukup 1-3 paragraf saja karena pembaca tidak mau berlama-lama juga dalam membaca penutup bukan?
Contohnya, kalau kita membuat ulasan pertandingan sepak bola, rangkuman pertandingan seperti pemain paling mencolok, kenaikan peringkat tim, dan pola menarik bisa jadi bahasan di penutup artikel.
“Dengan hasil ini, tim A berhasil menjadi pemuncak klasemen dan B, striker andalan mereka berada di posisi top scorer“.
2. Menjawab Pertanyaan yang belum Terjawab di Artikel
Bak plot hole dalam novel atau manga. Pasti rasanya aneh sekali buat pembaca kalau tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan dari plot hole tersebut.
Perbedaannya, pertanyaan atas plot hole dari novel atau manga tidak harus dijawab secara cepat karena mengikuti alur cerita. Misalnya, pertanyaan di bab 15 bisa saja terjawab ratusan bab kemudian. Berbeda dengan artikel yang jawaban dari pertanyaan harus segera dijawab.
Nah, kalau isi artikel ada yang ambigu atau belum sepenuhnya terjawab, kita bisa menjawab pertanyaan atau ambiguitas tersebut di penutup artikel.
Penutup artikel yang baik akan menjawab objection yang ada di pikiran pembaca saat membaca isi artikelnya.
Contohnya: “kalau kita menceritakan di blog traveling bahwa musim panas adalah waktu terbaik untuk berwisata di Singapura, maka di penutup artikel, beri tahukan pada bulan apa saja musim panas di Singapura berlangsung?”
3. Menyimpulkan
Penutup artikel bisa jadi adalah kesimpulan dari keseluruhan isi artikel, terutama jika artikelnya adalah eksposisi, esai, atau opini yang banyak argumennya.
Dengan adanya penutup berupa kesimpulan, pembaca jadi mengetahui pesan tersirat yang ada di artikel kita.
Cara membuat kesimpulan sebagai penutup artikel mirip-mirip dengan bagian conclusion di jurnal ilmiah. Kita bisa menyimpulkan berdasarkan apa yang kita paparkan di isi artikel.
Contohnya: “Karena diketahui satu gelas minuman A mengandung 16 gram gula. Maka kita hanya boleh mengonsumsi tiga gelas saja per hari karena batasan konsumsi gula harian untuk orang dewasa adalah 50 gram.”
4. Penegasan Ulang Gagasan Pokok
Saat kita membaca artikel, apalagi dengan cepat atau enjoy, terkadang kita melupakan atau tidak sadar dengan gagasan pokok.
Karena itulah, di sini ada peran dari penutup artikel, yaitu penegasan ulang gagasan pokok agar pembaca bisa ingat kembali apa ingin yang ia cari atau tujuan membaca artikel kita.
Contohnya: “Seperti yang dijelaskan di artikel ini bahwa kasus kebakaran hutan di daerah B semakin menurun setiap tahunnya. Karena itulah, kita perlu mempertahankan pengurangan ini, kalau bisa sampai nol kasus kebakaran hutan.”
5. Menyampaikan Pesan/Amanah
Seperti cerita dongeng fabel di mana ada pesan moral dalam ceritanya. Artikel kita juga punya pesan moral, terutama jika artikel kita menceritakan tentang inspirasi atau testimoni suatu jasa/produk.
Pesan yang bisa disampaikan adalah pelajaran atau solusi yang didapat dari artikel yang kita buat.
Penyampaian pesan ini juga bisa menyelipkan branding tentang core value dari perusahaan jika kita menulis untuk orang lain/pengusaha.
Contohnya: “Dari kasus pasien A yang berhasil sembuh dari sakit keras tersebut, kita bisa belajar bahwa tidak ada yang mustahil selama ada keyakinan dan support system yang membantu.”
6. Memakai Peribahasa/Idiom/Quote
Namanya juga penutup, alangkah baiknya jika ada seni yang dipakai alias menutup artikel dengan estetika.
Nah, contoh seni dalam penutup artikel yang baik adalah peribahasa, idiom (untuk bahasa Inggris), dan quote yang masih relevan dengan artikel.
Contohnya: “Pada akhirnya prinsip manajemen keuangan pribadi sesuai dengan peribahasa jangan lebih besar pasak daripada tiang. Tidak lebih dari itu!”
7. Pembahasan Singkat dari Perspektif yang Berlawanan
Pembahasan dari perspektif berlawanan dari isi artikel yang kita tulis juga bisa jadi penutup artikel yang bagus. Ingat bahwa someone else’s hero is someone else’s villain dan tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan.
Contohnya: “Meski banyak klaim positif untuk metode diet A, ada kelemahan di baliknya, yaitu efek samping berupa metabolisme jadi melambat, sehingga perlu konsultasi ahli gizi terlebih dahulu. Bahkan, tokoh C yang menerapkan metode diet ini hampir saja pingsan.”
8. Ada Call to Action
Jika kita menjual jasa atau produk, maka penutup artikel yang baik adalah call to action untuk mengklik tautan atau fitur lain yang mengarahkan ke landing page tertentu untuk bisa convert menjadi leads atau bahkan closing.
Diperlukan copywriting yang bagus untuk ini. Karena itu lah, seorang content writer bisa menjelma menjadi copywriter ketika di penghujung artikel.
Jangan lupa untuk track berapa yang klik tautan dari call to action, pantau customer journey, dan evaluasi call to action yang dibuat.
Selain ke landing page, call to action di penutup juga bisa jadi ajakan kepada pembaca untuk menerapkan apa yang kita tulis atau merekomendasikan bacaan lainnya (jangan lupa input internal link).
9. Pertanyaan tentang Masa Depan atau Harapan
Kita juga bisa menggunakan pertanyaan soal masa depan atau harapan dari pembaca.
Selain meningkatkan peluang pembaca untuk berkomentar, kita juga memancing pembaca untuk berpikir tentang keseluruhan isi artikel. Apakah mereka setuju atau tidak?
Contohnya: dengan adanya inovasi energi alternatif/terbarukan, kita tidak perlu lagi energi kotor pada tahun 2030. Apa kamu siap untuk transisi energi dan meninggalkan sumber energi yang lama?
Buka dengan Elegan, Tutup dengan Fantastis
Pembukaan artikel akan menentukan pembaca lanjut untuk membaca atau tidak, sementara penutup akan membangun impresi yang kuat terhadap artikel kita.
Bak acara tanpa penutup atau bab terakhir di novel yang anti klimaks/tidak sesuai harapan. Rasanya hambar dan mengecewakan bukan? Sangat disayangkan, padahal pembuka dan isinya bagus sekali, tetapi penilaian jadi buruk karena penutup yang kurang memuaskan.
Tulisan yang tidak ada penutup lebih parah lagi. Mirip seperti sedang asik baca cerita yang mau klimaks, tetapi penulisnya tidak menceritakan apa pun soal klimaksnya. Pasti rasanya menyebalkan karena terasa tanggung. “Loh, kok sudah selesai aja, mana penutupnya?”.
Jadi, mari kita buat penutup artikel yang baik agar pembaca kita senang dan puas dalam membaca artikel kita!
Referensi:
https://www.masterclass.com/articles/how-to-write-a-conclusion
https://writingcenter.gmu.edu/articles/7015
https://www.liveabout.com/how-to-write-a-conclusion-news-article-magazine-and-more-1360734
Pingback: Bagaimana Cara SEO Outreach untuk Mendapatkan Backlink?
Pingback: 13 Cara Menjadi Content Writer yang Sukses - Faris Yudza Ghifari
Pingback: 9 Cara Menang Lomba Blog/Menulis - Based on Experience
Pingback: 9 Tugas Editor Artikel - Tidak hanya Sekedar Menyunting!
Pingback: 13 Kesalahan dalam Penulisan Artikel dan Solusinya