Content Writing

Apakah Kita harus Menulis Setiap Hari?

Untuk kamu yang baru mulai menulis atau sedang latihan menulis, mungkin pernah ada pertanyaan apakah wajib menulis setiap hari? (untuk posting setiap hari bisa kamu ketahui di tautan ini).

Wah, hebat banget ya konsistensinya kalau bisa menulis tiap hari. Padahal, banyak sekali tantangan yang dilalui agar bisa menulis secara konsisten.

Nah, jadi, gimana? Apakah kita juga sebaiknya menulis setiap hari?

Faktor yang Memengaruhi Frekuensi Menulis

Beberapa hal ini menjadi faktor seberapa rutin atau frekuensi seseorang dalam menulis:

a. Profesi

Penulis profesional terbiasa menulis setiap hari (di hari kerja bahkan wajib). Jadi, mereka berpotensi untuk menulis dengan frekuensi yang sering. Paling tidak, weekend adalah waktu di mana mereka tidak menulis untuk mengistirahatkan pikiran dari kelelahan akibat dari menulis.

b. Workload

Semakin banyak workload-nya (dalam menulis), semakin sering juga frekuensi menulis seseorang. Contohnya, kalau lagi dapat banyak pesanan dari klien, tentu kita sebagai penulis lepas akan bertambah juga workload-nya. Sebaliknya, saat tidak pesanan atau sedikit saja pesanannya, workload kita jadi berkurang.

Workload pekerjaan lain juga memengaruhi frekuensi menulis. Kalau sedang sibuk di luar kegiatan menulis, pastinya frekuensi menulis akan berkurang.

c. Motivasi

Menulis pun butuh motivasi. Tidak mudah untuk membuka layar laptop dan mengetik sesudah bangun pagi atau sebelum tidur malam.

Semakin termotivasi seorang penulis, semakin sering frekeunsi menulisnya.

Beberapa motivasi dari penulis, antara lain:

  • Gaji
  • Penghasilan pasif seperti Google Adsense
  • Tujuan hidup
  • Target dari latihan menulis
  • Ketenaran/glory

d. Mood

Sebenarnya bagian ini bisa termasuk dalam motivasi, namun, meski kita punya motivasi karena tujuan, bisa saja kita jadi malas menulis karena mood sedang tidak baik. Contohnya, ketika baru saja menghadapi musibah.

Dari faktor di atas, kebanyakan bersifat personal dan eksternal. Lalu, bagaimana kelebihan dan kekurangannya kalau kita menulis setiap hari?

e. Target

Untuk brand, pasti punya target untuk mencapai traffic tertentu. Semakin tinggi target, biasanya semakin banyak juga konten yang diproduksi setiap harinya, termasuk tulisan. Content is king.

Kelebihan Menulis Setiap Hari

a. Kebiasaan Menulis lebih Cepat Terbentuk

Menurut penelitian di luar negeri, membentuk kebiasaan membutuhkan waktu di range 18-254 hari. Jadi, untuk membentuk kebiasaan menulis, maka menulis setiap hari bisa jadi usaha yang kita lakukan.

Penulis telah mempraktekkan sendiri 6 bulan menulis artikel setiap harinya. Rasanya? Jadi ada yang kurang kalau belum menulis.

b. Topical Authority Cepat Terbangun

Kalau kamu sedang mengoptimasi situs, dengan menulis setiap hari, topical authority situs jadi semakin cepat juga terbangunnya karena makin banyak topik yang digarap.

Namun, tidak bisa sembarangan. Content plan dan pillar wajib dibuat dengan baik untuk membangun topical authority.

c. Di-notice Orang-Orang

Hal ini berlaku jika kamu juga sharing tulisanmu di media sosial, tidak hanya sekedar tampil di Google SERP saja.

Yakin deh, lama-lama kamu akan di-notice orang-orang. Penulis bisa berkenalan dengan founder DailySEO dari menulis di blog pribadi setiap hari.

Teman-teman penulis juga mengetahui kalau penulis sedang mengembangkan blog pribadi.

Loh kenapa ini jadi kelebihan? Ingat bahwa dalam marketing funnel, awareness berada di paling atas.

d. Kosakata Bertambah

Kalau kita menulis setiap hari, apalagi di niche yang berbeda, akan banyak kosakata yang kita butuhkan untuk membuat artikel.

Jadi, kalau ingin kosakata bertambah, mulailah mencoba untuk menulis sesering mungkin.

e. Kecepatan Menulis Meningkat

Karena telah terbiasa menulis setiap hari, kecepatan menulis juga ikut meningkat.

Kekurangan Menulis Setiap Hari

Sebenarnya, kekurangan menulis setiap hari itu cuma sedikit saja kalau menurut penulis artikel ini. Contohnya, untuk orang yang tidak tahan atau terbiasa, maka mereka akan mengalami burnout.

Penulis yang menulis dalam kondisi burnout, kualitas tulisan akan menurun seperti banyak typo. Efeknya domino, konten yang kurang berkualitas akan berdampak ke hasil marketing atau tujuan lain secara keseluruhan.

Selain itu, menulis juga butuh waktu. Kita bisa saja mengorbankan family time atau waktu beristirahat di weekend jika memakai waktu tersebut untuk menulis.

Jadi, Apakah harus Menulis Setiap Hari?

Jawabannya adalah relatif bergantung pada tujuanmu. Kalau kamu sedang menjalani latihan menulis, maka ada baiknya kamu berlatih dengan cara menulis setiap hari.

Bagi pemula atau orang yang belum terbiasa menulis. Menulis setiap hari itu bukan kewajiban. Sebaiknya pelan-pelan saja soal berapa tulisan yang bisa kamu buat. Apakah frekuensinya tetap sering meski tidak setiap hari?

Untuk yang punya klien dengan load banyak, maka menulis setiap hari, mau tidak mau bisa saja menjadi kewajiban. Namun, hal ini bisa diakali dengan bekerja lebih di hari tertentu dan istirahat di keesokan harinya.

Tidak masalah untuk berhenti menulis untuk sementara waktu.

Bukan hanya Soal Kuantitas, tetapi juga Kualitas

Orang yang menulis setiap hari pastinya punya output tulisan lebih banyak daripada orang yang menulis seminggu atau bahkan sebulan sekali. Namun, jangan cuma lihat dari kuantitasnya saja, tetapi juga kualitasnya.

Percuma kalau sudah banyak pasang artikel di blog, tetapi tujuan belum terpenuhi.

Dalam SEO, akan lebih baik jika kuantitas dan kualitas sama-sama bagus. Karena itu, perlu banyak content writer agar load kerja bisa dibagi dengan baik. Selain itu, jangan membayar penulis dengan harga murah ya. Kalau budget-nya rendah, jangan heran kalau mereka akan memberikan tulisan jelek.

Happy writing!

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *