Belajar Content Writing – Mulai dari Mana?
Dengan perkembangan teknologi digital marketing, permintaan akan content writer semakin meningkat. Untukmu yang tertarik menjadi content writer, mungkin sedang mencari cara belajar content writing yang benar dan efektif.
Nah, kebetulan, pemilik situs ini adalah content writer yang sudah berpengalaman lebih dari tiga tahun di dunia content writing. Berikut cara belajar content writing berdasarkan pengalaman penulis!
1. Free Writing di Niche yang Kamu Kuasai/Sukai
Step pertama dari belajar content writing ya tentu menulis. Namun, untuk pertama, menulislah secara bebas alias free writing. Tidak perlu mempedulikan paragraf, outline, tone of voice, jumlah kata, referensi, tata bahasa, dll. Tulis saja apa yang sedang ada di kepalamu.
Dengan menulis bebas, kamu tidak perlu memikirkan aturan atau batasan yang ada saat content writing.
Menulis secara bebas ini bisa dilakukan di blog atau microblog (blog dan microblog itu berbeda :))
2. Mulai Membuat Brief dan Membangun Kerangka/Outline sebelum Menulis
Oke, setelah terbiasa menulis bebas, waktunya kita belajar menulis dengan aturan dan batasan.
Buat dulu content brief yang berisikan instruksi pembuatan tulisan, seperti outline, jumlah kata, tone of voice, dll.
Tulisan kita jadi lebih rapih serta terbiasa jika mendapatkan brief dari klien kita.
3. Menentukan Target Pembaca
Di dua step awal yang dijelaskan di atas, bisa jadi kita belum menentukan target pembaca kita meski bisa saja diselipkan di content brief.
Kali ini cobalah untuk menulis sesuai dengan target pembaca. Misalnya, jika target pembacanya gen Z, maka perbanyaklah tulisan seperti mengajak ngobrol atau diskusi ringan.
4. Menulis di Media Offline atau Blog Pribadi secara Konsisten
Waktunya latihan secara konsisten.
Cobalah menulis di media offline seperti kertas atau aplikasi pengolah kata atau media online seperti blog/microblog.
Pemilik situs ini merekomendasikan untuk menulis di blog pribadi sebagai latihan menulis secara konsisten. Atau kamu bisa memanfaatkan media sosial untuk microblogging.
Cara membuat blog bisa kamu ketahui di tautan ini.
5. Mempelajari Tulisan Orang Lain
Kita sudah menemukan ciri atau gaya khas tulisan kita.
Coba kita pelajari juga tulisan orang lain. Bagaimana gaya bahasa dan pembawaannya. Apakah ada hal yang lebih baik yang bisa kita pelajari? Jika ada, cobalah untuk mengombinasikanya dengan gaya penulisanmu.
6. Meminta Feedback, Terutama kepada Target Pembaca dan Editor
Belajar content writing tidak bisa sendirian. Pembaca atau editor adalah teman terbaik kita dalam belajar menulis.
Mintalah feedback dari mereka, terutama jika mereka adalah target pembaca kita.
Baik itu feedback positif atau negatif, terimalah dengan lapang dada dan perbaiki terus tulisanmu.
7. Mencoba untuk Menulis di Berbagai Niche
Sebagai content writer pemula, tidak ada salahnya untuk mengeksplor berbagai niche. Contohnya menulis di niche otomotif, kesehatan, pendidikan, ekonomi, saintek, dll.
Dari menulis berbagai niche, kamu bisa mengetahui apa sebenarnya niche yang benar-benar kamu kuasai atau senangi serta niche yang tidak sreg denganmu.
8. Mengikuti Sertifikasi Content Writing dan Mendapatkan Mentor
Ini opsional, namun usahakan untuk mengikuti sertifikasi content writing untuk menjadi pembuktian bahwa kamu telah belajar content writing secara otodidak dengan baik.
Pemilik situs ini pernah mengikuti sertifikasi content writing loh, yaitu certified impactful writer yang diselenggarakan oleh Dwi Andika Pratama. Selengkapnya di tautan ini!
9. Bekerja sebagai Content Writer di bawah Klien atau Perusahaan/Agensi
Sudah ada pengalaman menulis, waktunya mencoba monetisasi.
Cobalah untuk mencari klien atau bekerja di perusahaan/agensi sebagai content writer agar kamu tahu bagaimana tekanan dan tanggung jawab seorang penulis profesional.
Tentunya, tekanan dan cara menulisnya sangat berbeda dengan menulis di blog pribadi.
10. Mengevaluasi Tulisan Sendiri secara Berkala
Belajar content writing juga termasuk mengevaluasi tulisan sendiri loh.
Evaluasi ini utamanya kita lakukan sendiri dulu. Misalnya, berapa kali tulisan kita kena kritik dari editor atau berapa kesalahan yang kita buat sebelum swasunting.
Kita juga bisa diskusi dengan editor untuk mengevaluasi tulisan kita.
11. Mengikuti Lomba Menulis
Mengikuti lomba menulis juga bisa menjadi ajang belajar content writing. Kalau menang lomba, berarti ada bukti bahwa tulisan kita pernah diakui bagus dan lebih baik daripada tulisan orang lain.
Kalau pun kalah, kita bisa mempelajari tulisan sang juara lomba menulisnnya.
12. Menjadi Editor (jika ada Kesempatannya)
Percaya atau tidak, menjadi editor juga bisa jadi bagian dari belajar content writing, yaitu melihat dari perspektif editor.
Mungkin kita pernah kesal saat tulisan kita penuh revisi dan kritik pedas, namun kita akan mulai belajar untuk menulis lebih baik ketika sudah pernah berada di “sepatu” editor.
Bagian ini opsional karena tidak semua penulis berkesempatan untuk menjadi editor.
13. Menjadi Spesialis Content Writing di Niche Tertentu
Di step nomor 7, pemilik situs ini mengajak untuk menulis di berbagai niche. Nah, setelah berkecimpung lama dan menemukan apa yang kamu sukai. Kamu bisa menjadi spesialis di niche tertentu.
Content writer yang punya portfolio spesialis di niche tertentu punya peluang lebih baik untuk diterima kerja daripada content writer generalis.
Sebagai contoh, aku sebagai user yang bekerja di perusahaan telehealth pasti akan menilai lebih untuk content writer yang portfolionya spesialis di kesehatan daripada content writer dengan portfolio generalis.
Bagaimana dengan SEO?
Untuk content writer, sebenarnya cukup wajib mempelajari on-page SEO. Sisanya opsional, namun jadi wajib jika kamu mau naik level menjadi praktisi SEO.
Content writer harus belajar cara membuat konten berkualitas yang memuaskan search intent pembaca dan don’t dalam menulis seperti keyword stuffing.
Siap Belajar Content Writing?
Memulai belajar content writing itu mudah, bahkan kita bisa saja sebenarnya free writing tiap hari di media sosial. Namun, yang jadi pembeda adalah konsistensinya.
Belajar content writing, berarti siap untuk menulis lebih banyak dan sering karena kemampuan ini harus terus dilatih agar tidak berkarat.
Apakah kamu siap belajar content writing? Yuk bikin tulisan bebas di kertas kosong, catatan di HP, aplikasi pengolah kata, atau blog pribadi terlebih dahulu sebagai garis start!