Black Hat SEO – Teknik Hitam yang Dilarang oleh Google
Sebelumnya, penulis pernah membahas soal white hat SEO yang merupakan teknik optimasi dengan mengikuti aturan dan guideline dari mesin pencari. Terdapat juga antonim dari hal ini, yaitu black hat SEO. Teknik ini melanggar aturan dari mesin pencari dengan memanfaatkan “lubang” pada algoritmanya.
Meski jelas-jelas melanggar, teknik ini masih sering dipakai oleh banyak orang dalam optimasi. Mengapa demikian? Apa saja teknik hitam ini?
Apa Itu Black Hat SEO?
Black Hat SEO adalah optimasi yang tidak sesuai atau melanggar guideline dari mesin pencari.
Berbeda dengan teknik white hat SEO yang prinsipnya user first, prinsip black hat SEO adalah memanipulasi peringkat pada mesin pencari dan mencari celah dalam algoritma.
Meski Google melawan situs yang menggunakan teknik ini dengan update algoritma, black hat SEO masih terus ada.
Mengapa Masih Ada yang Menggunakan Teknik Black Hat SEO?
a. Ingin Hasil Cepat
Black hat SEO biasanya menghasilkan result yang cukup cepat dibandingkan dengan white hat SEO. Namun, cara ini tidak akan sustain untuk jangka panjang karena Google selalu update algoritma.
Biasanya, situs yang menggunakan black hat SEO akan dapat “hadiah” setelah core update.
b. Industri Terlarang
Tidak semua industri bisa menerapkan white hat SEO. Karena itulah, industri terlarang biasanya memakai teknik black hat SEO.
c. Ketidaktahuan
Ketidaktahuan akan black hat SEO akan menyebabkan seseorang menerapkannya. Contoh paling sering adalah keyword stuffing yang mana sebuah keyword ditumpuk, padahal bikin artikelnya tidak enak dibaca.
d. Eksperimen
Ada orang tertentu yang membeli domain dan memakai teknik black hat SEO untuk bereksperimen sampai kapan teknik ini akan bertahan.
Apa saja Teknik Black Hat SEO?
Menurut Google Spam Policies, berikut beberapa teknik black hat SEO:
- Cloaking
- Doorways
- Hacked content
- Hidden text/link
- Keyword stuffing
- Link spam
- Machine-generated traffic (seperti jingling)
- Malware and malicious behaviors
- Misleading functionality
- Scraped content
- Sneaky redirect
- Auto-generated content
- User-generated spam
- Thin affiliate page
Selain yang di atas ada juga beberapa teknik black hat SEO lain seperti:
- Membeli backlink PBN atau backlink spam
- Link exchange secara berlebihan
- Negative SEO
- Structured data atau rich snippet yang disalahgunakan
- Komentar blog yang spam
- Link farming
Mengapa Jangan Menerapkan Black Hat SEO?
Simpelnya, karena teknik ini melanggar aturan dari mesin pencari, sehingga tidak akan bertahan dalam jangka panjang.
Sebagai profesional dalam SEO, pastinya kita tidak ingin sengaja menghancurkan bisnsi orang lain bukan? Tidak memakai teknik black hat SEO juga termasuk bentuk integritas dalam pekerjaan kita sebagai SEO specialist.
Menggunakan black hat SEO juga menumbuhkan kebiasaan yang serba instan, padahal sebenarnya jelas tidak akan sustain.
Tinggalkan Black Hat SEO, Mulai Terapkan White Hat SEO
Daripada capek-capek mencari “lubang” dalam algoritma Google dan menerapkan teknik black hat SEO. Lebih baik pakai white hat SEO yang jelas-jelas bertahan untuk jangka panjang.
Ingat bahwa SEO itu untuk membuat situs kita lebih mudah dicari dengan cara membuat situs yang user experience-nya bagus, bukan justru mengakali mesin pencari yang akan selalu update algoritmanya.
Happy optimizing!
Referensi:
https://www.semrush.com/blog/black-hat-seo/#9-black-hat-seo-tactics-to-avoid
https://ahrefs.com/seo/glossary/black-hat-seo#:~:text=Black%20hat%20SEO%20attempts%20to,be%20effective%20in%20certain%20industries.
https://blog.hubspot.com/marketing/black-hat-seo