Call to Action – Satu Kata yang bisa Meningkatkan Revenue
Dalam content marketing atau pembuatan blog/video/konten apa pun, biasanya ada call to action yang tertera atau disampaikan. Contohnya, di video YouTube, kreator videonya meminta kita untuk subscribe ke channel YouTube-nya agar tidak ketinggalan kabar menarik dari channel-nya.
Jadi, YouTuber tersebut memberikan panggilan kepada penonton videonya untuk melakukan suatu aksi, yaitu subscribe ke channel YouTube-nya. Rasanya terdengar mudah sekali ya? Sebenarnya prakteknya tidak sesimpel itu.
Berikut hal yang perlu diketahui soal call to action.
Apa Itu Call to Action?
Call to action adalah seruan/ajakan untuk melakukan suatu hal yang diinginkan.
Tujuan dari call to action bisa berupa:
- Mengklik tombol/tautan
- Membeli produk/barang
- Subscribe/berlangganan
- Membaca laman lain
- Mengarahkan pembaca untuk berdonasi
- Sharing
- Mengunduh
Mengapa Call to Action Penting?
a. Meningkatkan Revenue Perusahaan
Jika call to action dimaksudkan untuk convert menuju closing, maka CTA tersebut dapat berfungsi sebagai pengarah ke funnel purchasing, sehingga revenue perusahaan akan meningkat.
Karena mengarahkan orang untuk mengeluarkan uang, copywriting, customer journey, dan sales funnel harus bagus agar tujuan dari call to action-nya tercapai.
b. Mendapatkan Leads
Call to action yang mengarah ke lead magnet bertujuan untuk lead generation atau dengan kata lain mendapatkan leads.
Tentunya jika money page kita tidak ada CTA-nya, pembaca akan bingung kan harus kemana untuk beli/mengisi formulir? Itu adalah tugas kita untuk menuntunnya, salah satunya adalah lewat call to action.
CTA ini juga bisa jadi cara mengubah traffic menjadi leads (termasuk conertion jika didefinisikan sebagai traffic ke leads).
c. Menurunkan Bounce Rate
Ingat bahwa bounce rate adalah ketika user meninggalkan suatu laman tanpa melakukan tindakan apa pun, termasuk klik.
Call to action yang baik dapat menurunkan bounce rate karena setelah membaca blog/konten, user akan melakukan aksi berupa klik tautan (contohnya).
Bagaimana Cara Menulis Call to Action?
a. Menggunakan Diksi yang “Kuat” dan Aktif
Dalam mengajak seseorang melakukan sesuatu, pastinya kita harus serius dan yakin. Begitu juga dengan call to action, kita harus menggunakan diksi yang “kuat” dan aktif.
Contoh diksi beserta industrinya:
Diksi Call to Action | Industri |
Beli, pesan, tambah ke keranjang | Ecommerce |
Coba gratis, sign up, mulai | SaaS |
Donasi, volunteer, support, beri | Organisasi non profit |
Subscribe, gabung, sign up | Newsletter/media |
Download, tonton, dengarkan | Musik/film |
Mempelajari formula copywriting akan membantu dalam hal ini.
b. Timbulkan Emosi
User adalah manusia yang memiliki emosi. Jadi, pakai psikologi agar orang mau melakukan apa yang kita inginkan, seperti melakukan tindakan dari call to action.
Bisa dibilang, pembuatan judul artikel dan call to action itu mirip karena menimbulkan emosi. Tindakan dari melihat judul adalah klik, sementara call to action adalah tindakan spesifik.
Contoh emosi yang bisa dimanfaatkan adalah rasa takut dan penasaran (curiosity gap). Misalnya:
- Dapatkan ilmu seharga jutaan rupiah dengan sekali klik
- Tidak ingin rambut rontok lagi? Ayo klik tautan ini!
- Subscribe kanal ini agar kamu tidak diejek suka ketinggalan berita
- Promo ini hanya dibatasi sampai tanggal xx. Ayo klaim sekarang!
Elemen scarcity bisa menjadi support yang bagus dalam call to action.
Yang tidak kalah penting, pahami ego pembaca kontenmu untuk mengetahui emosi, terutama desire dan pain point mereka.
c. Bertanya kepada Tim Customer Service atau Sales
Tim customer service dan sales memiliki kunci tentang bagaimana sikap/behavior dari leads atau prospek kita. Jangan jadi orang berkacamata kuda karena yang jadi patokan adalah market, bukan kita sendiri.
Untuk membuat call to action, kita bisa bertanya tentang prospek, apa pain point mereka, sehingga call to action yang tepat dan kuat bisa diciptakan. Jangan lupa untuk A/B testing di berbagai diksi.
d. Tentukan Tempat Call to Action
Biasanya, call to action diletakkan di akhir sebuah konten, entah itu blog, post media sosial, dll. Hanya saja, ada juga yang ditaruh terpisah dengan konten seperti widget (lead magnet) yang bisa kita atur penempatannya.
Sebisa mungkin call to action tidak mengganggu user experience. Kalau mengganggu, bounce rate akan naik.
e. Manfaatkan Kalimat Persuasif, Saran, Tanya, atau Imperatif
Jenis kalimat seperti:
Dapat membantumu untuk membuat call to action yang kuat. Contohnya, kalimat imperatif berarti meminta audiens untuk melakukan aksi seperti klik tombol.
Contoh Call to Action
a. Pelajari lebih Lanjut/Learn More
Biasanya call to action ini bertujuan agar user mempelajari/mengetahui lebih lanjut tentang produk/jasa.
b. Subscribe
Subscribe biasanya digunakan oleh pengguna YouTube atau perusahaan yang menggunakan newsletter/e-mail marketing sebagai kanal marketing-nya. Contohnya adalah perusahaan media.
c. Coba Gratis/Try it for Free
Pastinya, kita ingin mengetahui/mengetes produk/jasa dulu untuk mengetahui apakah cocok atau tidak, soalnya sayang kan kalau sudah terlanjur beli, ternyata produk/jasanya kurang cocok dengan kita.
Salah satu call to action yang kuat adalah coba gratis untuk mengatasi kekhawatiran dari leads.
Call to action ini cocok untuk perusahaan yang menjual produk/jasa, terutama yang harganya mahal.
d. Donasi
CTA yang satu ini paling cocok diterapkan pada lembaga amal/yayasan atau organisasi non profit.
e. Share
Terkadang, call to action tidak hanya urusan untuk purchasing, tetapi juga sharing.
Blogger bisa memanfaatkan CTA ini agar pembacanya menyebarkan blog yang dibuat ke media sosial.
f. Sign Up
Ingin “PDKT” lebih lanjut? Kita bisa meminta traffic situs kita untuk sign up dulu.
Data dari e-mail tersebut bisa kita manfaatkan untuk pengiriman newsletter/CRM (customer relationship management).
g. Beli
Meski CTA ini hardselling, sebenarnya CTA yang satu ini paling jelas untuk menyaring mana user yang sudah siap untuk melakukan pembelian atau belum.
h. Contact Us/Kontak Kami
User yang belum tentu yakin dengan produk/jasa kita bisa mengklik CTA contact us agar mereka bisa terhubung dengan tim sales agar mereka mengetahui lebih lanjut tentang produk/jasa, sebelum memutuskan untuk beli.
i. Booking
CTA ini cocok digunakan oleh perusahaan terkait ticketing atau perhotelan.
j. Download/Unduh
CTA terkait pengunduhan cocok untuk situs berisi media seperti e-book atau seni seperti musik dan gambar.
Mari Buat Call to Action yang Kuat!
Call to action yang kuat akan membuat orang-orang melakukan apa yang kita inginkan. Bisa dibilang, hal ini adalah aplikasi dari “the power of words” (list dari power words ada di tautan ini).
Meski call to action dapat meningkatkan revenue, hal ini sendiri saja tidak cukup. Butuh support seperti customer journey, desain UI/UX, marketing/sales funnel, tim sales yang bagus agar traffic bisa menjadi leads, lalu berujung closing, bahkan mempromosikan produk/jasa kita.
Ketahui product knowledge, pain point dari user, ilmu kepenulisan (copywriting), dan terapkan A/B testing untuk membuat call to action terbaik.
Sumber:
https://www.indeed.com/career-advice/career-development/call-to-action-definition
17 Call To Action Examples (+ How to Write the Perfect Social CTA)