7 Cara Membuat CV Content Writer agar Dilirik Perusahaan
“Bagaimana cara membuat CV content writer yang benar ya?” Gumam A yang sedang bingung karena lamarannya ditolak terus, padahal ia yakin CV-nya sudah bagus.
Pertanyaan dan sambatan seperti itu mungkin pernah kita rasakan saat melamar sebagai penulis. Penulis akan menjawab keluh kesah tersebut di blog ini.
Sebenarnya, bagaimana cara membuat CV content writer agar bisa dilirik rekruter atau calon klien?
1. Sampaikan Informasi Pribadi yang Penting saja
Karena CV harus berisi data diri, jangan lupa untuk mencantumkannya ya. Paling tidak, data diri yang harus dimuat di CV adalah:
- Nama lengkap
- Tempat dan tanggal lahir
- Alamat surel (e-mail)
- Nomor HP (pribadi/darurat)
- Riwayat pendidikan (cukup sampai SMA, kuliah, atau pendidikan terakhir. Tidak perlu sampai dari TK)
Untuk alamat, tidak perlu dicantumkan karena kita belum tentu diterima. Berikan alamat lengkap ketika sudah mendapatkan offering letter atau pasti diterima ya.
2. Highlight Pengalaman yang Relevan sebagai Content Writer
Dalam CV, pasti ada pengalaman yang harus ditulis karena hal itu menjadi salah satu tolak ukur bagi rekruter/user dalam menilai apakah kita cocok atau tidak bagi mereka.
Sebagai tips cara membuat CV content writer, cukup isi sesi pengalaman dengan pengalaman yang relevan dengan content writer. Contohnya adalah:
- Bekerja selama 2 tahun sebagai content writer di perusahaan media X
- Volunteer sebagai penulis di majalah Y
Akan lebih baik lagi kalau kita menunjukkan achievement atau hasil di pengalamannya, seperti:
- Tulisan dengan judul Z di media A dibaca oleh 2500 orang per 20 Mei 2023
- Tulisan dengan tema R di situs B mendapatkan page views sebesar 5000 dalam waktu 3 hari
Achievement dari pengalaman akan menjadi USP (unique selling point) dari dirimu. Ingat bahwa kita adalah marketer bagi diri sendiri.
Jangan tulis pengalaman yang tidak relevan. Misalnya:
- Mengedit laporan keuangan sebagai tugas bendahara
- Mengikuti proyek teknik di Jakarta sebagai driver
3. Cantumkan Alat yang Dikuasai
Menulis di zaman digital tidak banyak menggunakan pensil atau pulpen, tetapi memakai alat pengolah kata, penyuntingan, dan riset.
Salah satu cara membuat CV content writer yang bagus adalah mencantumkan alat yang dikuasai atau biasa digunakan. Beberapa alat yang bisa membantu dalam menulis adalah:
- Ubersuggest (untuk artikel SEO)
- Ahrefs (untuk artikel SEO)
- Semrush (untuk artikel SEO)
- Google docs
- Typoonline
- Google trend
- Mesin pencari (Google, Bing, dll.)
- Microsoft word
- Yoast SEO (untuk artikel SEO)
- KBBI (untuk artikel Bahasa Indonesia)
- Grammarly (untuk artikel English)
- Alat cek plagiarisme
- Chat GPT (bukan buat menulis ya, justru untuk hal lain seperti penyuntingan dan mencari ide konten)
4. Masukkan Prestasi
Pernah menang dalam lomba blog/menulis? Jangan lupa untuk masukkan prestasi tersebut di CV ya. Menang di lomba blog akan menambah nilai dirimu. Mengapa? Karena dengan menang lomba blog, itu berarti karyamu pernah diakui oleh seseorang/pihak sebagai karya terbaik. Ditambah lagi, orang yang mengikuti lomba blog dan pernah juara biasanya adalah penulis senior atau orang yang benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk menulis.
Kalau kalah lomba blog atau belum pernah menang? Coba saja terus. Rezeki tidak akan pernah tertukar.
5. Jangan Lupa dengan Sertifikasi
Jika kamu pernah mengikuti pelatihan menulis atau sertifikasi, maka jangan lupa untuk dimasukkan ke dalam CV ya. Untuk sesi ini dibedakan dengan riwayat pendidikan karena biasanya bootcamp atau sertifikasi adalah pendidikan yang tidak resmi. Meski demikian, sertifikasi tetap menjadi nilai tambah, terutama jika ada studi kasus/pengalaman nyatanya.
Penulis pernah mengikuti sertifikasi menulis. Selengkapnya di artikel ini.
6. Input Link Portfolio
Terakhir, jangan pernah lupa dengan portfolio karena menulis adalah pekerjaan kreatif, sehingga butuh “bukti nyata” dari karya yang pernah diciptakan. Portfolio menulis dapat berupa:
- Tulisan yang pernah dimuat di media
- Power point tentang pengenalan diri sendiri dan tulisan yang pernah dimuat
- Blog pribadi
Semakin relevan tulisan yang kita tulis di portfolio dengan calon klien, maka peluang tembus akan semakin besar.
Contohnya, di blog pribadimu, kamu suka menulis tentang kesehatan, maka jika klienmu berasal dari institusi kesehatan, besar kemungkinan ia akan menerimamu sebagai penulisnya.
7. Update CV secara Berkala
Setelah mengirimkan CV ke beberapa calon klien atau perusahaan, jangan lupa untuk update CV secara berkala, terutama jika kamu rutin mengikuti lomba blog atau sertifikasi.
Kemenangan di lomba blog atau dapat sertifikasi baru = waktu yang tepat untuk update CV. Mengapa? Karena ada prestasi/sertifikasi baru yang akan membuat CV-mu semakin mentereng.
Cara Membuat CV Content Writer Mana saja yang sudah Kamu Terapkan?
Dari 7 cara membuat CV content writer, intinya adalah semakin to the point dan relevan CV yang dibuat, maka semakin tinggi pula peluang untuk dilirik. Tips di blog ini berlaku untuk melamar seluruh tipe pekerjaan (full time, kontrak, freelance)
Informasi yang ada di CV content writer adalah:
- Data diri
- Pengalaman kerja
- Alat yang dikuasai
- Prestasi (jika ada)
- Sertifikasi (jika ada)
- Link portfolio
Sebelum bekerja sebagai content writer, yuk bikin CV yang menarik terlebih dahulu!
Pingback: 9 Cara Menjadi Penulis Lepas - Petunjuk untuk Pemula
Pingback: 6 Cara Mendapatkan Klien - Freelancer Wajib Baca!