Content WritingCopywriting

Clickbait – Menguntungkan atau Merugikan?

Di era digital ini, mungkin kita tidak asing dengan clickbait. Bahkan sekelas media besar saja menggunakannya, terutama di bidang entertainment.

Terkadang saking berlebihannya suatu clickbait, bukannya terpancing, kita justru jadi malas mengkliknya.

Nah, dari sisi kepenulisan dan pembaca, apakah clickbait menguntungkan atau merugikan?

Apa Itu Clickbait?

Clickbait adalah sebuah strategi/cara dalam marketing, yaitu menggunakan konten digital (biasanya di judul atau gambar/thumbnail) yang sensasional atau misleading dan biasanya menggunakan diksi yang memancing emosi untuk menambah view atau klik.

Contoh Clickbait

Selain judul, gambar seperti thumbnail juga bisa jadi clickbait. 

Berikut contoh clickbait:

  • Judul sensasional: Atlet ini dari yang terkaya di negaranya sekarang jadi gelandangan! Kok bisa?
  • Judul overprimising (biasanya di YouTube): Saya mendapatkan 500 juta dolar dari bertani. Ini rahasianya!
  • Gambar: gambar wanita dewasa/18+ untuk memancing klik dari kaum adam

Mengapa Clikcbait Banyak Orang yang Terpancing Clickbait?

Penjelasan sederhananya, clickbait benar-benar menarget tiga psychological trigger dari manusia, yaitu:

  • Rasa penasaran (curiosity gap)
  • FOMO (fear of missing out)
  • Gratifikasi instan (cara instan untuk dapat sesuatu)

a. Rasa Penasaran

Semakin dilarang, seseorang akan makin ingin tahu. Siapa yang tidak ingin mengetahui rahasia suatu hal? Karena hal ini, diksi yang bikin kepo seperti “rahasia” atau “trik” lumrah digunakan pada judul artikel.

b. FOMO

FOMO adalah rasa takut tertinggal di saat yang menyenangkan karena ada orang yang banyak menikmatinya. Hal ini biasa terjadi di dunia trading saham, tetapi banyak digunakan pada clickbait.

Headline yang mentrigger FOMO biasanya banyak dipakai pada artikel yang tren atau tidak lama panasnya seperti gosip dunia entertainment.

c. Gratifikasi Instan

Meski di dunia ini tidak ada yang instan (bahkan mie instan harus dimasak dulu baru dimakan), manusia tetap menginginkan solusi instan untuk masalah mereka.

Psikologi ini dimanfaatkan untuk clickbait.

Kita mungkin pernah membaca judul seperti “tips jago main A dalam waktu dua hari”. Itu adalah contoh clickbait yang memanfaatkan gratifikasi instan.

Apakah Clickbait selalu Merugikan?

Dari definisinya, sebenarnya clickbait itu buruk dan merugikan. Namun, sebenarnya ada versi “baik” dari clickbait. Contohnya, judul yang lumayan “memancing” dengan artikel yang faktual dan isinya sesuai judulnya. Tentu saja hal ini tidak masalah.

Yang jadi masalah adalah kalau judulnya clickbait, tetapi dari pembuka, isi, dan penutup sangat tidak mencerminkan judulnya. Bahkan bisa dibilang termasuk thin content.

Apa saja Dampak Buruk Clickbait?

a. Engagement yang Buruk

Kalau judul clickbait dan isi tidak menjawab judul, engagement dari suatu tulisan pasti sangatlah buruk. Bisa berupa bounce rate yang tinggi dan durasi membaca tulisan yang rendah sekali. Pembaca ogah membaca sampai akhir.

Hal ini akan merugikan jika ada lead magnet atau call to action di penutup/sesi kesimpulan artikel.

b. Menghancurkan Kepercayaan Pembaca

Ketika branding kita sudah buruk karena terlalu sering memakai clickbait, kepercayaan pembaca akan pudar, sehingga mereka malas membaca lagi.

Belum lagi, kalau mereka memberi testimoni negatif. Lewat dari mulut ke mulut saja dapat menghilangkan potensi traffic.

c. Merusak Reputasi

Jelas saja, dampak buruk jangka panjang dari clickbait yang buruk adalah rusaknya reputasi. Tidak hanya nama medianya saja, tetapi juga penulis dan editornya (kecuali nama mereka tidak dicantumkan seperti ghost writer).

Kalau tidak ingin reputasi rusak, jangan gunakan clickbait yang buruk.

d. Dalam SEO, bisa Berpotensi Mendapatkan Penalti dari Google

Ingat bahwa Google benci konten yang misleading.

Clickbait yang misleading dapat mengakibatkan terjadinya penalti dari Google berupa penurunan ranking atau bahkan deindeks.

e. Bagi Pembaca, Hal Ini Membuang Waktu Mereka

Pembaca pastinya ingin judul dan isi konten yang sinkron. Jika tidak, pasti mereka akan marah karena konten dengan clickbait telah membuang waktu mereka.

Bagaimana Cara Membuat “Clickbait yang Baik”?

Sebenarnya cara membuat clickbait yang baik itu simpel saja, yaitu:

Untuk bagaimana cara membuat judul artikel, selengkapnya ada di tautan ini!

Buatlah “Clikcbait yang Baik” jika ingin Bertahan dalam Jangka Panjang!

Mungkin dalam jangka pendek, clickbait yang buruk bisa meningkatkan traffic, bahkan kita bisa bergembira dari CTR (klik/impresi) yang tinggi. Namun, dalam jangka panjang, clickbait tersebut hanya akan merusak reputasi dan branding saja.

Lebih baik buat judul/gambar yang menggugah emosi pembaca (“clickbait yang baik”), namun judul/gambar tersebut menjawab keseluruhan artikel dan membuat pembaca puas.

Tidak ada yang senang dengan membaca konten yang judulnya A, tetapi isinya B alias tidak nyambung/relevan. Pasti pembaca akan langsung “kabur” dan berkomentar jelek seperti “apaan sih gak jelas banget konten ama judulnya gak sinkron”.

Jadi, konten/dirimu mau sukses dalam long term atau short term? Pilihan ini diserahkan kepadamu. Setelah membaca artikel soal clickbait, jawabannya sudah cukup jelas ya 🙂

https://www.semrush.com/blog/what-is-clickbait/#why-clickbait-works

https://www.webfx.com/blog/marketing/what-is-clickbait/

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *