LingkunganLomba

Dampak Perubahan Iklim di Indonesia dan Hal yang bisa Kamu Lakukan di Rumah untuk Melawannya!

Gambar 1. Ilustrasi Perubahan Iklim, Sumber: imgflip

Perubahan iklim menjadi topik lingkungan yang hangat karena erat kaitannya dengan keberlangsungan hidup manusia dan banyak pro kontra di dalamnya. Bahkan, ada yang tidak percaya kalau perubahan iklim itu benar-benar sedang terjadi.

Garda terdepan di Indonesia untuk melawan dampak perubahan iklim adalah masyarakat adat dan komunitas lokal yang melestarikan hutan dan menjaga keanekaragaman hayati. Meski mereka adalah garda terdepan, bukan berarti tanggung jawab untuk melawan dampak perubahan iklim hanya jatuh kepada mereka saja. Kita semua juga wajib ikut serta dalam melawan dampak perubahan iklim atau dengan kata lain adalah melakukan gerakan #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku.

Pertanyaannya, bagaimana dampak perubahan iklim secara global di Indonesia? Apa yang bisa kita lakukan di rumah untuk melawan perubahan iklim dan mewujudkan Bumi berdaya dan pulih lebih kuat?

Penyebab Perubahan Iklim dan Dampaknya

Gambar 2. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Beruang Kutub, Sumber: imgflip

Menurut UN, penyebab perubahan iklim adalah emisi karbon yang berasal dari banyak hal seperti:

  • Menghasilkan listrik dan panas yang berasal dari batu bara, minyak, dan gas
  • Barang-barang hasil industri manufaktur
  • Penebangan hutan
  • Penggunaan transportasi
  • Produksi makanan
  • Pemakaian listrik yang berlebihan

Dampak dari perubahan iklim itu sangat berbahaya, antara lain:

  • Naiknya suhu secara global
  • Badai yang lebih parah 
  • Kasus kekeringan naik
  • Laut yang menghangat dan naiknya permukaan air laut
  • Kepunahan suatu spesies
  • Krisis pangan
  • Risiko kesehatan
  • Kemiskinan
  • Kepunahan peradaban manusia jika terlalu ekstrim

Jadi, perubahan iklim itu akan berdampak ke berbagai sektor. Masih menganggap isu ini tidak penting?

Bagaimana Dampak Perubahan Iklim Terhadap Indonesia?

Menurut artikel yang diterbitkan BRIN pada Maret 2023, dalam 10 tahun terakhir, musim hujan di Indonesia menjadi lebih panjang karena perubahan iklim. Durasinya sendiri berbeda-beda. Kalimantan dan sebagian wilayah Sulawesi lebih panjang 49 hari. Untuk Lampung dan Jawa lebih panjang 12 hari.

Tidak sampai disitu saja, selama musim hujan, ada peningkatan hujan yang ekstrim di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur yang merupakan sentra pangan di Indonesia. Musim hujan yang tidak bisa diprediksi atau terlalu parah dapat mengganggu produksi pangan.

Dari penelitian BRIN juga ditemukan hasil bahwa temperatur di pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan mengalami peningkatan. Hari dimana tidak ada hujan diprediksi akan terus bertambah di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, sehingga potensi kering akan naik. Wilayah lainnya dengan potensi hari tidak ada hujan bertambah adalah Sumatera Selatan dan Lampung.

Siklon tropis dan badai vorteks di Nusa Tenggara Timur yang disebabkan oleh perubahan iklim memberikan dampak berupa hujan dan banjir di Jawa Timur dan sekitarnya.

Dari ulasan di atas, sudah jelas kalau dampak perubahan iklim di Indonesia itu tidak main-main. Bisa mengancam banyak sektor yang penting seperti pangan dan pertanian.

Bagaimana cara melawan dampak perubahan iklim dan menjaga lingkungan hidup?

Cara Melawan Dampak Perubahan Iklim dan Menjaga Lingkungan Hidup yang bisa Dilakukan di Rumah

Gambar 3. Mari Lindungi Bumi Kita Tercinta, Sumber: imgflip

“Ah, aku powerless banget, gak bisa ngapa-ngapain untuk melawan dampak perubahan iklim karena bukan pemangku kebijakan”, mungkin itu yang muncul di benak sebagian orang.

Kata siapa kamu tidak bisa ikut melawan dampak perubahan iklim karena bukan pemangku kebijakan. Kenyataannya, melawan dampak perubahan iklim bisa dilakukan, bahkan di rumah sendiri!

Apa saja contohnya? Ini dia!

a. Mematikan Lampu dan Peralatan Elektronik Lainnya saat Tidak Digunakan

Salah satu penyebab emisi karbon adalah pemakaian listrik. Eh, tapi bukan berarti tidak boleh menggunakan listrik sama sekali. Justru dengan adanya perubahan iklim, kita harus lebih bijak dalam penggunaan listrik.

Contoh paling mudahnya adalah saat di rumah, gunakan listrik sesuai kebutuhan. Misalnya, menyalakan lampu hanya di malam hari atau cuaca sedang hujan/mendung. Selain itu, alat elektronik yang menggunakan banyak daya seperti AC bisa diminimalkan penggunaannya.

b. Kurangi Memesan Makanan secara Online

Terkadang rasa “mager” melanda meski hanya untuk makan sekalipun. Kalau orang zaman dahulu bahkan bertaruh nyawa hanya untuk makan dengan cara berburu hewan, orang zaman sekarang hanya cukup klik-klik di aplikasi saja untuk memesan makanan.

Memesan online berarti menambah penggunaan transportasi seperti motor untuk pengantaran makanan ke rumahmu, yang berarti juga emisi karbon akan bertambah.

Cobalah untuk mengurangi pesan makanan secara online dan mulai berjalan atau jogging untuk sampai ke tempat makan. Sekedar jalan kaki ke tempat makan juga baik untuk kesehatan.

c. Pergi jika hanya Benar-Benar Dibutuhkan

Jika jarak tempat tujuan jauh, mau tidak mau kamu harus menggunakan kendaraan untuk pergi tempat tujuan, prioritaskan untuk memakai kendaraan umum.

Sebenarnya, bahkan pergi jika benar-benar dibutuhkan bisa lebih baik. Kalau bisa dilakukan secara online alias tanpa bepergian, lebih baik lakukan secara online saja.

d. Menghabiskan Makanan yang Dikonsumsi

Sampah makanan adalah penyumbang sampah terbesar di Indonesia, bahkan melebihi sampah plastik. Dikutip dari katadata, pada tahun 2022, persentase sampah makanan pada penyumbang sampah di Indonesia mencapai 41,55%, kemudian disusul oleh sampah plastik sebesar 18,55%.

Lihatlah perbedaannya. Bahkan dua kali lipat dari persentase sampah plastik masih kalah jumlahnya dengan persentase sampah makanan. 

Selain menjadi penyebab perubahan iklim, besarnya sampah makanan di Indonesia juga sangat miris karena makanan yang tidak dikonsumsi tersebut seharusnya bisa diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan, misalnya orang yang kekurangan berat badan atau kekurangan gizi.

Mari hargai makanan dengan menghabiskan makanan yang dikonsumsi alias tidak menyisakan makanan. Hal ini tidak hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga untuk lingkungan.

e. Mengonsumsi Daging Sesuai dengan Kebutuhan

Menurut media The Guardian pada tahun 2021, daging berkontribusi pada 60% produksi gas rumah kaca yang dihasilkan saat fase produksi makanan.

Memang betul daging ikut menyumbang emisi karbon, tetapi ada zat gizi yang hanya ditemukan pada daging seperti asam amino lengkap. Selain itu, daging merah kaya akan kandungan vitamin B12, zat besi, dan zinc serta mengandung asam amino lengkap.

Sebagai solusinya, konsumsi daging sesuai dengan kebutuhan dan batasannya, yaitu 350-500 gram per minggu (untuk daging merah).  

Jangan lupa untuk makan sayur dan buah tidak hanya dalam memenuhi prinsip gizi seimbang saja, tetapi juga demi lingkungan yang lebih baik.

f. Tidak Memakai Sedotan saat Minum

Masih senang minum dengan sedotan? Sebaiknya tinggalkan kebiasaan tersebut karena sedotan yang tidak terpakai menjadi bagian dari sampah plastik yang menyebabkan perubahan iklim.

Lebih baik minum langsung dari gelasnya saja. Minuman yang diminum langsung dari gelas terasa lebih enak bukan?

g. Mencuci Pakaian dengan Tangan

Mencuci dengan mesin cuci memang praktis dan mudah. Setiap orang pasti terbantu, apalagi bagi yang sudah berumah tangga. Sayangnya, pemakaian mesin cuci memakai listrik yang berkontribusi pada emisi karbon.

Sesekali, cucilah pakaian tanpa mesin cuci alias dengan tangan sendiri. 

h. Menanam Pohon di Halaman Rumah

Salah satu penyebab dari perubahan iklim adalah penebangan hutan. Kita memang tidak mungkin membuat hutan sendiri, karena itulah, cukup tanam pohon di halaman rumah. Satu pohon saja sudah berarti untuk melawan dampak perubahan iklim.

i. Ada Pemilahan Sampah di Rumah

Dengan memilah sampah, misalnya sampah organik dan anorganik di rumah, kita bisa ikut menjaga lingkungan hidup dan melawan perubahan iklim. Hal ini karena masuknya sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) berkurang dan begitu juga untuk pemakaian transportasinya.

Sampah organik seperti tumbuhan sebaiknya dijadikan kompos. Kalau kita tidak bisa membuatnya di rumah, kita bisa cari tempat yang bisa mengolah sampah tersebut.

Untuk sampah anorganik yang berpotensi untuk didaur ulang, kita bisa memberikannya ke bank sampah. Residu dari sampah anorganik akan disetor ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) seandainya petugas TPA menyatukan kembali sampah yang sudah kita pilah.

j. Pakai Barang yang bisa Digunakan secara Terus Menerus (Tidak Sekali Pakai)

Memakai barang yang bisa digunakan secara terus menerus (reuseable) bisa membantu dalam melawan perubahan iklim dan menjaga perubahan iklim karena dapat mencegah potensi penumpukan sampah.

Kalau sering memakai barang sekali pakai, pastinya sampah akan menumpuk, sehingga akan mengurangi kualitas lingkungan hidup dan jumlah emisi karbon akan semakin besar.

k. Menulis tentang Hal yang bisa Dilakukan untuk Melawan Dampak Perubahan Iklim dan Menyebarkannya

Tulisan bisa berdampak banyak untuk orang-orang yang membacanya, termasuk soal melawan perubahan iklim. Kegiatan menulis juga bisa dilakukan di rumah, bahkan dimana saja.

Dengan membaca tulisan tentang dampak perubahan iklim dan cara mengatasinya, seseorang bisa mengetahui pentingnya isu ini dan tergerak untuk melakukan saran yang diberikan pada tulisan.

Satu pembaca saja sudah bisa berdampak. Jadi, jangan ragu untuk menyebarkan tulisan tentang melawan perubahan iklim.

Tulisan ini adalah bentuk aksi nyata dari hal tersebut.

Apa Kebijakan yang akan Aku Terapkan jika Diberi Mandat untuk Melawan Dampak Perubahan Iklim dan Menjaga Lingkungan Hidup?

Gambar 4. Ketika Membuat Kebijakan yang Pro dengan Alam dan Lingkungan

Jika diberikan mandat untuk melawan dampak perubahan iklim, aku akan membuat kebijakan berikut:

a. Memberlakukan Cukai pada Plastik

Barang seperti plastik wajib dikenakan cukai karena termasuk barang yang perlu dikendalikan peredarannya.

Dengan pemberian cukai plastik, diharapkan penggunaan plastik akan berkurang dan negara akan memiliki uang lebih banyak untuk membantu pelestarian lingkungan.

b. Insentif dalam Memakai Kendaraan Umum

Saat sedang ingin mendorong suatu kebiasaan di masyarakat, berikan suatu insentif. Contohnya, untuk meningkatkan daya beli properti masyarakat, maka kurangi suku bunga.

Untuk mendorong masyarakat dalam memakai kendaraan umum, maka perlu diberikan insentif untuk pemakaian kendaraan umum seperti tarif yang lebih murah, armada yang disiplin dengan jadwal, jalur kendaraan umum yang lebih banyak, dan akses yang strategis.

Jika aku adalah pemangku kebijakan, maka aku akan banyak memberikan insentif seperti tarif kendaraan umum yang lebih murah untuk pengguna setia kendaraan umum.

c. Menaikkan Pajak Kendaraan Pribadi

Untuk menekan pembelian suatu barang, bisa kenakan pajak untuk barang tersebut, contohnya adalah menaikkan pajak kendaraan pribadi.

Dengan pajak kendaraan pribadi yang naik, orang akan berpikir lebih banyak untuk membeli kendaraan pribadi, lalu mencari alternatif lain seperti memakai kendaraan umum.

d. Melarang Restoran dan Toko Swalayan untuk Menyediakan Sedotan dan Bungkus dari Plastik

Pemakaian sedotan dan bungkus dengan plastik di restoran harus dikurangi. Cara paling mudah adalah larangan untuk restoran dan toko swalayan untuk menyediakan barang tersebut.

e. Setiap Pemilik Rumah Wajib Menanam Setidaknya Satu Pohon

Aturan ini digunakan untuk mendorong masyarakat untuk menanam pohon, setidaknya hanya satu saja di halaman rumahnya. 

Untuk yang mengontrak, maka kebijakan akan dibebankan kepada landlord-nya, dan untuk yang tanahnya tidak memungkinkan untuk ditanami pohon, maka akan diberikan keringanan.

f. Memberikan Keringanan untuk Perusahaan yang Bergerak di Bidang Energi Terbarukan

Perusahaan yang bergerak di energi terbarukan akan diberikan insentif seperti pajak yang lebih kecil dan bantuan dana untuk mengembangkan usahanya agar perkembangan energi terbarukan akan semakin besar. Dengan kebijakan ini, semoga suatu saat industri energi terbarukan akan menggantikan industri energi yang tidak ramah lingkungan.

Siap Menyelamatkan Bumi dan Kita Semua dari Perubahan Iklim?

Gambar 5. Kesuksesan dari Tulisan Ini adalah saat Banyak yang Tergerak untuk Peduli dengan Isu Perubahan Iklim, Sumber: imgflip

Dari dampak perubahan iklim, jelas bahwa akan banyak pihak yang dirugikan, termasuk kita. 

Untuk melawan dampak perubahan iklim, tidak harus selalu jadi aktivis lingkungan. Bahkan, ternyata ada tindakan yang bisa dilakukan di rumah sendiri dalam rangka melawan dampak perubahan iklim.

Mari bersama bergerak berdaya, wujudkan Bumi berdaya dan pulih lebih kuat untuk melawan perubahan iklim!

Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!

Referensi

Annur, M. C. (2023, Maret 9). Katadata. Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/09/ri-hasilkan-19-juta-ton-timbulan-sampah-pada-2022-mayoritas-sisa-makanan

BRIN. (2023, Maret 30). BRIN. Retrieved from https://brin.go.id/news/112114/data-kamajaya-tujukkan-perubahan-iklim-2023-durasi-panjang-musim-hujan-di-indonesia

Ghifari, Y. F. (2023, April 11). Sirka. Retrieved from https://www.sirka.io/blog/2023/04/11/daging-merah-bermanfaat-selama-tahu-batasannya/

Milman, O. (2021, September 13). The Guardian. Retrieved from https://www.theguardian.com/environment/2021/sep/13/meat-greenhouses-gases-food-production-studyUN. (n.d.).

UN. Retrieved from https://www.un.org/en/climatechange/science/causes-effects-climate-change

Author

One thought on “Dampak Perubahan Iklim di Indonesia dan Hal yang bisa Kamu Lakukan di Rumah untuk Melawannya!

  • Ternyata ini jawabannya kenapa udah 2 bulan ini panas banget udaranya, lbih panas dari sebelum sebelumnya

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *