Kalimat Pembuka Artikel – Mengapa Penting dan Cara Membuatnya
Dalam pembuatan artikel, ada dua faktor yang akan menentukan apakah artikel kita akan dibaca sampai habis atau tidak, yaitu judul dan kalimat pembuka artikel.
Bak acara resmi yang diselenggarakan institusi, pasti butuh pembukaan sebelum acara. Begitu pula untuk artikel.
Bayangkan artikel yang langsung lompat ke isi tanpa ada pembuka sama sekali. Pasti kita bergumam “Ini orang nulis apaan ya, kok mendadak langsung bahas x, kaga jelas!” karena langsung ke isi tanpa ada pembuka.
Jadi, apa itu kalimat pembuka artikel? Mengapa penting? Bagaimana cara membuatnya?
Apa Itu Kalimat Pembuka Artikel?
Kalimat pembuka artikel adalah kalimat yang mengawali/paragraf pertama suatu artikel.
Biasanya, kalimat pembuka artikel berada di bawah judul atau nama penulis/editor/tanggal tayangnya artikel, bergantung bagaimana desain situsnya.
Mengapa Kalimat Pembuka Artikel Itu Penting?
a. Penentu Apakah Pembaca akan Lanjut Membaca atau Pergi
Kalau melihat analisa di Google Analytics, kita bisa melihat berapa persen bounce rate, durasi membaca, dan klik CTA pada artikel (kalau di-track).
Nah, bounce rate tinggi, durasi membaca yang singkat, atau tidak ada yang klik CTA bisa jadi merupakan salah satu tanda bahwa kalimat pembuka artikel kita kurang menarik.
Jadi, jangan remehkan pembukaan artikel karena hal itu adalah penentu apakah pembaca akan lanjut membaca atau pergi dari situs kita.
b. Membawa Pembaca untuk ikut Merasakan “Cerita” yang Diceritakan pada Artikel
Penulis yang baik punya kemampuan storytelling yang bagus. Nah, pembukaan pada artikel biasanya dijadikan cara oleh penulis untuk membawa pembaca untuk ikut merasakan cerita dari artikel, bak membaca novel.
Misalnya, kalau kita menulis pantai, maka kita bisa menceritakan latar tempat dari pantai di kalimat pembuka artikel seperti angin sepoi-sepoi, ombak yang berdesir, ada anak yang membangun kastil pasir, dll.
Ayo bawa pembaca untuk menyelami artikel kita!
c. Menunjukkan Urgensi Mengapa Artikel harus Dibaca sampai Habis
Karena pembukaan pada artikel menjadi kunci untuk menentukan apakah pembaca lanjut membaca atau tidak, maka kalimat pembuka artikel biasanya berisi soal urgensi bagi pembaca agar mereka mau baca artikel sampai habis.
Urgensinya bisa berupa:
- Ketakutan
- FOMO
- Penasaran (curiosity gap)
d. Bentuk Interaksi Pertama antara Penulis dan Pembaca
Kalau baca artikel yang hanya satu arah, kesannya pasti membosankan sekali ya? Lebih asyik membaca artikel di mana penulisnya ikut berinteraksi dengan pembacanya. Contohnya adalah adanya sapaan atau penggunaan diksi “kita”.
Tulisan yang ada interaksi antara penulis dan pembaca itu ibarat mengobrol biasa, hanya saja medianya berupa tulisan.
Interaksinya bisa berupa:
- Pertanyaan
- Ucapan selamat pagi/siang/sore/malam
- Sapaan
- Pengalaman yang relateable dengan artikel
Bagaimana Cara Membuat Kalimat Pembuka Artikel dan Apa Contohnya?
Kalimat pembuka artikel bisa dibuat dengan cara yang variatif. Berikut beberapa caranya:
a. Pertanyaan
Pertanyaan bisa menjadi bentuk pembukaan artikel yang bagus karena merangsang pembaca untuk berpikir dan berimajinasi.
Buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan judul dan isi artikel. Apalagi kalau relateable dengan pembaca. Pasti pembaca mau membaca artikelnya sampai habis.
Berikut contoh penerapannya:
“Halo pembaca, pastinya kamu sudah tidak asing dengan buaya bukan? Hewan yang satu ini memang kerap menjadi bahaya di sungai, tetapi tahukah kamu meski buaya bisa hidup di air dan darat, hewan ini bukanlah amfibi, melainkan reptil.”
b. Sapaan
Sebelum mulai membaca isi, kita bisa mencoba membuat kalimat pembuka artikel dengan sapaan, sesuai dengan brand guideline dan audience persona pembaca.
Biasanya, setiap brand punya sapaan khusus untuk audiensnya. Jadi, kalau kita mengurus artikel perusahaan, jangan lupa untuk mengetahui brand guideline-nya.
Jangan pakai sapaan Anda kalau audiensnya adalah generasi muda atau platform-nya kasual seperti media sosial.
Berikut contoh penerapannya:
“Halo teman yyy! Apakah kamu baru-baru ini melihat tren xx di media sosial? Ternyata tren xx ini tidak baik oleh kesehatan loh!”
c. Pakai Data
Memakai data juga bisa jadi pembukaan artikel yang kuat. Misalnya, “menurut survei yang dilakukan lembaga A, generasi Z lebih memilih untuk melamar kerja di job board yang ada kisaran gajinya agar tidak repot untuk negosiasi gaji“.
Data tersebut menjadi gambaran bagi pembaca tentang apa yang mau dibahas di isi artikel yang kita buat.
Tanpa data, tulisan kita hanyalah asumsi dan opini belaka.
d. Tunjukkan Urgensi
Kalimat pembuka artikel menentukan apakah pembaca lanjut membaca atau tidak. Karena itu, kita bisa menunjukkan urgensi mengapa artikel ini harus dibaca sampai habis. Misalnya:
- Ada info yang mereka butuhkan, sesuai dengan search intent
- Kerugian bagi mereka andai tidak membaca sampai habis
Menggunakan diksi seperti bayangkan juga bisa membuat pembaca berpikir, apalagi kalau hal ini menyangkut kepentingan mereka. Mereka akan menganggap bahwa artikel kita urgent.
Contoh 1: sayangnya, kalau kita bisa melakukan ini, tidak perlu repot-repot untuk memakai cara A. Bagaimana caranya?
Contoh 2: bayangkan kalau kita tidak perlu bekerja lagi karena financial freedom. Enak sekali rasanya bukan? Tidak perlu bekerja, uang mengalir ke rekening kita.
e. Pancing Rasa Penasaran Pembaca dengan Pertanyaan
Judul itu lebih ampuh dengan pertanyaan atau menggunakan tanda tanya. Hal ini juga berlaku untuk kalimat pembuka artikel.
Dengan mengajukan pertanyaan, kita merangsang pembaca untuk ikut berpikir. Andai mereka tidak tahu jawabannya, mereka akan penasaran dan menggali lebih lanjut dengan membaca artikel kita lebih lanjut.
Gunakan 5w+1h dalam menentukan pertanyaan yang tepat dalam kalimat pembuka artikel.
Contohnya: “Apakah kamu tahu kalau alam semesta kita itu mengembang setiap harinya? Mengapa hal ini bisa terjadi?”
f. Berikan Storytelling
Storytelling juga bisa menjadi pembukaan yang powerful. Hal ini karena kita membawa pembaca untuk menikmati suasana yang diceritakan di artikel kita. Pembuka dengan storytelling sangat dianjurkan untuk artikel dengan niche traveling/wisata.
Contohnya: “Pada pagi hari, di pantai dengan pasir putih yang memanjakan kaki ini, terdapat matahari yang baru saja terbit dari timur. Ditambah dengan hembusan angin sepoi-sepoi, desiran ombak yang lumayan rendah, dan burung yang berkicau. Rasanya ingin sekali menyisir pantai”.
g. Be Relateable dan Jangan Tone Deaf
Kalimat pembuka artikel juga bisa menceritakan pengalaman yang relateable di masyarakat umum. Hal ini bisa meningkatkan keinginan pembaca untuk engage dengan artikel kita. “Wah artikelnya gue banget nih”.
Sebaliknya, jangan buka artikel dengan kalimat yang tone deaf atau tidak sadar dengan realita.
Karena hal inilah, penting untuk mempelajari audiens kita.
Contoh kalimat pembuka yang relateable untuk banyak orang: Pernah gak sih merasa pas baru banget gajian, tetapi rasanya cepat sekali habisnya?
Contoh kalimat pembuka yang tone deaf: anak SMP sekarang punya jajan 5 juta per bulan, apakah mereka sudah bisa investasi?
h. Jangan Spoiler secara Eksplisit
Setiap orang pastinya benci dengan spoiler, apalagi untuk film yang belum tayang. Begitu juga dengan pembukaan pada artikel.
Cukup berikan gambaran tentang artikel secara umum. Tidak perlu berikan spoiler secara lengkap kepada pembaca di pembukaan artikel.
Kalau pembaca sudah tahu di awal, mereka tidak akan lanjut membaca sampai akhir.
Judul adalah Penentu Artikel akan Diklik atau Tidak, sementara Kalimat Pembuka Artikel adalah Penentu Artikel akan Dibaca sampai Habis atau Tidak
Judul dan pembuka sama-sama menjadi penentu bagi pembaca. Apakah mereka lanjut dengan artikel kita atau tidak. Karena itu, pembuatan keduanya harus diperhatikan.
Tidak enak bukan sudah capek-capek bikin artikel panjang, ternyata pembacanya tidak lanjut baca karena kalimat pembuka artikelnya tidak menarik?
Yuk buat pembukaan artikel yang membuat pembaca membaca artikel kita sampai habis 🙂
Pingback: 9 Cara Membuat Penutup Artikel yang Baik agar Pembaca Puas
Pingback: 13 Cara Menjadi Content Writer yang Sukses - Faris Yudza Ghifari
Pingback: 9 Cara Menang Lomba Blog/Menulis - Based on Experience
Pingback: Cara Membuat Artikel - Panduan Khusus untuk Pemula
Pingback: 13 Kesalahan dalam Penulisan Artikel dan Solusinya
Pingback: 9 Tugas Editor Artikel - Tidak hanya Sekedar Menyunting!