Majas Sarkasme – Kasar dan Menyakiti!
Kalau kita melihat media sosial seperti Twitter atau Tiktok, pastinya tiada hari tanpa adanya sarkasme, apalagi untuk menanggapi opini jelek atau blunder yang dilakukan oleh tokoh publik.
Sarkasme sering digunakan? Wajar saja karena manusia adalah makhluk emosional dan sering mencari kesalahan/hal negatif. Apalagi di dunia politik, wajar saja banyak sarkasme karena niatnya adalah menjatuhkan nama baik calon pejabat.
Yuk kita telusuri lebih lanjut soal majas sarkasme!
Apa Itu Sarkasme?
Dikutip dari KBBI, sarkasme adalah kata-kata pedas untuk menyakiti orang lain atau cemoohan/ejekan kasar. Bisa dibilang, sarkasme mirip dengan sinisme, namun sarkasme jauh lebih menyakiti dan negatif. Keduanya juga sama-sama termasuk sindiran kasar.
Mengapa Sarkasme sering Ada di Media Sosial?
Sarkasme sering ada di media sosial seperti Twitter dan Tiktok karena adanya perbedaan pendapat, namun tidak semua orang bisa memberikan sindiran dengan lembut.
Terkadang, dengan bantuan akun alter, seseorang bisa menulis sindiran kasar tanpa harus takut dengan konsekuensinya.
Buzzer politik juga kerap menggunakan sarkasme untuk menjatuhkan salah satu calon pejabat.
Ciri-Ciri Sarkasme
Ciri-ciri sarkasme yang paling mudah dilihat adalah:
- Sangat kasar
- Tone of voice negatif
- Jika dibaca, maka kamu bisa merasakan rasa sakit, apalagi kalau relate dengan dirimu
- Mengabaikan sopan santun
- Terkadang, bersifat subjektif
Cara Membuat Kata-Kata/Kalimat dengan Majas Sarkasme
Cara membuat kata-kata/kalimat dengan majas sarkasme itu sebenarnya mudah saja. Coba pikirkan diksi-diksi kasar/kotor, seperti diksi “kebun binatang”, lalu sampaikan kepada targetnya, sesuai dengan sindiran yang ingin kamu sampaikan.
Namun, karena sarkasme bertujuan untuk mengejek/menyakiti, pastikan kamu tahu siapa yang kamu berikan sarkasme beserta dengan konsekuensinya.
Sarkasme dapat menyebabkan seseorang berkelahi atau putus silaturahmi.
Contoh Kata-Kata/Kalimat dengan Majas Sarkasme
Pada intinya, sarkasme berisikan kalimat kotor, kasar, menyakiti, dan berniat mengejek. Berikut contohnya:
- Mulutmu bau banget, bahkan lebih bau daripada bangkai ayam tiren
- Bodoh sekali kamu, soal level SD saja tidak bisa paham
- Tukang nyontek seperti dia wajar saja di-DO. Biarkan kecurangan menjadi simbol kebodohannya
- Tidak ada bedanya kamu lari atau pun jalan, sama-sama lamban
- Opini jelekmu itu lahir dari otak yang kurang pendidikan ya?
- Otakmu itu sebenarnya di kepala atau di dengkul?
Sebisa Mungkin, Hindari Sarkasme
Karena bersifat sangat menyakiti, penulis jarang sekali menggunakan sarkasme dalam penulisan.
Meski sarkasmenya bersifat fakta sekalipun, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang rela diejek, dicemooh, atau pun direndahkan.
Kalau kamu memang ingin memakai sarkasme, pahami siapa targetmu dan siap dengan konsekuensinya!