Orphan Page – Jangan Biarkan Ada Kecuali pada Kondisi Khusus!
Dalam suatu situs, arsitektur yang sederhana dan penyematan internal link dari suatu laman ke laman lain akan memudahkan Google untuk memahami situs kita. Nah, kalau ada laman yang tidak punya internal ink yang mengarah ke dirinya, maka hal ini akan membuat Google kesulitan melakukan crawling. Laman yang tidak punya tautan yang mengarah kepadanya ini disebut dengan orphan page.
Laman yatim piatu? Maksudnya apa ya? Apakah laman ini berbahaya untuk SEO? Yuk kita ketahui lebih lanjut!
Apa Itu Orphan Page?
Orphan page adalah laman yang tidak punya internal link yang mengarah ke dirinya.
Maknanya simpel ya? Namun, ada bahayanya loh untuk SEO.
Bahaya Orphan Page untuk SEO
a. Laman Tidak Terindeks
Ingat bahwa salah satu cara kerja search engine adalah memakai tautan yang mengarah ke suatu laman sebagai sinyal bagi crawler untuk melakukan crawling.
Kalau tidak ada, jangankan crawling, proses selanjutnya, yaitu indexing dan ranking tidak akan bisa dilakukan.
Segera update internal link agar laman cepat terindeks. Jangan biarkan orphan page ada terlalu lama.
b. Ranking di SERP Kurang Tinggi
Kalau pun si orphan page ini telah terindeks, laman tanpa orphan page berpotensi punya ranking lebih rendah di SERP karena pagerank (algoritma Google) menggunakan inbound link sebagai ranking factor.
Value yang diberikan oleh tautan ini bernama link equity. Kalau tidak ada internal link yang mengarah ke suatu laman, laman yang orphan ini tidak mendapatkan equity apa pun, sehingga ranking bisa lebih rendah.
Ranking lebih rendah=potensi traffic berkurang (dan organic CTR lebih rendah)
c. User Experience Kurang Baik
Orphan page juga membuat user experience kurang menyenangkan karena ada laman yang tidak tersambung satu sama lain.
Meski ada breadcrumb yang bisa jadi petunjuk bagi user, navigasi lewat internal link juga perlu, terutama untuk konten baru yang belum pernah dibaca user.
Penyebab Orphan Page
a. Lupa Menyematkan Internal Link
Terkadang, kita mungkin lupa menyematkan internal link, terutama yang mengarah ke laman yang baru di-update.
Tentu saja hal ini menjadi penyebab orphan page.
b. Tidak Ada Content Pillar
Kalau tidak ada pilar, kita jadi tidak tahu tema konten kita apa, sehingga bahasannya jadi ngalor-ngidul, sehingga tidak menyambung satu sama lain. Hal ini akan menyulitkan penyematan internal link pada anchor text.
c. Migrasi Situs
Migrasi situs memang melelahkan, apalagi kalau situsnya besar. Semakin besar, semakin lama pengerjaannya, sehingga ada laman yang masih orphan page saat perbaikannya belum dikerjakan semua.
d. Revamp Situs
Situs yang revamp atau didesain ulang bisa memunculkan orphan page, terutama kalau terjadi perubahan permalink.
e. Kesengajaan
Ada laman yang memang sebaiknya jadi orphan page seperti laman yang tidak lama masa berlakunya seperti laman untuk campaign dengan periode pendek atau laman eksklusif untuk user tertentu.
Alasan di atas adalah orphan page yang diperbolehkan untuk diciptakan.
Cara Memperbaiki Orphan Page
Yah, solusinya simpel saja, yaitu menyematkan internal link yang mengarah ke orphan page tersebut.
Justru, bagian tersulitnya adalah menemukan orphan page.
Selain menyematkan internal link, jika orphan page-nya tidak memberikan value apa-apa, lamannya bisa dihapus atau diberikan noindex tag.
Cara Menemukan Orphan Page pada Situs
Kalau situsnya kecil seperti click depth yang “dangkal” atau baru punya beberapa laman saja, sangat mudah untuk menemukan orphan page. Bahkan, situs yang baru biasanya punya orphan page karena konten pilar belum terbangun dengan kuat.
Yang menjadi tantangan adalah menemukan orphan page di situs besar. Bak mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Cara mengecek bisa dilakukan dengan manual atau alat. Contoh manual adalah mengecek di all post pada WordPress dan lihat laman yang belum ada internal link yang mengarah ke sana. Kalau ada, itu adalah orphan page.
Jika memakai tools, alat untuk site audit seperti Semrush dan Ahrefs dapat membantu untuk menemukan orphan page.
Cara Mencegah Munculnya Orphan Page
a. Bangun Content Pillar yang “Kuat”
Content pillar yang “kuat” akan membuat konten yang kita buat punya keterkaitan satu sama lain, sehingga paling tidak ada satu internal link untuk disematkan, sehingga peluang munculnya orphan page akan mengecil.
b. Pasang Reminder
Jika kita suka lupa untuk menyematkan internal link, jangan lupa untuk pasang reminder kalau habis update laman baru, segera update internal link-nya juga.
c. Lakukan Pengawasan Secara Rutin
Rutin melakukan site audit dengan alat atau mengecek CMS secara manual akan membantu kita untuk mencegah terjadinya orphan page.
Kalau kelihatan ada orphan page, bisa langsung kita perbaiki dengan sigap.
Apakah Dead End Page dan Orphan Page Sama?
Jawabannya adalah berbeda. Dead end page adalah laman yang tidak punya outbound link, baik itu yang mengarah laman yang satu domain (internal) atau pun keluar domain (external). Namun, dead end page masih punya internal link yang mengarah ke lamannya.
Sementara itu orphan page masih bisa saja punya outbound link, namun tidak ada internal link yang mengarah ke lamannya.
Mari Buat Laman Sambung-Menyambung dengan Internal Link dan Content Pillar yang Kuat!
Orphan page bisa menjadi indikasi bahwa situs kita bahasannya masih tidak saling berkaitan atau topical authority-nya kurang terbangun dan konten pilarnya lemah.
Jangan biarkan ada laman yang “yatim” di situs kita, kecuali pada beberapa kondisi seperti laman campaign yang waktunya terbatas atau eksklusif untuk user tertentu.
Kalau ingin website/laman cepat terindeks di Google, minimalkan lah orphan page ini!
Referensi:
https://www.semrush.com/blog/orphan-pages/#how-to-fix-orphan-pages
https://ahrefs.com/blog/orphan-pages/
https://ahrefs.com/seo/glossary/orphan-page