Outdated Content – Konten yang sudah Usang?
Meski ada konten bertipe evergreen yang tidak lekang oleh waktu, ternyata bisa juga “usang”. Alasannya adalah ternyata ada informasi yang lebih update, sehingga informasi sebelum terjadi update menjadi hoaks atau dengan kata lain bukan lagi merupakan fakta. Konten yang “usang” ini bernama outdated content.
Apa bahaya dari outdated content? Apakah berpengaruh terhadap SEO? Lalu, bagaimana cara memperbaikinya?
Apa Itu Outdated Content?
Outdated content adalah konten yang “umurnya sudah habis” atau “kadaluarsa” karena berbagai faktor seperti standar yang berubah-ubah.
Bisa dibilang, outdated content adalah antonim dari fresh content.
Contoh Outdated Content
Beberapa contoh outdated content, antara lain:
- Konten campaign di tanggal campaign-nya sudah selesai
- Job board yang sudah tidak menerima panggilan atau perekrutan karyawannya sudah berakhir
- Informasi yang sudah “usang” seperti berita yang ternyata misinformasi
- Hukum di bidang sains/humanoria yang sudah diganti dengan yang terbaru
- Standar industri lama sebelum di-update
- Data karyawan lama
- UUD atau peraturan lain yang sudah diamandemen
Bahaya Outdated Content
a. Memberikan Informasi Hoaks/Kadaluarsa
Bahaya dari outdated content pada dasarnya adalah informasi yang sudah tidak lagi relevan atau dulunya fakta, sekarang bukan lagi fakta, sehingga jika suatu outdated content tidak “dibuang” atau diperbaiki, kita bisa memberikan informasi hoax secara tidak sengaja kepada pembaca kita.
b. Berpengaruh Terhadap SEO
Google juga menyukai fresh content karena mereka ingin memberikan konten terbaru yang berotoritas dan relevan. Jadi, kalau ada outdated content yang belum di-update atau di-remove, maka akan berpengaruh terhadap SEO sebuah situs.
c. Menurunkan Reputasi Situs dan Pemiliknya
Informasi yang tidak di-update menunjukkan bahwa pemilik situsnya tidak tahu atau tidak mau tahu soal informasi ter-update, sehingga reputasi bisa menurun.
Apa yang harus Dilakukan pada Outdated Content?
Terdapat dua pilihan untuk outdated content, yaitu diperbaiki atau “dibuang”.
a. Diperbaiki
Diperbaiki yang dimaksud di sini adalah melakukan update agar kontennya relevan dan tidak jadul. Awalnya fakta, karena sudah kadaluarsa, menjadi hoax. Tentu saja hal itu tidak ingin sampai terjadi bukan?
Namun, perbaikan ini akan memakan banyak waktu jika banyak sekali konten yang harus diperbaiki.
b. “Dibuang”
Makna dibuang ini bisa dibagi dua, yaitu dihapus atau diblokir.
Untuk menghapus konten, kamu bisa melakukannya dengan menekan tombol trash pada WordPress. Namun perlu ada pertimbangan seperti bagaimana cara memperbaiki broken link yang mengarah ke laman yang dihapus. Sebenarnya akan lebih mudah kalau lamannya orphan page atau belum terindeks oleh Google.
Beberapa solusi setelah menghapus laman adalah:
- redirect
- 410 deleted
- Noindex tag
Sementara itu, untuk diblokir, maksudnya adalah memberi tahu Google agar tautan ini diblokir saja, sehingga tidak muncul di Google search. Hal ini bisa dilakukan di bagian remove pada Google Search Console. Selain itu, pakai robots.txt juga bisa, namun agak berisiko untuk situs yang besar.
Jangan Sampai Outdated Content jadi “Parasit” di Situs Kita
Outdated content itu seperti hama/parasit karena kehadirannya bisa mengganggu ekosistem yang ada di blog kita. Contohnya adalah merusak kredibilitas situs kita yang memberikan informasi faktual, namun gara-gara outdated content, imej tersebut jadi rusak.
Selalu perbarui/perbaiki atau “buang” outdated content jika diperlukan. Tidak ada yang menyukai informasi yang sudah usang. Kecuali sejarah karena berupa fakta (bukan opini) alias akan berlaku sepanjang waktu.
Happy writing and optimizing!
https://neilpatel.com/blog/outdated-content/