Rencana Pengelolaan Keuangan Pribadi yang Ideal untuk Mewujudkan Kemerdekaan Finansial bareng Nanovest
Perencanaan keuangan atau budgeting adalah hal yang vital untuk bertahan hidup dan mencapai tujuan finansial seperti merdeka finansial. Tanpa skill tersebut, mau kita penghasilannya 100 ribu rupiah atau 1 miliar rupiah per bulan sekalipun, ujungnya akan habis juga.
Alasan tidak ada pemenang lotre yang menjadi orang terkaya di dunia adalah karena mereka tidak pernah punya rencana pengelolaan keuangan pribadi yang baik. Padahal, sejatinya basis dari rencana pengelolaan keuangan adalah jangan lebih besar pasak daripada tiang, sebuah peribahasa yang bahkan sudah diajarkan dari SD, tetapi justru lebih cocok diberikan untuk orang dewasa yang suka kalap dan tidak tahu uangnya pergi kemana saja.
Kalau sering baca konten keuangan di media sosial, biasanya rumus 50-30-20 menjadi pakem dari rencana pengelolaan keuangan pribadi. Kenyataannya, hal tersebut tidak bisa dipakai ke semua orang. Mirip-mirip dengan diet. Si A cocok dengan diet A, tetapi si B belum cocok dengan diet A. Begitupula untuk rencana pengelolaan keuangan pribadi. Tidak ada satu solusi untuk semua masalah.
Lalu, bagaimana rencana pengelolaan keuangan yang ideal agar bisa merdeka finansial, aman di hari tua, dan bisa pensiun dini? Tenang saja, bukan dengan rumus pakem (yang mungkin klise) 50-30-20. Dari pengalamanku setelah lulus kuliah dan punya penghasilan sendiri, berikut jawabannya!
1. Pemasukan
Loh kok pemasukan? Tentu saja pemasukan harus bisa diprediksi karena akan memengaruhi rencana pengelolaan keuangan. Kalau tidak ada uangnya alias pemasukan, memangnya apa yang mau dikelola?
Untuk orang yang pemasukannya tetap dan konsisten sama seperti karyawan dengan gaji bulanan mungkin akan lebih mudah untuk menghitungnya. Hanya saja, hal ini akan lebih sulit untuk pengusaha atau freelancer yang pemasukannya tidak tetap dan berubah-ubah.
Selalu catat berapa pemasukan yang datang untuk menentukan langkah selanjutnya dalam perencanaan pengelolaan keuangan. Lebih bagus lagi kalau kita bisa memprediksi berapa pemasukannya. Bisa dari bulan/musim, pola pemesanan klien, laporan keuangan tahun lalu, dll.
Berapa pemasukan yang kita terima menjadi basis dari seberapa besar jumlah pengeluaran yang ideal.
Aku sendiri termasuk pegawai yang menerima penghasilan tetap di tiap bulan dan penghasilan tambahan lewat side hustle. Pemasukan side hustle inilah yang tidak menentu dan harus diprediksi dengan baik.
Pro tip: jangan mengandalkan pemasukan dari satu sumber saja. Perbanyak sumber pemasukan (stream of income) dengan mengandalkan pemasukan aktif (active income) dan pemasukan pasif (passive income). Hanya mengandalkan satu sumber pemasukan sama saja dengan berdiri, tetapi hanya mengandalkan satu kaki saja.
2. Hutang/Cicilan
“Aaaaa, aku ingin beli ini itu banyak sekali”. Mungkin begitu pikiran orang yang baru saja gajian, mirip-mirip lagu Doraemon, bedanya tidak ada kantong ajaib di dunia ini. Padahal, pemikiran untuk keinginan justru sebaiknya diletakkan di prioritas paling belakang dalam rencana pengelolaan keuangan pribadi.
Sebelum berpikir untuk beli ini itu, coba pastikan apakah punya hutang/cicilan atau tidak? Setelah dapat pemasukan, selalu prioritaskan untuk membayar hutang/cicilan terlebih dahulu, apalagi jika hutang/cicilan tersebut punya bunga yang besar.
Menurut rule of thumb, utang/cicilan tidak boleh lebih dari 30% gaji. Sejujurnya. lebih baik tidak berhutang sama sekali kalau bisa. Hanya saja, ada hutang yang baik untuk dilakukan, misalnya hutang untuk usaha atau beli aset.
Jangan pernah berhutang konsumtif demi memuaskan orang yang kamu benci atau flexing di media sosial. Hal itu tidak ada gunanya!
Dulu aku kepikiran untuk beli HP dengan brand ternama, tetapi tidak jadi karena sayang uang. Uang yang dipakai buat beli HP tersebut bisa digunakan untuk makan dan bertahan hidup selama 3-6 bulan. Lagipula paling-paling balasan orang yang aku benci cuma “oh” doang setelah aku beli HP dengan brand ternama tersebut.
3. Investasi
“Wah, kapan aku bisa belanja-belanjanya ini”. Tenang! Setelah beres soal hutang, prioritas selanjutnya adalah investasi. Mengapa? Karena kalau kita membeli ini itu duluan baru menabung, percaya deh, tidak akan ada uang untuk diinvestasikan.
Dalam rencana pengelolaan pribadi wajib namanya save first, spend later atau bisa diganti jadi invest first, spend later karena kita tidak hanya sekedar menabung, tetapi investasi! Investasi adalah kunci utama dalam mencapai kemerdekaan finansial.
Prinsip save first, spend later dan investasi menjadikanku pemuda yang dulu beli obat lambung di akhir bulan karena asam lambung naik akibat tidak ada uang buat beli makan, menjadi tidak kenal lagi sama yang namanya “tanggal tua”.
Menabung di celengan atau bank apakah tidak apa-apa? Sebenarnya sih tidak apa-apa, tetapi apakah kamu mau uangmu tergerus nilainya karena inflasi? Kalau aku sih tidak mau. Justru hal tersebut akan menghambat kita untuk mencapai kemerdekaan finansial.
Porsi investasi bisa sefleksibel mungkin bergantung pada pemasukan dan rencana pengeluaranmu.
Kalau kamu pemasukannya sedikit dan lagi banyak kebutuhan, jangan paksa untuk pakai pakem 20% untuk investasi. 1%-5% saja tidak masalah.
Hal yang sama berlaku juga jika kamu pemasukannya banyak, misalnya 100 juta rupiah per bulan. Jangan 20% lah, pelit sekali kelihatannya, kecuali kamu membantu bayar UKT (uang kuliah tunggal) banyak saudara atau menanggung biaya pengobatan keluarga yang sedang sakit.
Kalau pemasukanku 100 juta per bulan, aku akan mengalokasikan 50-70% untuk investasi. Lagipula, pengeluaranku dalam sebulan tidak banyak-banyak amat karena sudah terbiasa frugal living.
Jika kita punya pemasukan besar dan rencana pengeluaran yang sedikit, jangan pernah ragu untuk berinvestasi.
Aku sendiri menyukai investasi saham karena sesuai dengan profil risikoku. Dalam berinvestasi saham, aku memilih market mature seperti bursa wall street. Nanovest menjadi pilihanku untuk berinvestasi di bursa tersebut.
Setelah berinvestasi di bursa efek Amerika, aku mendapatkan keuntungan 15% di tahun 2022. Sebuah pencapaian yang bagus karena aku berhasil mengalahkan inflasi Indonesia dan juga lebih dari gain beberapa aset berisiko rendah.
4. Kebutuhan
Habis dapat pemasukan, hutang/cicilan dibayar, investasi sudah dilakukan, mari kita beli kebutuhan kita!
Porsi kebutuhan biasanya memegang persentase yang paling besar di antara yang lain, terutama jika sudah berkeluarga. Untuk mempermudah, aku menyusun daftar belanja yang pastinya recurring atau berulang di tiap bulannya. Dengan begitu, pengelolaan keuangan bisa lebih mudah.
Kalau pemasukan masih kecil, persentase pengeluaran untuk kebutuhan bisa di antara 60-80%. Mau lebih kecil dari itu? Cobalah untuk memperbanyak pemasukanmu alias buat stream of income.
Semakin banyak pemasukanmu, seharusnya persentase pengeluaran akan mengecil. Kalau sama atau lebih banyak? Coba lihat apakah kamu gagal membedakan kebutuhan dan keinginan, gaya hidup naik, atau ada orang yang berhutang kepadamu, tetapi tidak dibayar-bayar?
5. Berbagi/Amal
Dari pemasukan, jangan lupa rencana untuk berbagi atau amal.
Untuk persentasenya, minimal 2,5% dari pemasukan. Kalau maksimal? Sesuai kesanggupanmu saja. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam berbagi.
Agar uang yang kamu gunakan untuk berbagi jatuh kepada tangan yang tepat alias orang yang membutuhkan, lebih baik berbagi/beramal di tempat yang sudah terpercaya kredibilitasnya.
Jangan lupa untuk berbagi/beramal, baik saat dalam keadaan “luas” atau pun “sempit” .
6. Keinginan
Mungkin bagian ini yang ditunggu para pembaca. Setelah menyelesaikan lima perkara, akhirnya sampai juga di keinginan. Berita baiknya, ini merupakan hal terakhir yang harus diatur dalam rencana pengelolaan keuangan.
Dalam rule of thumb, keinginan biasanya memiliki persentase 30% dari pemasukan. Bisa lebih banyak? Bisa dong. Kalau lebih sedikit? Bisa juga. Semua kembali ke tujuan keuanganmu.
Kalau kita ingin cepat mencapai kemerdekaan finansial, tentunya pengeluaran untuk keinginan harus ditekan. Ingat konsep delayed gratification dimana kita harus menunda kesenangan sementara demi kesenangan yang lebih besar.
Jika pemasukan kecil, tekan keinginan sekecil-kecilnya dan jangan sampai mengganggu porsi lainnya.
Meski kelihatan dianak tirikan, kita wajib punya pengeluaran untuk keinginan. Jangan sampai semua pemasukan yang kita terima diinvestasikan atau beli kebutuhan. Kalau kita tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk keinginan, kesehatan mental kita yang akan “membayarnya”. Nikmatilah pemasukan yang sudah didapatkan dengan jerih payah, sesuai dengan porsinya.
Dulu aku pernah dengan naifnya tidak membeli apa yang aku inginkan dan berakhir stres berat. Padahal, kita punya hak untuk membeli barang/jasa yang kita inginkan.
Ingin merdeka finansial dan hari tua yang aman bukan berarti meninggalkan seluruh keinginanmu di masa kini.
Bagian Khusus: Investasi Saham
Dalam bagian investasi, aku menyebutkan tentang investasi saham sebagai favoritku. Alasan lengkapnya adalah:
- Potensi capital gain yang besar
- Bisa mendapatkan dividen/bagi hasil dari keuntungan perusahaan
- Tidak perlu modal besar
- Aku lebih suka investasi risiko tinggi (sesuai dengan profil risiko)
- Likuid, bisa dijual kapan saja selama pasar sedang buka
- Mudah, tinggal beli di platform seperti Nanovest
- Tempat analisa banyak, contohnya id.investing.com dan Yahoo finance
Aku lebih memilih untuk beli saham di bursa Amerika (wall street) karena:
- Mature market, lebih “nurut” dengan teknikal
- Pemain kunci dalam perekonomian dunia
- Banyak brand besar yang listing di bursa tersebut
- Tidak ada namanya ARA dan ARB
- Pembelian cukup dilakukan dengan 5000 rupiah saja. Tidak ada harus minimal 1 lot
- Ada tokoh investor terkenal yang berinvestasi di bursa tersebut
Di bursa tersebut, ada beberapa saham yang menjadi incaranku karena aku yakin bisa bermanfaat untuk jangka panjang demi mewujudkan mimpi untuk merdeka finansial.
Saham di bawah ini merupakan wishlist-ku.
Saham yang Aku Ingin Beli di Bursa Amerika untuk Jangka Panjang
Disclaimer: saham yang disebutkan di bawah ini bukanlah ajakan untuk dibeli atau pom-pom. Selalu DYOR (Do Your Own Research/Do Your Own Risk) sebelum membeli saham atau dengan kata lain jangan beli suatu saham karena ikut-ikutan orang!
a. Realty Income (O)
Loh, bukan saham macem Google (GOOG), Tesla (TSLA), atau brand terkenal lainnya. Justru malah ingin membeli Realty Income (O)?
Prinsipku dalam membeli saham adalah tidak hanya mengharapkan capital gain semata, tetapi juga dividen yang besar. Kalau bisa bahkan sering-sering bagi dividen, jadi potensi keuntungannya juga berlipat.
Realty Income adalah salah satu perusahaan REITs (Real Estate Investment Trust) yang memberikan dividen di setiap bulannya kepada investornya. Jadi, tidak hanya gajian saja yang cair bulanan, dividen juga cair bulanan jika berinvestasi di saham ini.
Dividen yang diberikan oleh Realty Income sudah berjalan lebih dari 20 tahun dan dividennya terus bertambah besar.
Dividend yield dari perusahaan ini adalah 4,91% per 11 Mei 2023. Itu artinya, jika kamu bermodal 100 juta rupiah, maka kamu akan mendapatkan dividen sebesar 4.910.000 dalam setahun. Jika dibagi 12 (per bulan), itu berarti orang yang berinvestasi di Realty Income sudah mendapatkan lebih dari 400 ribu rupiah per bulan dan itu pun belum dihitung dengan capital gain-nya.
Setiap mendapatkan dividen dari Realty Income, aku akan membeli sahamnya lagi agar bisa mendapatkan dividen lebih banyak. Hal ini disebut dengan dollar cost averaging dalam rangka untuk menerapkan compound interest (bunga yang berbunga).
Aku yang sudah membeli saham ini, bak mendapatkan bonus gajian tiap bulan. Jadi, tanpa bekerja, uang ada yang mengalir ke rekening. Asik kan?
b. Apple (AAPL)
Rasanya kurang afdol kalau berinvestasi di bursa Amerika, tetapi tidak membeli saham dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di bursa tersebut.
AAPL adalah saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa Amerika dan dunia untuk saat ini dengan kapitalisasi pasar sebesar 2,73 triliun USD per 11 Mei 2023. Bisa dibilang, Apple adalah perusahaan yang paling valuable di dunia ini.
Lewat sokongan modal dari Warren Buffet dengan persentase kepemilikan 5% dari saham AAPL membuat investasi di saham Apple lebih terpercaya, minim risiko, dan bagus untuk jangka panjang.
AAPL cocok untuk mencapai merdeka finansial karena selain inovasi teknologi yang luar biasa dan produknya yang mendunia, perusahaan ini dimiliki oleh Warren Buffett yang merupakan investor jangka panjang. Jadi, tidak perlu takut saat sahamnya jatuh karena “pausnya” tidak akan pergi dalam waktu yang cukup lama. Ditambah lagi, AAPL sudah pernah melakukan stock split, sehingga sahamnya sekarang jauh lebih murah dan kita bisa mendapatkan share yang lebih banyak.
Meski saham sektor teknologi terkenal dengan minim/tidak ada dividen karena modalnya kebanyakan dipakai untuk inovasi dan RnD (Research and Development), Apple tetap memberikan dividen kepada investornya per 3 bulan. Hal ini juga yang membuatku yakin kalau Apple itu cocok untuk jangka panjang.
c. International Bussiness Machine (IBM)
Belakangan ini, sedang ramai pembahasan soal kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Jika sedang berbicara tentang hal tersebut, International Business Machine (IBM) menjadi top of the mind.
Dengan semakin menjamurnya AI di kehidupan manusia, International Business Machine adalah perusahaan dengan prospek yang cerah.
Untuk dividen sendiri, IBM juga membagikan dividen per 3 bulan dengan dividend yield 5,46% (per 11 Mei 2023). Meski hanya membagi dividen per 3 bulan, dividend yield-nya lebih dari Realty Income yang membagi dividen setiap bulannya.
Prospek cerah, dividen tinggi. Sudah pasti akan menjadi wishlist dalam saham yang ingin kubeli untuk disimpan secara jangka panjang dalam rangka menggapai kemerdekaan finansial.
Bagaimana Cara Membeli Saham di Bursa Amerika?
Saham di bursa Amerika bisa dibeli dengan platform bernama Nanovest. Aset digital pilihanku yang kusebutkan di atas juga bisa dibeli melalui platform tersebut.
Apa Itu Nanovest?
Nanovest adalah platform investasi yang berdiri di Indonesia sejak tahun 2021. Tujuan mereka adalah memudahkan investasi untuk semua orang dan memberikan gambaran kalau investasi itu menarik. Harapannya, masyarakat akan menggapai kemerdekaan finansial dan hari tua aman bareng Nanovest!
Apakah Nanovest Aman?
Tidak perlu khawatir soal keamanan karena Nanovest diawasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Jadi, tidak perlu ragu untuk berinvestasi saham Amerika melalui Nanovest!
Apa saja Kelebihan Nanovest?
Kelebihan Nanovest antara lain:
- Pembelian saham di bursa Amerika bisa dilakukan dengan minimal pembelian hanya 5000 rupiah saja
- Terdapat referral yang memungkinkan kamu untuk mendapatkan keuntungan dengan mengajak orang untuk berinvestasi di Nanovest
- UI (User Interface)-nya bagus
- Terdapat video pengajaran tentang saham agar kamu tidak asal membeli saham. Kalau kurang sreg dengan video, ada artikel juga sebagai media pembelajaran
- Ada analisa prediktif untuk sahamnya serta penilaian dari berbagai analis
- Informasi emiten/perusahaan beserta fundamentalnya
- Berita gratis yang relevan dengan emiten/perusahaan yang mau kita investasikan
- Ada referral, sehingga kita berkesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang tidak terbatas dengan mengajak orang lain untuk berinvestasi di platform tersebut
Rencana Pengelolaan Keuangan Pribadi adalah Kunci Menggapai Kemerdekaan Finansial
Saat kuliah dulu, aku kerap menghabiskan uang bulanan sebelum pergantian bulan. Rencana pengelolaan yang aku terapkan di atas menjadi alasan mengapa aku bisa hidup sampai sekarang dan menikah.
Kemerdekaan finansial adalah sesuatu yang menantang untuk dicapai karena diperlukan rencana pengelolaan keuangan pribadi yang ideal, kesabaran yang luar biasa, dan tentunya investasi yang mengalahkan inflasi seperti investasi saham.
Dengan rencana pengelolaan keuangan pribadi yang benar, kamu tidak akan pernah kenal lagi sama yang namanya tanggal tua, kebutuhan dan keinginan bisa dibedakan dengan baik, impulsive buying dan stres berkurang, serta menggapai kemerdekaan finansial dan hari tua yang aman + sejahtera.
Banyak orang yang menyesal di hari tuanya karena tidak menyiapkannya dengan baik dan rencana pengelolaan keuangan pribadi yang buruk. Karena itu, banyak juga yang berandai-andai kalau waktu bisa diulang agar pengelolaan keuangan bisa lebih baik. Hei, tenang saja, kamu tidak terlambat kok. Waktu terbaik untuk memulai adalah sekarang juga!
Nanovest adalah platform yang bisa membantu kita dalam berinvestasi saham di bursa Amerika. Kalau begitu, apa hari tua aman bareng Nanovest? Tentu saja bisa!
Mari buat rencana pengelolaan keuangan yang benar agar kita bisa merdeka finansial dan menjalani hari tua dengan aman. Yuk mulai #SetupYourLife dan berinvestasi di bursa saham Amerika yang #AmanBarengNano sekarang juga!
Pingback: Bagaimana Peran Kepala Keluarga untuk Mewujudkan Pokok Pikiran dari Hari Keluarga Nasional?