Content Writing

Seni Menulis di Niche Kesehatan

Seni Menulis di Niche Kesehatan

Setiap niche memiliki seni menulisnya masing-masing. Sudah setahun saya menulis di niche kesehatan, tepatnya di start-up konsultasi ahli gizi bernama Sirka. Dari pengalaman bekerja tersebut, penulis mendapatkan sebuah insight tentang seni menluis di niche kesehatan.

Apa saja yang saya pelajari tentang menulis soal kesehatan di sana? Ini dia!

1. Jangan Menghakimi Pembaca

Saat orang sedang mencari tahu tentang solusi dari masalah kesehatan di mesin pencari, itu berarti ia sedang ketakutan karena takut salah penanganan, sedang mendiagnosa sendiri penyakit yang dideritanya, atau sedang mencari solusinya.

Sebaiknya memang langsung ke dokter saja, tetapi namanya insting bertahan hidup manusia, pasti semua orang ingin mengetahui bahwa ia sedang baik-baik saja, sehingga perlu konfirmasi.

Tulisan tentang kesehatan tidak boleh menghakimi pembaca karena tidak semua orang ahli di bidang kesehatan. Daripada menghakimi dan menyalahkan pembaca, lebih baik tawarkan solusi untuk memecahkan masalah mereka.

2. Perbanyak Berdiskusi dengan Ahli Kesehatan

Namanya juga niche kesehatan, sudah sepatutnya penulis banyak berdiskusi dengan ahli di bidang tersebut. Misalnya, kalau mau bikin tulisan soal diet, maka perbanyaklah berdiskusi dengan ahli gizi tentang ilmu diet. Kalau mau buat tulisan tentang hal medis, maka berdiskusilah dengan dokter untuk ilmu medis.

Mereka akan membantumu dalam menyempurnakan artikel. Bisa jadi artikel yang ditulis belum sepenuhnya faktual atau perlu tambahan penjelasan.

3. Pakailah Empati

Karena tulisan di niche kesehatan erat sekali kaitannya dengan penyakit, maka perlu lebih banyak tulisan dengan nada empati. Tidak ada orang yang mau sakit di dunia ini.

Dengan memakai empati, pembaca juga akan lebih sadar untuk memperbaiki dirinya, misalnya awalnya malas berolahraga jadi bisa olahraga dua kali dalam seminggu, hingga memenuhi standar WHO, yaitu 150 menit per hari.

4. Prioritaskan Referensi dari Jurnal Ilmiah

Banyak hoax bertebaran soal kesehatan di media sosial. Sebagai penulis di niche kesehatan, kita harus memastikan bahwa tulisan yang dibuat sudah faktual.

Caranya? Selain bertanya ke ahli kesehatan, bisa juga dengan menggunakan sumber yang kredibel. Contoh paling baiknya adalah jurnal ilmiah.

Jurnal ilmiah yang digunakan sebaiknya ter-update. Selain itu, perhatikan juga metode penelitiannya, bagaimana perlakuan sampel, profil sampel yang diteliti. Jangan hanya membaca kesimpulannya saja.

Kalau kamu ingin cara cepat, coba baca abstrak dari jurnal karena abstrak berisi rangkuman soal jurnalnya.

Dengan mengambil referensi dari jurnal ilmiah, pembaca juga merasa lebih aman dan yakin bahwa informasi yang ia baca bukanlah hoax, tetapi faktual.

5. Solutif

Biasanya, orang mencari artikel kesehatan untuk mencari solusi dari masalah kesehatan yang dialami.

Sebagai penulis, berikan solusi yang konkrit, jelas, faktual, dan mudah dipahami bagi pembaca.

Dari solusi yang disebutkan, beberkan juga alasan mengapa solusi tersebut perlu dilakukan.

Kesimpulan yang solutif juga bisa jadi penutup yang bagus.

Menulis di Niche Kesehatan punya Tanggung Jawab Besar di Dalamnya

Menulis di niche kesehatan harus lebih hati-hati karena kalau kontennya tipe YMYL (your money your life) seperti penanganan keracunan makanan, serangan jantung, dll. kalau informasinya salah, bisa timbul korban jiwa.

Kalau bukan YMYL? Kalau salah informasi, penulis ikut bertanggung jawab untuk menyebarkan hoax yang bisa menyebabkan orang-orang salah dalam menangani suatu masalah kesehatan.

Saat menulis di niche kesehatan, niatkan untuk membantu orang untuk menyelesaikan masalah kesehatannya. Bukan untuk menghakimi mereka.

Perbanyak juga diskusi dengan ahli kesehatan, serta minta feedback dari mereka, terutama soal apakah artikel yang kamu tulis sudah faktual atau belum.

Menulis dengan kaidah SEO bagus untuk dilakukan jika ingin tulisanmu mudah ditemukan oleh mesin pencari.

Mari menulis di niche kesehatan dengan benar dan bertanggung jawab.

Author