SEOWebsite

Seperti Apa Situs SEO Friendly dan Cara Membuatnya?

Kalau penulis lihat di SERP, kebanyakan search query di SEO friendly hanya menghasilkan jawaban soal cara membuat artikel SEO friendly, tetapi tidak dengan situsnya. Padahal, situs SEO friendly dibutuhkan jika tulisan kita ingin ranking di SERP.

Seperti apa ciri-ciri situs SEO friendly? Bagaimana cara membuatnya?

Apa Itu Situs SEO Friendly?

Situs SEO friendly adalah situs yang mudah sekali di-crawl (akses), indeks, bahkan sampai ranking di Google SERP. Simpel bukan? Tapi ada banyak hal yang harus dikerjakan untuk menciptakan situs SEO friendly.

Menciptakan SEO friendly termasuk pada teknik on-page SEO dan technical SEO.

Bagaimana Cara Membuat Situs yang SEO Friendly?

a. Laman yang bisa Diindeks dengan Mudah

Tentu saja syarat situs SEO friendly yang mutlak adalah lamannya bisa di-crawl dan indeks dengan mudah oleh Google bot. Beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Buat Alt Text

Tahukah kamu? Google atau pun mesin pencari lainnya tidak bisa melihat gambar, jadi mereka melihat alt text untuk mengilustrasikan konteks suatu gambar.

Selain membantu mesin pencari, alt text juga menambah user experience karena meskipun gambar gagal loading, ada teks yang menjelaskan konteks dari gambarnya.

Best practice dari alt text bisa kamu ketahui di sini!

2. Hindari Hidden Text

Bukan hidden text yang merupakan teknik black hat SEO ya. Hidden content atau konten tersembunyi (misalnya di belakang formulir atau menu) akan sulit untuk diindeks.

Lebih baik buat konten secara “terbuka”.

3. Sediakan Transkrip jika ada Video atau Audio

Sama seperti gambar, Google tidak bisa mendengar/melihat video dan audio. Karena itulah penting untuk menyediakan transkrip. Bisa dibilang transkrip adalah alt text dari video atau audio.

4. Pakai No Index pada Robots.txt dengan Bijak

Meta tag no index pada robots.txt bisa membantu automasi untuk memblokir banyak halaman sekaligus.

Ada beberapa halaman yang wajib tidak boleh di-crawl Google bot seperti halaman login atau admin, tetapi terkadang bisa saja kita membuat kesalahan dengan memblokir halaman yang penting.

Halaman yang berpotensi mendatangkan traffic, tetapi diblokir robots.txt atau di-no index akan menyebabkan traffic turun atau kehilangan potensi kenaikan traffic.

b. Rendering

Untuk bagian ini, kita bisa mengecek sendiri di Google Search Console. Jika halaman terindeks Google, maka akan ada tanda centang dan pernyataan bahwa URL situs kita ada di Google.

c. Arsitektur Situs yang Simpel

Arsitektur situs yang simpel biasanya punya hierarki yang jelas. Mudahnya, arsitekur situs adalah bagaimana laman di situsmu terhubung satu sama lainnya.

Semakin kompleks strutkur situsmu, bahkan ada orphan page, maka semakin sulit Google bot untuk mengindeks laman pada situsmu. Karena inilah, optimasi internal link diperlukan.

Optimalkan click depth, jangan sampai user perlu sampai lebih dari tiga-lima kali klik untuk mencapai suatu laman.

d. Konten Unik dan Berkualitas

Selain melanggar etika, plagiarisme juga dibenci oleh Google (konten duplikat).

Buatlah konten unik yang mengaplikasikan Google E-E-A-T agar bermanfaat untuk pembaca.

Berat? Memang. Worth it? Tentu saja!

Sebagai informasi, gelar seseorang (sarjana, magister, doktor, profesor) saja bisa dicabut jika melakukan plagiarisme.

Unik saja tidak cukup. Buatlah konten yang berkualitas, yaitu memenuhi search intent dari user.

Cara membuat artikel/konten SEO friendly bisa kamu ketahui secara lengkap di sini!

e. Gunakan Canonical Tag

Jika kamu punya konten yang mirip satu sama lain, tetapi kamu hanya ingin rank di salah satu saja, maka gunakanlah canonical tag.

Meski ada kekurangan seperti ada konten yang tidak terindeks, tetapi potensi konten duplikat bisa dihindari.

f. Struktur URL

Pakailah URL atau permalink yang menjelaskan konteks dari laman kita. Jangan URL random yang bahkan user susah mengingatnya seperti www.a.co/arsasarsarssaasasasasatataat.

URL yang baik itu menjelaskan konteks seperti alt text pada gambar. Contohnya: https://www.farisyudza.com/5w-1h-6-pertanyaan-yang-bermanfaat-untuk-banyak-hal/.

Jangan lupa untuk pakai https.

g. Batasi Jumlah Laman

Semakin banyak laman, semakin berat juga audit dan kerja crawler. Google lebih menyukai satu laman yang “kuat” dibandingkan banyak laman kecil.

Laman yang lebih banyak biasanya punya masalah ini:

h. User Experience yang Bagus

Google selalu meng-update algoritma menuju ke user experience yang lebih baik, maka buatlah situsmu menjadi user friendly.

1. Mobile First Design

Mayoritas orang menggunakan internet dengan HP. Bahkan Google mengakui bahwa mobile friendly itu adalah salah satu Google ranking factor.

Jadi, lebih baik prioritaskan desain untuk mobile terlebih dahulu.

2. Judul yang Deskriptif

Bukan judul clickbait ya. Title tag atau judul sebaiknya mendeskripsikan suatu laman. Jangan pakai frasa seperti welcome to my site, jelaskan apa lamannya secara jelas.

Title tag merupakan sinyal yang kuat, jadi jangan disia-siakan.

3. Heading untuk Sub Judul

Ketika ada sub bahasan atau sub judul, gunakan H2, H3, H4, dst. Selain memudahkan pembaca untuk mencerna konten, hal ini juga membantu Google untuk mengetahui konteks dari kontenmu.

Heading ini bisa kita buat terlebih dahulu, yaitu saat membuat outline.

i. Desain yang Responsif

Selain mobile first, desain yang responsif juga harus dipakai.

Jika kamu tidak bisa desain atau tidak punya karyawan desainer, maka pakai saja theme yang responsif. Jangan pakai yang buat loading situs lemot.

Desain yang responsif ini juga adaptif, bisa beradaptasi dengan apa pun gawai yang digunakan oleh pengguna, sehingga penting untuk situs SEO friendly.

j. Otoritas Topik yang Jelas

Sebaiknya sebuah situs SEO friendly itu punya otoritas topik yang spesifik. Contohnya, web digital marketing ya digital marketing saja, tidak usah lompat ke bahas agama.

Situs gado-gado seperti media nasional mungkin memang merajai SERP, tetapi mereka juga kesulitan untuk menggeser situs yang otoritas topiknya kuat di niche tertentu.

Bagaimana cara membangun otoritas topik yang jelas? Caranya:

k. Percepat Loading Speed

Jangan lupa untuk memantau loading speed secara berkala. Tidak ada yang mau menunggu sampai 5 detik untuk mengakses suatu situs. Lagipula, loading speed termasuk Google ranking factor.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mempercepat loading speed:

  • Pakai theme yang loading speed-nya cepat
  • Optimasi gambar (kompres dan pakai format WEBP)
  • Minimalkan file javascript, html, dan CSS
  • Batasi penggunaan redirect
  • Buang render-blocking javascript yang tidak diperlukan
  • Jangan terlalu banyak instal plugin
  • Pakai cache

Tidak hanya Konten, Situs SEO Friendly juga Perlu!

Kalau konten kita sudah SEO friendlytetapi situsnya tidak SEO friendly, maka tetap saja akan sulit untuk ranking, bahkan bisa terjadi deindex Google.

Jika ingin performa SEO situs kita bagus, maka on-page, technical, dan off-page SEO kita harus jalan tiga-tiganya, tidak bisa hanya salah satu atau dua kaki saja yang jalan.

Mari buat situs SEO friendly, tidak hanya konten yang berkualitas saja. Ingat bahwa murid terpintar sekalipun (konten berkualitas) butuh lingkungan yang baik (situs SEO friendly) untuk bisa mengeluarkan potensinya. Akan jauh lebih baik jika ada rekomendasi dari orang yang punya otoritas terhadap anak tersebut (backlink berkualitas).

Sumber:

https://backlinko.com/hub/seo/seo-friendly-design

https://www.webfx.com/seo/learn/seo-friendly-website/

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *