SPOK – Penulis yang Menggunakan Bahasa Indonesia Wajib Baca!
SPOK…. mungkin terdengar familiar karena materi ini telah diajarkan di bangku sekolah dasar. Kenyataannya, ilmu yang diajarkan di level SD ini terpakai bahkan ketika seseorang telah menjadi profesional di bidang apa pun, apalagi penulis profesional.
Sebenarnya, apa itu SPOK? Mengapa struktur ini penting untuk penulis? Apa saja contoh penerapannya?
Apa Itu SPOK?
SPOK adalah kepanjangan dari subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kalimat yang baik biasanya mengandung struktur ini. Namun, bisa juga strukturnya diubah menjadi OPSK, terutama pada kalimat pasif.
Struktur inti dari kalimat pada bahasa Indonesia paling tidak mengandung subjek dan predikat.
Bagian dari SPOK
Penjelasan ini dikutip dari buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia yang dibuat oleh Pusat Pembinaan Badan, Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dan Kementrian Pendidikan
a. Subjek
Subjek merupakan bagian klausa yang menjadi pokok kalimat.
Bagian ini dapat berupa kata benda (nomina atau frasa nominal) atau makhluk hidup. Intinya, subjek biasanya bisa dijawab dengan pertanyaan apa dan siapa.
Jadi, kalau ada nama orang atau benda, besar kemungkinan itu merupakan subjek, terutama pada struktur kalimat aktif.
Namun, pada kasus tertentu, subjek dapat berupa kata sifat atau verba. Contohnya adalah “merokok itu buruk untuk kesehatan wanita”: merokok jadi subjeknya. “pelit itu sifat yang tidak boleh dimiliki hartawan”: pelit jadi subjeknya.
b. Predikat
Predikat adalah unsur utama pada suatu kalimat. Bagian ini dapat berupa kata kerja (verba) dan kelompok kata kerja (frasa verba), atau kata sifat (adjektiva) atau kelompok kata sifat (frasa adjektival), serta kata benda (nomina) dan kelompok kata benda (frasa nominal). Namun, kalau diperhatikan baik-baik, biasanya verba yang menjadi predikat pada struktur sebuah kalimat.
c. Objek
Berbeda dengan subjek dan predikat, objek sendirian tidak bisa membangun suatu kalimat. Bahkan, fungsi bagian ini bergantung dari predikatnya. Selain itu, objek juga tidak dapat didahului oleh kata depan/preposisi.
Biasanya, objek berada di sebelah kanan predikat pada kalimat aktif. Namun, kalau predikatnya bukan verba transitif, tidak ada objek dalam struktu kalimatnya.
d. Keterangan
Kalau menyusun suatu kalimat, wajib namanya ada subjek dan predikat. Namun, keterangan bersifat opsional. Kita bisa menambahakan keterangan untuk memperjelas suatu kondisi (terutama dalam novel/fiksi).
Keterangan bisa berupa nomina, frasa numeral, preposisional, dan adverbia. Jadi, jangan heran kalau keterangan waktu banyak dipakai pada struktur SPOK.
Keterangan waktu cukup strict penggunaannya di bahasa Inggris. Beda waktu, beda juga tenses-nya. Berbeda dengan bahasa Indonesia.
Mengapa Penulis Perlu Paham SPOK?
Penulis apa pun (content writer, copywriter, technical writer, penulis buku/novel), perlu paham SPOK. Alasannya:
a. Basis dari Tulisan yang Bagus
Basis tulisan yang bagus, dari kata, frasa, paragraf, hingga jadi satu tulisan lengkap adalah bagaimana strukturnya. Pada struktur kalimat, fondasinya adalah SPOK.
Kalau SPOK-nya bagus, maka semua dari pembuka sampai penutup pasti akan tulisannya akan terlihat rapih, sambung menyambung, dan jelas (readability-nya baik).
b. Menghindari Kalimat Ambigu
Kalimat ambigu bisa terjadi karena struktur yang buruk seperti mengabaikan SPOK.
Jadi, untuk mencegah kalimat tersebut muncul, kita bisa memperbaiki struktur kalimat (SPOK) yang kita terapkan.
c. Menentukan Diksi yang Tepat
Pemilihan kata tentunya dipengaruhi juga oleh struktur kalimat yang diinginkan. Tidak hanya SPOK, apakah dibalik menjadi OPSK, atau malah tidak ada keterangan sama sekali?
Tentukan dulu struktur yang diinginkan, baru pilih diksi yang pas.
d. Mendapatkan Tujuan yang Diinginkan dari Target Pembaca Orang Indonesia
Kalau audience/buyer persona-mu adalah orang Indonesia, kamu perlu menerapkan SPOK yang benar. Wajar kan? Kalau ingin menarget warga Indonesia, maka gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satunya adalah penerapan SPOK pada struktur kalimat.
Tujuan dari tulisan bisa banyak. Contohnya adalah pembaca mengklik call to action, hingga melakukan pembelian.
Contoh Kalimat dengan Struktur SPOK
Berikut beberapa contoh kalimat dengan strutkru SPOK:
- Faris memanaskan mesin mobil di sore hari
- Artur mendapatkan piala di pagi hari
- Gloria meracik bumbu rahasia di siang hari
- Bejo menendang bola di malam hari
Terlihat jelas bukan? Pada contoh pertama:
S: Faris
P: Memanaskan
O: Mesin mobil
K: Di sore hari
Keterangan sebenarnya tidak harus keterangan waktu, bisa juga keterangan tempat.
SPOK Diterapkan, Tulisan Semakin Ke Depan!
Tulisan yang bagus pastinya punya fondasi yang kuat. Salah satu fondasinya adalah SPOK ini.
Kalimat yang tidak menerapkan SPOK biasanya ambigu atau berbelit-belit, sehingga sulit dibaca.
Jadi, untuk penulis, sebaiknya kita mulai dari dasar dulu ya kan? Ilmu yang diajarkan di sekolah dasar ini akan terpakai sampai kapan pun loh!