Buat mereka yang sudah berkecimpung di dunia SEO, pasti ga asing dengan istilah Crawled – Currently Not Indexed, bukan?
Status di atas merupakan indikasi kalau konten kamu sebenarnya sudah dikunjungi oleh robot mesin pencari, tapi tidak kunjung masuk ke dalam indexing Google. Salah satu penyebabnya adalah konten kamu tidak bisa dipahami oleh GoogleBOT baik dari sisi konteks–ga ngerti isi kontennya tentang apa. Kok bisa?
Di TurnBackLink.com, kami mendapat banyak sekali pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Untungnya bagi kalian, melalui artikel ini kami akan jelaskan penyebab dan cara mengatasinya berdasarkan studi kasus-studi kasus client yang menggunakan jasa SEO professional kami.
Apa yang kita lihat, berbeda dengan apa yang dilihat oleh GoogleBOT, lho. Google ga bisa tuh bedain mana artikel biasa, mana landing page–kecuali kamu sudah mengimplementasikan schema markup di kedua halaman tersebut.
Sebuah halaman website, setidaknya terdiri dari 3 elemen penyusun: HTML, CSS, dan JS. Masing-masing memiliki fungsi mirip seperti tubuh manusia, yaitu:
Agar konten kita bisa terlihat dengan baik, ketiga file tersebut harus bisa dipanggil sempurna, dengan demikian kita bisa tahu dan melihat dengan baik isi dari sebuah halaman website.
Katakan kalian punya website, dan file yang bisa dirender oleh GoogleBOT hanya JS yang berfungsi untuk mengatur action atau respon dari sebuah halaman. Karena hanya berisi kumpulan action, GoogleBOT tidak menemukan konten yang bermanfaat.
Dengan demikian website kamu dianggap ga berguna, dan ga layak masuk ke indexing mereka–sedih memang, tapi itu memang faktanya.
Sebagian besar konten yang mudah untuk di crawl oleh GoogleBOT dalam bentuk HTML, untuk mengetahui apakah website kamu bisa dirender dengan baik, kamu bisa memeriksanya dengan Google Search Console, atau kalian bisa pakai tools sejenis technicalseo pre-rendering test, begini contoh hasil akhirnya:
Dari hasil test tersebut, terlihat bahwa konten turnbacklink.com dapat dirender sempurna dan menunjukan status 200 (OK).
Perlu diingat bahwa tahapan yang akan kami jelaskan dibawah ini merupakan penjelasan yang general untuk semua jenis website, baik itu yang mengadaptasikan Server Side Rendering (SSR), ataupun Client Side Rendering (CSR). Jika kalian berharap mengetahui secara detail, baiknya kalian ikut program Akademi SEO yang diselenggarakan oleh TurnBackLink.com, ya.
Begini tahapannya :
Salah satu penyebab konten tidak bisa dirender adalah URLnya di tandai sebagai konten yang tidak boleh diakses oleh robot mesin pencari. Beberapa orang mengatur URL yang tidak boleh di akses dalam bentuk Robots.txt.
Oleh karena itu, pastikan URL mu tidak masuk dalam daftar Disallow di robots.txt, kamu bisa menggunakan tools seperti robot exclussion checker untuk mengetahui apakah kontenmu diblok atau tidak. Begini contohnya :
Agar kontenmu mudah dipahami oleh Google, pastikan elemen penting seperti judul (<h1>), subjudul (<h2>), paragraf (<p>), dan link disusun dengan rapi dalam HTML. Struktur yang jelas membantu mesin pencari mengenali topik utama halamanmu dan memprioritaskan konten yang relevan saat proses crawling dan indexing.
Penyebab lain konten kamu tidak dapat dirender dengan sempurna adalah karena saat loading, JS dan CSS perlu dipanggil terlebih dahulu untuk menampilkan isi halaman website. Semakin lama waktu pemanggilan ini, semakin besar Crawl Budget yang diperlukan oleh GoogleBOT.
Kamu bisa melakukan optimasi untuk loading speed ini dengan cara memprioritaskan agar konten HTML muncul terlebih dahulu, atau membuat asynchronous untuk file-file JS dan CSS, sehingga tidak saling menunggu.
Beberapa client yang kami kerjakan di TurnBackLink, ada yang menggunakan tombol load more untuk menampilkan isi halaman. Hal ini justru bisa menghambat proses rendering, karena butuh interaksi dulu untuk menampilkan isi halaman atau isi konten secara utuh.
Jika memang jenis bisnismu adalah yang bergantung pada interaksi audience, ada baiknya menggunakan private section atau sebisa mungkin hindari menampilkan isi konten dengan menunggu interaksi seperti diatas.
Jika kamu menyembunyikan elemen dengan tujuan untuk mengakali proses indexing, maka ini merupakan kesalahan besar. Google melarang tegas bagi pemilik website yang menutup atau menyembunyikan informasi dengan harapan mengakali konten agar terlihat tipis. Resiko dari menyembunyikan konten adalah websitemu bisa kena manual penalty dari Google.
Karena pentingnya proses rendering, kamu sebaiknya memperhatikan dengan seksama bagaimana konten kamu dilihat oleh audience dan search engine. Dengan memahami pentingnya proses rendering dalam SEO, kamu tidak hanya memastikan kontenmu tampil sempurna bagi pengguna, tetapi juga dapat terbaca dengan baik oleh mesin pencari.
Apalagi untuk website yang mengandalkan JavaScript, memastikan bahwa halamanmu bisa dirender dengan baik oleh Google menjadi salah satu kunci agar kontenmu bisa muncul di hasil pencarian. Kalau kamu butuh insight tambahan seputar SEO dan Digital marketing, kamu bisa melihatnya di TurnBackLink.com, ya!
Menjadi mahasiswa berarti mulai belajar untuk lebih mandiri, termasuk dalam hal mengatur keuangan. Salah satu…
Memantau perkembangan latihan kini menjadi lebih mudah dengan adanya fitur tracking pada gym app. Dengan…
Kalau kamu lagi cari motor second atau bekas, pemilik blog ini punya kabar baik untukmu.…
Kembali lagi ke studi kasus SEO. Kali ini, pemilik blog ini ingin mengetahui apakah jika…
Salah satu day to day pekerjaan orang SEO adalah membuat laporan atau report tentunya. Namun,…
Kalau kamu mau jadi praktisi SEO, pasti penasaran bagaimana day to dayatau keseharian dalam pekerjaan mereka.…