Gambar 1. Cara negosiasi gaji yang baik dan benar diperlukan agar dapat bayaran yang layak, sumber: unsplash
Untuk pekerja, baik itu full time, kontrak, atau freelance, semuanya perlu cara negosiasi gaji yang baik agar mendapatkan gaji yang layak, kerja dengan motivasi yang tinggi, dan bisa memenuhi nafkah keluarga.
“Pak, saya mau gaji 150 juta per bulan atau saya tidak ambil” atau “Pak, saya mau gaji 100 juta karena lulusan kampus ternama” eits tunggu dulu, bukan begitu cara negosiasi gaji yang baik dan benar. Yang ada kamu malah merusak reputasi sendiri kalau begitu caranya. Yuk baca blog ini lebih lanjut!
Negosiasi gaji diperlukan agar pekerja dan klien/perusahaan mendapatkan kesepakatan bersama dalam pengupahan/penggajian.
Pekerja butuh gaji untuk hidup, sedangkan perusahaan juga harus mengkalkulasi gaji yang diberikan agar perusahaan bisa berkembang/survive. Gaji bisa dibilang adalah bentuk investasi perusahaan terhadap sumber daya manusianya.
Dengan cara negosiasi gaji yang baik, diharapkan pekerja puas karena mendapatkan gaji yang sesuai dengan ekspektasinya, sedangkan perusahaan juga happy karena mendapatkan karyawan dengan spek yang sesuai dan bayaran yang masih masuk ke budget.
Terkadang, kita melihat perusahaan yang langsung memberikan range gaji di job board. Nah, kalau kita tertarik dan lolos ke interview/offering, kita bisa tanya ekspektasi perusahaan sesuai dengan range yang mereka tawarkan dan juga kecocokan dengan ekspektasi kita.
Kalau perusahaan tidak menampilkan range gaji yang ditawarkan di job board bagaimana? Kita bisa tanya saat interview user dan biarkan mereka membuka pertanyaannya terlebih dahulu.
Jangan buru-buru senang dulu saat tahu gaji yang ditawarkan besar. Cek juga gaji yang ditawarkan itu gross atau net.
Kalau masih gross, maka hitung juga berapa potongan seperti pajak penghasilan, BPJS, dll.
Jika repot menghitung sendiri, tanya saja ke HR-nya. Berapa gaji net-nya?
Selain gaji, bisa saja ada tambahan seperti tunjangan:
Nah, tambahan seperti ini perlu dipertimbangkan juga. Jadi, jangan lihat hanya dari gaji saja.
Untuk yang range gajinya tidak ditampilkan di job board, jangan lupa untuk riset tentang bayaran pekerjaan kita di perusahaan lain.
Beberapa yang harus diriset saat membandingkan gaji adalah:
Jangan sampai riset yang kita lakukan tidak apple to apple atau cherry picking. Misalnya, jangan berharap perusahaan kecil sanggup membayar gaji sebesar perusahaan bonafid.
Contoh lain, jangan samakan upah di daerah A dengan daerah B. Setiap daerah punya standar yang berbeda.
Pro tip: tinggal di daerah yang biaya hidupnya rendah, tapi kerja di daerah yang gaji standarnya tinggi.
Saat kita negosiasi gaji, jangan langsung ngegas minta gaji eksak, apalagi kalau di luar range yang ditawarkan perusahaan di job board.
Bicaralah dengan sopan, tetapi dengan intonasi yang tidak merendahkan diri sendiri dan yakin dengan gaji yang kita inginkan.
Percaya diri itu harus. Kalau kita saja tidak percaya dengan diri sendiri untuk dibayar sesuai ekspektasi kita. Bagaimana orang lain (perusahaan) juga bisa percaya?
Pro tip: jangan terlihat desperate.
Sebenarnya ini adalah bagian terpenting dari cara negosiasi gaji yang baik dan benar, yaitu kasih alasan yang logis mengapa kita layak diberi gaji sekian besar.
Beberapa hal ini dapat digunakan sebagai bargaining power saat negosiasi gaji:
Contoh kalimat saat negosiasi gaji “Menurut saya, gaji xxx rupiah cukup layak karena saya berhasil meningkatkan traffic website dari 1500 per bulan ke 10000 per bulan dalam waktu 4 bulan dengan cara A. Selain itu, saya punya pengalaman memimpin tim berjumlah empat orang dan berhasil menyelesaikan proyek dengan sangat baik, yaitu (tulis hasil pencapaian tim yang dipimpin)”.
Dalam negosiasi gaji, jangan memberikan angka eksak. Lebih baik gunakan range agar perusahaan dan kita sama-sama membuka diri untuk berdiskusi perihal bayaran yang win-win solution untuk semua.
Saat memberikan range, berikan angka yang logis. Batas bawah dan batas atasnya jangan terlalu jauh agar perusahaan tidak langsung menembak batas bawahnya. Note: hal ini berlaku untuk perusahaan yang tidak menampilkan range gaji di job board.
Kalau angkanya eksak dan perusahaan merasa tidak sanggup/kamu tidak layak, negosiasi bisa batal, sehingga kita gagal dapat pekerjaan dan perusahaan kehilangan kesempatan dalam mendapatkan talenta cemerlang untuk mengembangkan perusahaannya.
Pro tip: minta batas atas gaji yang kita tawarkan kalau memungkinkan.
Tidak ada orang yang suka dengan ultimatum/ancaman seperti “lakukan ini atau aku akan pergi”.
Perlu diketahui, perusahaan yang bagus pasti tidak hanya melakukan wawancara dengan satu orang kandidat saja. Pasti ada lebih dari satu atau dua kandidat yang didekati agar bisa dibandingkan dari seluruh aspek agar mendapatkan apa yang terbaik.
Kalau memberikan ultimatum/ancaman, hampir dipastikan kamu tidak akan mendapatkan pekerjaannya. Ya mau bagaimana, tidak ada orang yang suka diberi ultimatum atau ancaman.
Penulis yakin tidak ada job seeker yang hanya melamar di satu pekerjaan saja. Meski begitu, kita wajib menunjukkan ketertarikan kepada perusahaan yang kita lamar saat interview dan negosiasi gaji.
Dengan menunjukkan ketertarikan dengan perusahaan, calon klien/employer akan berpikir bahwa kita adalah kandidat yang benar-benar niat untuk bekerja sama dengan mereka serta lebih mudah untuk disukai.
Coba kalau kita berbicara kepada orang lain tentang suatu hal, tetapi orangnya malah main HP karena tidak tertarik. Rasanya pasti menjengkelkan dan tidak ingin melanjutkan pembicaraan bukan? Analogi yang sama bisa diterapkan saat interview dan negosiasi gaji.
Saat negosiasi gaji, jangan coba-coba untuk berbohong. Misalnya tentang gaji terakhir, pencapaian di perusahaan sebelumnya, sertifikasi yang diperoleh, dan lain sebagainya.
Perusahaan yang baik pasti akan melakukan background check, jadi percuma saja berbohong.
Kalau pun kita lolos dengan berbohong, pasti akan terlihat juga kebohongannya saat masa probation (untuk full time).
Sebaik apa pun bangkai disembunyikan, baunya akan tercium juga.
Saat negosiasi gaji, jangan terlalu egois dengan hanya memikirkan diri sendiri. Lihat juga perspektif calon perusahaan tempat kita bekerja.
Dengan memahami perspektif mereka. Kita akan lebih mudah bernegosiasi karena kita tahu apa yang kira-kira perusahaan harapkan agar investasi sumber daya manusia mereka tidak sia-sia.
Fresh graduate biasanya belum punya pengalaman kerja profesional yang “wah” untuk dijual dan referral sebagai bukti dari skill mereka. Untuk itu, fresh graduate bisa memanfaatkan ini untuk negosiasi:
Jangan menggunakan nama almamater saat negosiasi gaji karena HR biasanya sudah melakukan screening lewat background check almamater kampus.
Selain itu, jangan langsung mengiyakan tawaran gaji dari perusahaan. Beranilah untuk eksplorasi range gaji yang ditawarkan. Kalau langsung mengiyakan, itu sih namanya bukan negosiasi.
Jika negosiasi gajinya lewat surel/e-mail, maka gunakanlah template ini:
Halo, selamat pagi/siang/sore/malam Kak/Mas/Pak/Bu (Nama HR)
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya.
Melihat range gaji yang ditawarkan, saya cukup tertarik dengan tawarannya dan sesuai dengan ekspektasi saya.
Saya berharap gaji dengan jumlah (tembak langsung eksak karena setuju) dari penawaran ini.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya lewat e-mail ini atau nomor wa (+62xx).
Sekali lagi, terima kasih banyak
Best regards,
Namamu
Halo, selamat pagi/siang/sore/malam Kak/Mas/Pak/Bu (Nama HR)
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya.
Melihat range gaji yang ditawarkan, bolehkah kalau tawarannya dinaikkan menjadi (range gaji yang diinginkan).
Alasannya adalah (berikan alasan mengapa gaji harus sekian).
Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya lewat e-mail ini atau nomor wa (+62xx).
Sekali lagi, terima kasih banyak
Best regards,
Namamu
Pada intinya, negosiasi gaji lewat surel/e-mail memiliki outline:
Ingat, tetap utamakan kesopanan, kejujuran, keyakinan, dan keterbukaan.
Sebagai penutup, cara negosiasi gaji yang ditulis di blog ini bukan agar perusahaan mau mengambil gaji dengan batas paling bawah dalam tawaran dan kita (pekerja) pasti ambil batas atas.
Negosiasi gaji itu perlu agar kita (pekerja) mendapatkan gaji yang diinginkan dan perusahaan mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan budget dan skill yang diinginkan.
Percuma kalau kita bekerja, tetapi misuh-misuh karena gaji tidak sesuai ekspektasi akibat mengiyakan tawaran perusahaan yang sebenarnya kita tidak ingin menerimanya. Kalau dalam kondisi tersebut, mungkin sebentar lagi akan resign atau paling tidak melakukan quiet quitting.
Yuk dapatkan gaji yang sesuai dengan keinginan kita (pekerja) lewat negosiasi gaji yang baik dan benar!
Sumber:
https://www.indeed.com/career-advice/pay-salary/how-to-negotiate-salary
https://ph.prosple.com/campus/salary-negotiations-9-best-practices-for-fresh-graduates
https://hbr.org/2014/04/15-rules-for-negotiating-a-job-offer
Kalau kamu lagi cari motor second atau bekas, pemilik blog ini punya kabar baik untukmu.…
Kembali lagi ke studi kasus SEO. Kali ini, pemilik blog ini ingin mengetahui apakah jika…
Salah satu day to day pekerjaan orang SEO adalah membuat laporan atau report tentunya. Namun,…
Kalau kamu mau jadi praktisi SEO, pasti penasaran bagaimana day to dayatau keseharian dalam pekerjaan mereka.…
Kalau kamu sering dengar cara optimasi SEO, mungkin kamu akan dengar kisah sukses. Namun, ada…
Kebutuhan cetak berkualitas tinggi dalam volume besar semakin meningkat di era sekarang ini. Mulai dari…