Salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh praktisi SEO profesional adalah melakukan audit situs. Pemilik blog ini baru dapat cerita bahwa ada orang SEO yang hanya memberikan report SEO berupa laporan Semrush saja. Yah, tidak sepenuhnya salah, tidak sepenuhnya benar. Namun, jika dianalogikan, itu mirip dokter yang hanya memberi tahu masalahnya, tapi tidak memberi tahu solusinya. Padahal SEO seharusnya menjadi konsultan bagi kliennya.
Bagaimana cara audit SEO? pa alat untuk audit SEO? Kapan waktu yang tepat?
Audit SEO adalah melakukan audit terhadap website atau Google Business Profile yang dilakukan untuk menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki dari sisi SEO, seperti broken link, kesalahan pemasangan canonical tag, konten yang keluar dari topik situs, dll.
Beberapa waktu/kondisi ini tepat untuk audit SEO:
1. Rutin, seminggu sekali atau sebulan sekali. Makin besar ukuran situsnya, sebaiknya makin rutin untuk audit
2. Organic traffic mengalami stagnansi atau penurunan
3. Tidak achieve KPI/OKR SEO
4. “Digeser” kompetitor
Beberapa alat ini cocok untuk audit SEO:
1. Screamingfrog
2. Google search console dan search console lainnya seperti Bing Webmaster
3. Alat SEO yang populer seperti Semrush, Ahrefs, dan Ubersuggest
4. View page source untuk melihat kodingan dari halaman
5. Google analytics
6. Google business profile dan Google maps, khusus untuk local SEO
7. Google news untuk melihat apakah ada presensi di media berita
8. Google search untuk analisa kompetitor/SERP dan memastikan jumlah laman yang terindeks (bisa dengan ketik site:namasitus di Google penelusuran)
Pertama, harus jelas dulu latar belakang dilakukannya audit. Mengapa? Karena beda latar belakang, beda juga apa yang harus diaudit atau data yang harus dilihat terlebih dahulu.
Selain latar belakang, tentukan juga tujuan melakukan audit. Mirip dengan latar belakang, namun tujuan ini lebih ke goal. Contohnya, traffic stagnan adalah latar belakang audit. Sementara itu, tujuan audit adalah meningkatkan traffic dengan cara menemukan penyebab stagnansi.
Mintalah backlog optimasi karena riwayat optimasi bisa menjadi petunjuk saat kita melakukan audit. Kira-kira apa yang ternyata tidak dilakukan, tetapi malah dilakukan dalam optimasinya.
Jika dianalogikan backlog optimasi ini seperti riwayat kesehatan pasien. Setiap orang pasti beda, termasuk alergi dan konsumsi obat keras.
Backlog ini termasuk semua pilar, on-page, technical, off-page, dan local SEO (jika ada).
Ada banyak alat yang bisa kita pakai. Umumnya, untuk audit teknis, Screamingfrog menjadi pilihan utama. Sementara itu, beberapa tools seperti Semrush, Ahrefs, dan Ubersuggest juga bisa ada audit teknis biasa, bahkan ada rekomendasinya serta prioritas mana yang harus diperbaiki terlebih dahulu.
Pertama, kamu bisa lihat homepage situs, arsitektur situs, dan peta situsnya. Cek beberapa hal ini:
2. Peta situs/sitemap.xml
3. Loading speed
4. Data halaman yang terindeks dan tidak terindeks di Google dan mengapa suatu halaman tidak diindeks
Dari pengamatan/pengecekan sekilas dan audit dari tools, kita bisa cek apa yang perlu diaudit terlebih dahulu. Contohnya, halaman servis punya loading speed buruk, sementara halaman blognya tidak. Maka, mulai cek dulu dari halaman servis.
Dari audit, catata masalah SEO yang ada di website, baik itu dari tools atau pun pemeriksaanmu secara manual. Jangan hanya bermodalkan tools saja ya. Terkadang ada beberapa masalah SEO yang ternyata bisa dilihat dengan mata telanjang, tapi tidak dengan tools. Pengalaman pribadi pemilik blog ini, ada kesalahan pemasangan arah tautan pada canonical tag, namun hal ini tidak terdeteksi di tools.
Memang tidak ada situs yang sempurna, termasuk dari sisi SEO. Karena itu, kamu harus memprioritaskan masalah apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu beserta solusinya.
Untuk menentukan prioritas, kamu bisa menilai dari impact dan effort yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Low effort dan high impact menjadi prioritas pertama, sementara low impact dan high effort masuk ke prioritas terakhir atau bahkan tidak perlu dikerjakan sama sekali (misal karena keterbatasan sumber daya web developer).
Prioritas ini akan memudahkan tim produk/tech untuk project management karena tidak ada gunanya audit jika temuannya tidak diperbaiki.
Dari audit, kita juga bisa membuat analisa kompetitor untuk perbandingan. Contohnya, masalah SEO-nya, jumlah halaman (bisa lihat dari peta situsnya), ranking di SERP, backlink yang didapat, kualitas konten, loading speed-nya, dan hal lainnya. Dari kompetitor, kita bisa mengikuti kelebihannya dan tidak mengikuti kekurangannya.
Durasi dari audit SEO waktunya bisa beragam. Semakin besar situsnya dan semakin banyak masalah teknisnya, semakin lama juga audit yang dilakukan.
Jangan hanya modal tools audit lalu selesai ya. Pengalaman pemilik blog ini, audit SEO situs yang berisi 500-an halaman memakan waktu 3-4 jam. Itu pun karena dari sekilas, langsung terlihat jelas apa masalah SEO-nya.
Terkadang, ada yang melakukan audit SEO hanya dengan tools saja, namun tidak diperiksa lebih lanjut atau kurang kritis. Seorang konsultan SEO seharusnya tidak hanya mampu menemukan masalah, tetapi juga memberikan solusinya.
Sebenarnya cara audit SEO ini pun fleksibel. Start bisa dari mana saja, namun yang terpenting adalah akhirnya.
Jadi, sudah berapa situs yang telah kamu audit?
farisyudza.com menjual jasa audit SEO. Kalau situsmu sedang butuh SEO audit, yuk hubungi pemilik blog ini lewat tautan ini!
Kamu lagi cari motor bukan sembarangan motor? Motor kelas premium yang berbeda dengan yang lainnya?…
Freelancer berbeda dengan pekerja umumnya karena penghasilannya tidak pasti. Pas ada projek, cuan gede-gedean, giliran…
Google ads atau SEM adalah kanal digital marketing yang bisa digunakan untuk cepat mendapatkan awareness…
Apakah profesi SEO Specialist akan Digantikan oleh AI? Di zaman sekarang ini, siapa yang tidak…
Gagal verifikasi Google ads pasti jadi momok tersendiri bagi praktisi SEM/digital marketing. Apalagi, konsekuensi dari…
Sebagai praktisi yang sudah hampir 4 tahun berkarir di SEO, pemilik blog ini ingin sedikit…