Generative AI adalah teknologi di zaman sekarang yang memungkinkan kita untuk merangkum dokumen tebal dalam waktu singkat saja. Tidak bisa dipungkiri, pasti banyak yang memakai generative AI untuk merangkum, misalnya mahasiswa pascasarjana memakai generative AI untuk merangkum buku atau jurnal ilmiah, orang awam memakai generative AI untuk merangkum Thread panjang, dsb.
Apakah kamu sering merangkum dengan generative AI? Ini yang harus kamu pahami!
Wajar saja sering dipakai. Teknologi ini bisa merangkum poin utama dari buku tebal atau jurnal yang tulisannya panjang dalam kurun waktu kurang dari 2 menit. Tentu hal ini akan menghemat banyak waktu, terutama pada poin membaca keseluruhan tulisan.
Pertama-tama, kamu harus paham bahwa generative AI pun berpeluang untuk salah atau berhalusinasi, sehingga rangkuman dari alat tersebut harus dicek juga kebenerannya. Dengan kata lain, meski merangkum dengan generative AI, kita tetap harus membaca tulisan yang mereka rangkum.
Contohnya, kalau generative AI merangkum jurnal ilmiah, maka kita juga harus baca jurnal ilmiah juga, terutama pada bagian yang mereka rangkum. Tidak hanya abstrak saja.
Sebenarnya cara merangkum dengan generative AI itu cukup sederhana:
1. Pilih generative AI yang kamu mau, bisa GPT, Deepseek, Perplexity, dsb. Untuk contoh, pemilik blog ini akan memakai perplexity.ai
2. Download tulisan yang ingin kamu rangkum
3. Upload tulisan yang ingin kamu rangkum di generative AI-nya
4. Rangkumannya selesai dibuat
Sederhana kan?
Dengan perkembangan teknologi, generative AI ini sebaiknya dipakai sebagai tools, tetapi kita sebagai pengguna juga jangan terlalu bergantung. Tetaplah jadi orang yang kritis, termasuk pada rangkuman yang dibuat oleh generative AI.
Meski kita memakai generative AI untuk merangkum, kita tetap harus mencantumkan referensi originalnya. Jadi, jangan katakan kalau referensinya dari AI.
Dalam artikel jurnal ilmiah, jika suatu tulisan dibuat oleh bantuan AI, maka harus ada pernyataannya. Namun, AI tidak boleh dicantumkan sebagai author (first author, dst.). Menurut dosen pemilik blog ini, peneliti tetap harus membaca karena merupakan bagian dari penelitian. Jangan sitasi AI ya, sitasilah sumber aslinya yang dipakai oleh generative AI.
Untuk praktisi SEO, Google tidak menyarankan untuk mencantumkan generative AI sebagai author dari suatu tulisan. Jadi, tetap pakai nama asli seseorang atau nama brand situsnya sebagai author.
Generative AI bisa membantu pekerjaan kita, salah satunya untuk merangkum dokumen atau tulisan yang tebal sekali. Namun, bukan berarti kita lagsung percaya saja. Kita harus jadi orang yang kritis dan tetap membaca tulisannya meski sudah dirangkum oleh AI.
Kalau kamu? Apakah masih merangkum dengan cara manual? Generative AI bisa membantu loh!
Kamu lagi cari motor bukan sembarangan motor? Motor kelas premium yang berbeda dengan yang lainnya?…
Freelancer berbeda dengan pekerja umumnya karena penghasilannya tidak pasti. Pas ada projek, cuan gede-gedean, giliran…
Google ads atau SEM adalah kanal digital marketing yang bisa digunakan untuk cepat mendapatkan awareness…
Apakah profesi SEO Specialist akan Digantikan oleh AI? Di zaman sekarang ini, siapa yang tidak…
Gagal verifikasi Google ads pasti jadi momok tersendiri bagi praktisi SEM/digital marketing. Apalagi, konsekuensi dari…
Sebagai praktisi yang sudah hampir 4 tahun berkarir di SEO, pemilik blog ini ingin sedikit…