Mungkin hal ini sudah lazim didengar oleh praktisi SEO, bahkan dari satu dekade lalu. Gaung “SEO is dead” atau SEO sudah mati seringkali diperbincangkan. Bahkan, tidak sedikit digital marketer yang menyuarakan hal tersebut.
Benarkah SEO sudah mati? SEO is dead itu beneran terjadi?
Bukan tanpa alasan sih orang-orang menggaungkan SEO is dead dengan yakin. Alasan ini muncul karena:
Saking banyaknya yang mengatakan “SEO is dead“, frasa tersebut merupakan internal jokes yang suka dibicarakan di komunitas SEO, bahkan hingga event SEO seperti SEOCON Jakarta 2024 tempo lalu.
Menurut Eli Schwartz pada SEOCON Jakarta 2024, “SEO itu tidak mati, namun berubah”.
Tambahan, saat Search Central Live tahun 2023 silam, pihak Google mengonfirmasi bahwa pihaknya tidak akan digantikan oleh Tiktok.
Sebagai catatan juga, pendekatan yang dulu berhasil, belum tentu akan sama hasilnya di zaman sekarang. Contohnya, dulu hanya keyword stuffing bisa ranking bagus, sekarang justru malah sebaliknya.
Dulu SERP hanya meampilkan situs, sekarang bisa lebih dari itu karena schema markup.
Beberapa alasan lain mengapa SEO itu tidak akan mati:
Jika mendengar frasa “SEO is dead” atau “SEO sudah mati” sebaiknya cuekin/diamkan saja.
Pengalaman orang-orang berbeda-beda, sehingga kesimpulan yang didapat juga berbeda. Mungkin kamu sudah berhasil dalam optimasi SEO, namun ada juga orang yang gagal karena dihantam penalti atau perubahan algoritma Google.
Ada juga yang sudah capek-capek optimasi SEO tapi masih tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, sementara kanal lain (misalnya ads) yang ia pegang malah menghasilkan uang lebih banyak.
Sudah lama banyak yang bilang SEO sudah mati, namun kenyataannya jumlah terjadinya pencarian di Google per harinya menyentuh milyaran. Yakin SEO is dead kalau begitu?
Lebih baik kita edukasi baik-baik dan tunjukkan keberhasilan kita dalam SEO. Tidak perlu sampai marah-marah 🙂
Yah, dunia ini fana, SEO pasti akan mati suatu saat. Namun, tidak dalam waktu dekat.
Kiamat bagi SEO akan terjadi ketika:
Kita sebagai praktisi SEO juga bisa mempercepat kematian SEO jika terus-terusan membuat konten “sampah” yang user tidak sukai 🙂
Sudah lama disuarakan, namun menurut pemilik blog ini, “SEO is dead” masih jauh dari fakta atau kenyataaan. Buktinya pemilik blog ini berhasil menghasilkan uang lewat SEO, baik itu untuk dirinya sendiri atau pun kliennya.
Menjadi praktisi SEO itu harus adaptif. Mesin pencari pasti akan rutin melakukan update untuk memberikan pengalaman terbaik kepada penggunanya.
Akhir kata, “SEO is dead” itu hanyalah opini, belum menjadi fakta 🙂
Happy optimizing!
Referensi:
https://ahrefs.com/blog/is-seo-dead/#nobody-clicks-search-results
https://www.searchlogistics.com/learn/seo/is-seo-dead/
Menjadi mahasiswa berarti mulai belajar untuk lebih mandiri, termasuk dalam hal mengatur keuangan. Salah satu…
Memantau perkembangan latihan kini menjadi lebih mudah dengan adanya fitur tracking pada gym app. Dengan…
Kalau kamu lagi cari motor second atau bekas, pemilik blog ini punya kabar baik untukmu.…
Kembali lagi ke studi kasus SEO. Kali ini, pemilik blog ini ingin mengetahui apakah jika…
Salah satu day to day pekerjaan orang SEO adalah membuat laporan atau report tentunya. Namun,…
Kalau kamu mau jadi praktisi SEO, pasti penasaran bagaimana day to dayatau keseharian dalam pekerjaan mereka.…