SEO

Apakah Benar “SEO is Dead” alias SEO sudah Mati?

Mungkin hal ini sudah lazim didengar oleh praktisi SEO, bahkan dari satu dekade lalu. Gaung “SEO is dead” atau SEO sudah mati seringkali diperbincangkan. Bahkan, tidak sedikit digital marketer yang menyuarakan hal tersebut.

Benarkah SEO sudah mati? SEO is dead itu beneran terjadi?

Mengapa Banyak Orang yang Mengatakan bahwa SEO is Dead?

Bukan tanpa alasan sih orang-orang menggaungkan SEO is dead dengan yakin. Alasan ini muncul karena:

  • Susah untuk ranking di mesin pencari, pakai cara meningkatkan ranking dengan cepat malah kena penalti
  • Tidak ada kepastian atau guarantee untuk ranking
  • Mendapatkan penalti dari Google karena teknik optimasi yang mereka terapkan sudah tidak relevan
  • Munculnya AI overview dan featured snippet pada bagian atas SERP
  • Zero-click search semakin banyak
  • Tiktok diyakini merupakan mesin pencari yang baru, terutama untuk gen Z
  • Hasil SERP yang hampir semuanya sama saja, tidak ada yang unik
  • Google katanya memprioritaskan iklan (SEM) pada SERP-nya
  • Perhitungan return on invesment-nya cukup kompleks, tidak seperti ads 
  • Google terlihat lebih condong untuk memberikan ranking lebih baik ke media/brand besar

Saking banyaknya yang mengatakan  “SEO is dead“, frasa tersebut merupakan internal jokes yang suka dibicarakan di komunitas SEO, bahkan hingga event SEO seperti SEOCON Jakarta 2024 tempo lalu.

Jadi, Apakah Benar SEO is Dead?

Menurut Eli Schwartz pada SEOCON Jakarta 2024, “SEO itu tidak mati, namun berubah”.

Tambahan, saat Search Central Live tahun 2023 silam, pihak Google mengonfirmasi bahwa pihaknya tidak akan digantikan oleh Tiktok.

Sebagai catatan juga, pendekatan yang dulu berhasil, belum tentu akan sama hasilnya di zaman sekarang. Contohnya, dulu hanya keyword stuffing bisa ranking bagus, sekarang justru malah sebaliknya.

Dulu SERP hanya meampilkan situs, sekarang bisa lebih dari itu karena schema markup.

Beberapa alasan lain mengapa SEO itu tidak akan mati:

  • Banyak orang yang menggunakan mesin pencari (menurut Demandsage, ada 8,55 milyar pencarian yang terjadi per harinya di Google)
  • Mesin pencari masih menjadi bagian dari marketing funnel yang bagus, misalnya untuk top funnel alias kanal brand awareness
  • SEO adalah cara agar brand kecil bisa menyusup di antara brand besar dan bersaing secara terbuka
  • SEO merupakan investment jangka panjang untuk menjadi top of mind di mesin pencari serta mendapatkan revenue
  • Banyak studi kasus di mana agensi/praktisi SEO berhasil mendatangkan revenue kepada kliennya sebesar jutaan hingga milyaran rupiah/dollar lewat SEO

Apa yang harus Dilakukan jika Mendengar “SEO is Dead” dari Orang Lain?

Jika mendengar frasa “SEO is dead” atau “SEO sudah mati” sebaiknya cuekin/diamkan saja.

Pengalaman orang-orang berbeda-beda, sehingga kesimpulan yang didapat juga berbeda. Mungkin kamu sudah berhasil dalam optimasi SEO, namun ada juga orang yang gagal karena dihantam penalti atau perubahan algoritma Google.

Ada juga yang sudah capek-capek optimasi SEO tapi masih tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, sementara kanal lain (misalnya ads) yang ia pegang malah menghasilkan uang lebih banyak.

Sudah lama banyak yang bilang SEO sudah mati, namun kenyataannya jumlah terjadinya pencarian di Google per harinya menyentuh milyaran. Yakin SEO is dead kalau begitu?

Lebih baik kita edukasi baik-baik dan tunjukkan keberhasilan kita dalam SEO. Tidak perlu sampai marah-marah 🙂

Apa suatu Hari SEO akan Mati?

Yah, dunia ini fana, SEO pasti akan mati suatu saat. Namun, tidak dalam waktu dekat.

Kiamat bagi SEO akan terjadi ketika:

  • Seluruh dunia mati listrik
  • Ada perubahan dinamika pencarian di mana mesin pencari tidak lagi dipakai
  • Perusahaan mesin pencari di dunia mengalami kebangkrutan

Kita sebagai praktisi SEO juga bisa mempercepat kematian SEO jika terus-terusan membuat konten “sampah” yang user tidak sukai 🙂

Tidak Perlu Pusing/Panik dengan Pernyataan “SEO is Dead

Sudah lama disuarakan, namun menurut pemilik blog ini, “SEO is dead” masih jauh dari fakta atau kenyataaan. Buktinya pemilik blog ini berhasil menghasilkan uang lewat SEO, baik itu untuk dirinya sendiri atau pun kliennya.

Menjadi praktisi SEO itu harus adaptif. Mesin pencari pasti akan rutin melakukan update untuk memberikan pengalaman terbaik kepada penggunanya.

Akhir kata, “SEO is dead” itu hanyalah opini, belum menjadi fakta 🙂

Happy optimizing!

Referensi:

https://ahrefs.com/blog/is-seo-dead/#nobody-clicks-search-results

https://www.searchlogistics.com/learn/seo/is-seo-dead/

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *