Teori Penetrasi Sosial (Social Penetration Theory) – Teori Komunikasi yang Menggambarkan Perkembangan Hubungan
Teori penetrasi sosial atau social penetration theory…. mungkin ini adalah teori yang bagi pemilik blog ini salah satu teori yang paling menempel di otak dan cukup berkesan karena unik dan penjelasannya cukup sederhana. Bahkan, pemilik blog ini pernah membuat SLR (sytematic literature review) dengan teori ini di jurnal ilmiah (klik tautan ini untuk membaca jurnalnya).
Teori ini menurut subjektif pemilik blog ini paling mudah diingat, bahkan menurut Profesor Griffin pada buku a first look at communication theory, teori ini memang biasanya paling berkesan bagi mahasiswa ilmu komunikasi.
Siapa Penggagas/Pencetus Teori Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory?
Penggagas/pencetus teori penetrasi sosial/social penetration theoryadalah Irwin Altman dan Dalmas Taylor.
Kapan Teori Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory Dicetuskan?
Teori penetrasi sosial/social penetration theory dicetuskan pada tahun 1973.
Teori Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory Termasuk Teori di Komunikasi di Level Apa?
Teori penetrasi sosial/social penetration theory termasuk dalam teori pada level komunikasi antarpribadi/interpersonal.
Contoh teori komunikasi antarpribadi/interpersonal lainnya:
- Teori pertukaran sosial/social exchange theory
- Teori dialektika relasional/relational dialectic theory
- CPM (communcation privacy management theory)
- Uncertainty reduction theory
- Social judgement theory
- Social information processing theory
- Media multiplexity theory
- Cognitive dissonance theory
Penjelasan Utama dalam Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory
Altman dan Taylor menjelaskan sebuah penetrasi sosial yang menjelaskan bagaimana hubungan berkembang. Hubungan seseorang akan semakin dekat seiring dengan luas dan dalamnya self-disclosure atau pengungkapan diri. Bisa juga terjadi sebaliknya, yaitu depenetrasi sosial.
Tidak ada intimasi yang terjadi secara instan karena perkembangan hubungan itu bertahap.
Konsep dalam Teori Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory
1. Penetrasi Sosial dan Depenetrasi Sosial
Penetrasi sosial adalah sebuah proses untuk mengembangkan intimasi/kedekatan dengan orang lain lewat self-disclosure atau pengungkapan diri secara mutual atau bentuk lain dari kerentanan.
Depenetrasi sosial adalah kebalikan dari penetrasi sosial. Dari awalnya intimasi berkembang, yang terjadi justru malah makin tidak dekat, bahkan berakhir dengan disolusi. Depenetrasi bisa terjadi karena adanya informasi yang awalnya dibuka, menjadi tertutup karena satu dan lain hal.
2. Model Bawang
Altman dan Taylor membandingkan manusia dengan bawang. Berikut bawangnya:
Pada intinya, semakin dikupas bawangnya, semakin dalam informasi yang berkaitan dengan seseorang. Contohnya, sisi terluar bawang adalah biodata diri seperti nama dan warna kulit. Sementara itu, lapisan lebih dalam ada informasi soal trauma masa lalu, prinsip dalam menjalankan agama, serta fantasi seksual.
Semakin dalam lapisannya, semakin sulit untuk diungkapkan oleh seseorang.
3. Breadth
Breadth adalah seberapa luas area pengungkapan dari hidup seseorang. Contohnya, studi, pakaian favorit, afiliasi politik, dll. Semakin besar breadth, semakin luas informasinya.
4. Depth
Depth adalah derajat dari pengungkapan pada area spesifik dalam hidup seseorang. Contohnya, di luar, orangnya suka Chelsea. Ditarik lebih dalam, ia ternyata merupakan fans John Terry.
5. Self-Disclosure/Pengungkapan Diri
Self-disclosure adalah penyebaran informasi pribadi secara sengaja dan transparan dengan orang lain.
Jadi, jika ingin makin dekat dengan seseorang atau terjadi penetrasi sosial, maka self-disclosure harus dilakukan (menurut teori ini).
Kelebihan Teori Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory
Kelebihan dari teori penetrasi sosial/social penetration theory adalah:
- Analogi yang sederhana
- Analisisi hubungan secara mendalam
- Penggambaran perkembangan hubungan secara sistematis
Kekurangan Teori Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory
Kekurangan dari teori penetrasi sosial/social penetration theory adalah:
- Tidak memperhatikan aspek seperti budaya, ras, dll. dalam self-disclosure
- Melihat reward dan cost dalam menganalisis alasan terjadinya penetrasi sosial, padahal tidak semua menganggap relasi itu transaksional
- Terlalu simpel untuk menganggap bahwa kedekatan hanya dilihat dari pengungkapan diri semata
Pengembangan Teori Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory
Teori penetrasi sosial/social penetration theory dikembangkan dan dikritik. Akhirnya, jadilah CPM atau communication privacy management theory oleh Petronio yang merupakan bentuk kritik atas teori penetrasi sosial.
Petronio menganggap bahwa terlalu simpel untuk menganggap bahwa kedekatan hanya dilihat dari pengungkapan diri semata. Pengungkapan memang dapat berujung pada intimasi. Namun, pengungkapan tersebut juga bisa hanya untuk bentuk ekspresi, merilis tensi, atau mendapatkan kontrol dari hubungan.
Contoh Penerapan Teori Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory di Kehidupan Sehari-Hari
Contoh penerapan teori penetrasi sosial/social penetration theory, antara lain:
1. Muslim dan muslimah yang hendak menikah lewat jalur taaruf, terlepas jadi menikah atau justru terjadi disolusi (karena tidak cocok)
2. Hubungan hetero/homo di mana dari awalnya saling kenal hingga berpacaran
3. Perempuan yang awalnya hanya saling kenal menjadi bestie-an
4. Pasangan yang awalnya kenal dari Tinder atau aplikasi cari jodoh lainnya, kemudian menjalani hubungan lebih serius atau tidak lanjut (disolusi)
Bagaimana Menurutmu tentang Teori Penetrasi Sosial/Social Penetration Theory?
Meski ada kritik serta kekurangan akan Teori penetrasi sosial/social penetration theory, teori ini merupakan salah satu teori pada aspek komunikasi antarpribadi/interpersonal yang menurut pemilik blog ini paling mudah untuk dipahami dan cukup memorable saat belajar di S2 ilmu komunikasi.
Pemilik blog ini juga merasa bahwa semakin dekat seseorang memang self-disclosure-nya akan makin besar. Contoh, tentu (harusnya) hanya istri (bagi laki-laki) yang tahu fantasi dari suaminya.
Bagaimana pendapatmu soal teori ini?
Referensi: Griffin, E. A., Ledbetter, A., & Sparks, G. G. (2019). A First Look at Communication Theory