Veil of Ignorance/Tabir Ketidaktahuan – Cara Adil dan Contohnya dalam Komunikasi
Setiap manusia pasti punya biasnya masing-masing karena berbagai hal, misal dari budaya, pengalaman, pengidolaan tokoh, dan lain sebagainya. Veil of ignorance atau tabir ketidaktahuan adalah sebuah eksperimen pikiran yang sering didiskusikan dalam kajian etika.
Apakah ini adalah cara agar bisa mencapai keadilan? Bagaimana contohnya pada komunikasi?
Apa itu Veil of Ignorance atau Tabir Ketidaktahuan?
Veil of ignorance atau tabir ketidaktahuan adalah sebuah eksperimen pikiran yang dicetuskan oleh John Rawls, seorang filsuf.
John Rawls mendeskripsikan seseorang duduk di balik tabir ketidaktahuan yang menghalangi kita untuk mengetahui siapa sebenarnya kita dan bagaimana kondisi pribadi kita. Jadi, orang di balik tabir tersebut tidak mengetahui berbagai hal pada dirinya: kekayaan, disabilitas, seksualitas, gender, ras, penyakit keturunan, kecerdasan, berat badan, dll.
Makna Veil of Ignorance
Makna dari veil of ignorance adalah membentuk keadilan dalam masyarakat di mana kita tidak mengetahui kondisi kita. Meski kita tidak berharap adanya kekurangan pada diri, misalnya seperti penyakit, kita harus memastikan bahwa tidak ada yang tidak diuntungkan di “masyarakat” (meski jelas ini mustahil, karena tidak mungkin menyenangkan semua orang).
Harapannya, dengan konsep veil of ignorance, tercapai keadilan secara universal.
Cara Menerapkan Veil of Ignorance dalam Kehidupan
Meski tidak mungkin kita menghilangkan personal bias, namun kita masih bisa kok berusaha. Cara menerapkan konsep ini adalah menggunakan prinsip golden rule: perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Selain itu, cobalah berempati dengan orang yang posisinya berbeda denganmu.
Contoh Veil of Ignorance pada Komunikasi
Contoh veil of ignorance paling umum pada komunikasi adalah memberikan hak berbicara kepada semua kalangan atau dengan kata lain hak free speech pada semua orang, apa pun latar belakangnya.
Beberapa contoh penerapan tabir ketidaktahuan pada komunikasi:
1. Tidak memotong pembicaraan seseorang, meski kamu menganggapnya sebagai ide/pembicaraan bodoh. Contohnya, praktisi SEO tidak langsung menyela omongan CEO tentang pendapatnya soal SEO, meski sebenarnya salah. Dengarkan dulu sampai habis.
2. Tidak meremehkan pendapat dari gender tertentu, misalnya perempuan
3. Memberikan orang lain kesempatan berbicara pada diskusi atau forum debat. Tidak terlalu mendominasi. Misalnya, sebagai atasan, kamu memberikan semua bawahanmu kesempatan berbicara untuk mengetahui masing-masing point of view mereka
4. Tidak ad hominem
Jadi, pada dasarnya veil of ignorance mengedepankan kebebasan pada individu dan kesetaraan pada kesempatan untuk setiap orang.
Apakah Kamu sudah Menerapkan Veil of Ignorance?
Pembungkaman bentuk komunikasi atau meremehkan pendapat seseorang, misalnya pp anime atau avkor maka pendapatnya tidak anggap adalah bentuk tidak diterapkannya veil of ignorance.
Berusahalah untuk memberikan setiap orang kesempatan dan kebebasan, termasuk dalam komunikasinya…. Selama tidak melanggar regulasi yang ada.
Referensi:
https://www.futurelearn.com/info/courses/introducing-humanism/0/steps/37106#:~:text=We%20do%20not%20know%20what%20our%20gender%2C%20race%2C%20or%20sexual,’&text=Rawls%20described%20this%20as%20being,than%20we%20have%20in%20reality.