Gunung Es dalam Komunikasi – Banyak Sisi Tidak Terlihat dalam Komunikasi
Proses komunikasi mungkin terkadang terlihat simpel dan straightforward. Contohnya adalah kamu berbicara dengan temanmu secara lisan. Sisi terlihatnya adalah berapa kalimat yang diucapkan secara lisan, kamu sebagai komunikator dan temanmu sebagai komunikan, dan teknologi yang memungkinkan, jika misalnya memakai mik. Namun, ada aspek yang tidak terlihat loh. Hal ini merupakan pembahasan dari gunung es dalam komunikasi.
Bahkan dari kasus sesimpel dua orang yang berbicara satu sama lain memiliki aspek tidak terlihat yang cukup banyak.
Berikut penjelasan fenomena gunung es dalam komunikasi, dikutip dari Communication & Human Behavior edisi ke-7, karangan Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart.
Apa Itu Fenomena Gunung Es dalam Komunikasi?
Fenomena gunung es dalam komunikasi adalah gambaran komunikasi yang terlihat (tip of the iceberg) secara kasat mata dan yang tidak (di bawah bongkahan es atau dengan kata lain di bagian dalam laut yang tidak terlihat).
Proses komunikasi tidak sesederhana berbicara atau mengirim pesan teks, tetapi ada unsur tidak terlihat di dalamnya.
Aspek yang Terlihat dalam Fenomena Gunung Es dalam Komunikasi
Aspek yang terlihat adalah bagian komunikasi yang terlihat, yaitu people, symbol, dan technology.
a. People
People adalah orang yang terlihat dalam komunikasi. Contohnya, aku berbicara dengan istriku, maka unsur people-nya adalah aku dan istriku.
b. Symbol
Simbol adalah lambang dalam komunikasi seperti font, kata, mata uang, huruf braille, angka, dan hal lain yang mempresentasikan sesuatu.
Contohnya, huruf braille adalah simbol yang digunakan oleh tunanetra untuk berkomunikasi dan simbol mata uang sebagai metode pembayaran.
Tanpa simbol, orang-orang akan sulit untuk memahami komunikasi. Contohnya, angka tanpa simbol mata uang, maknanya akan ambigu. 100 dollar dan 100 rupiah punya jumlah yang berbeda.
c. Technology
Teknologi adalah media untuk berkomunikasi seperti media sosial, ponsel pintar, website, dll.
Dengan adanya teknologi ini, teori komunikasi semakin berkembang dan lebih mudah untuk mendapatkan pesan dan berkomunikasi. Dulu kita harus menunggu berhari-hari atau bulan untuk berkirim surat lewat pos. Sekarang, sudah banyak aplikasi pesan instan seperti WhatsApp yang pesannya bisa sampai dalam hitungan detik.
Aspek yang Tidak Terlihat dalam Fenomena Gunung Es dalam Komunikasi
Aspek yang tidak terlihat justru lebih banyak yang tidak terlihat, yaitu: meaning, learning, subjectivity, negotiation, culture, interacting, levels and contexts, self-reference, self-reflexitivity, ethics, dan inevitability.
a. Meaning
Meaning adalah makna yang terkandung pada komunikasi. Contohnya, simbol dari P dicoret bermakna tidak boleh parkir di sekitar rambu tersebut.
Namun, ada banyak lagi faktor yang memengaruhi meaning seperti warna, ukuran font, tone of voice, intonasi, dll.
Persepsi manusia dapat mengaburkan atau menjelaskan suatu meaning. Jadi, orang-orang yang bekerja di komunikasi seperti pemasaran dan politik harus membuat komunikasi yang jelas agar receiver mengerti makna dari pesan yang disampaikan.
Dalam SEO, meaning pada hidden text adalah mengakali SEO atau ada pesan tersirat yang tidak ingin dibaca oleh orang awam.
b. Learning
Seperti namanya, learning adalah mempelajari. Maksudnya adalah komunikator mau pun komunikan mempelajari bagaimana komunikasi dilakukan. Contohnya, bayi belajar mengekspresikan emosi mereka dengan menangis dan mulai berbicara secara jelas seiring bertambahnya usia.
c. Subjectivity
Subjectivity adalah alasan mengapa setiap orang memiliki pandangan berbeda terhadap suatu pesan. A bisa menginterpretasikan pesan 1 sebagai ancaman, sementara B menginterpretasikan pesan 1 sebagai hadiah. Hal ini bergantung pada subjektivitas seseorang.
Subjektivitas ini dipengaruhi banyak hal seperti budaya, warna, konteks, waktu, tempat, dll.
Contoh lagi, ada orang yang senang diberikan 20 ribu rupiah, namun ada yang biasa saja karena menganggap nominal tersebut sangatlah kecil.
d. Negotiation
Negotiation di sini adalah proses negosiasi pada pikiran untuk memproses makna dalam komunikasinya.
Proses negosiasi ini tidak terlihat karena berlangsung di kepala. Contohnya, ketika istri bilang tidak apa-apa, kamu bernegosiasi pada pikiran apakah “beneran tidak apa-apa” atau ada masalah?
e. Culture
Culture atau budaya juga termasuk aspek tidak terlihat dalam gunung es pada komunikasi.
Contohnya, penggunaan bahasa tertentu bisa memiliki banyak arti, tergantung kultur. Contohnya, di Indonesia, “aing” termasuk ucapan kasar dalam bahasa Sunda. “Ore” dalam kultur Jepang berarti “saya”, tetapi terdengar lebih maskulin.
Perbedaan kultur menjadi tantangan tersendiri dalam komunikasi. Memberikan jempol mungkin menandakan pujian di kultur Indonesia, namun belum tentu sama di negara lain.
f. Interacting Levels and Contexts
Konteks juga termasuk aspek tidak terlihat dalam gunung es pada komunikasi.
Contohnya, umpatan seperti “anjing” ke teman terbaik pada laki-laki bermakna bahwa mereka punya hubungan pertemanan yang kuat. Namun, akan berbeda jika diberikan kepada orang yang baru kenal, yang ada justru memancing perkara.
Diksi juga bisa punya makna berbeda tergantung konteks. Pembersihan bisa berarti mengerjakan pekerjaan seperti membersihkan sesuatu atau hal lain yang cukup ekstrim.
g. Self-Reference
Self-reference adalah orang-orang mengasosiasikan simbol dengan pengalaman mereka sendiri.
Contohnya, ada yang bilang ayam geprek level 1 pedas, padahal menurut pemilik blog ini, level 1 itu tidak pedas sama sekali.
h. Self-Reflexivity
Self-reflexivity adalah merefleksikan komunikasi pada kesadaran diri.
Contohnya, pengalaman merefleksikan bagaimana kita berpikir, beropini, dan melakukan sesuatu terhadap orang lain. Sering berucap kasar, berarti ada pengalaman tentang mendengar kalimat kasar.
i. Ethics
Komunikasi juga tidak lepas dari etika. Pemilik blog ini pernah menulis tentang etika menulis artikel di tautan ini.
Contohnya, kita pastinya tidak akan memakai cara-cara tidak beretika untuk berkomunikasi dengan pihak tertentu. Contohnya, diplomat tidak akan sembarangan mengumpat atau mengejek negara lain di forum terbuka, kecuali mereka menginginkan konflik.
Contoh lain, merokok di tempat umum dan ada anak-anak adalah bentuk komunikasi yang kurang beretika.
Etika ini bergantung pada nilai/budaya yang dianut oleh sesorang serta norma yang berlaku di tempat tersebut.
j. Inevitability
Inevitability adalah tidak bisa dihindari. Aspek ini bisa terjadi kapan saja. Hal yang paling simpel, ketika kita dipanggil, mau tidak mau kita memberikan sahutan atau cuek saja (hal ini termasuk komunikasi loh!).
Dalam keseharian, tanpa berbicara pun, kita bisa mendapatkan pesan. Contohnya setelah bangun tidur, kerapihan tempat tidur termasuk bentuk komunikasi dan respon kita adalah merapihkannya atau tidak.
Ingat bahwa ada aksioma komunikasi: we cannot not communicate.
Manfaat Memahami Fenomena Gunung Es dalam Komunikasi
Manfaat memahami fenomena gunung es dalam komunikasi adalah kita bisa berkomunikasi dengan lebih baik. Kita bisa lihat sendiri bahwa lebih banyak aspek tidak terlihat daripada yang terlihat, sehingga sebelum berkomunikasi lewat simbol, lisan, tulisan, dll. sebaiknya perhatikan juga aspek tidak terlihat agar tidak terjadi konflik yang tidak perlu. Ingat bahwa miskomunikasi dapat menyebabkan kerugian secara materil dan imateril, sementara komunikasi yang baik bahkan bisa mendamaikan suatu negara yang berkonflik.
Dari fenomena gunung es ini juga, kita bisa belajar bahwa komunikasi itu kompleks, bahkan dari komunikasi antara dua orang yang berkirim pesan atau berbicara satu sama lain secara langsung.
Diharapkan, setelah mengetahui fenomena gunung es ini, kita bisa lebih bijak dalam berkomunikasi 🙂
Yuk Berkomunikasi dengan Lebih Baik!
Dalam kehidupan, kita tidak akan lepas dari namanya komunikasi. Memahami fenomena gunung es, yaitu aspek terlihat dan tidak terlihat dalam komunikasi dapat melatih kita untuk lebih bijak dan baik dalam menyampaikan pesan.
Kalau menurutmu, apa saja unsur terlihat dan tidak terlihat dari tulisan berupa blog post ini? 🙂
Referensi:
Ruben, D. B., & Stewart, P. L. (2020). Communication & Human Behavior Seventh Edition. Westmark Drive: Kendall Hunt.