Ilmu Komunikasi

Model Komunikasi Shannon-Weaver – Model Komunikasi yang Mempertimbangkan Noise

Salah satu model komunikasi yang berkembang di abad 20 adalah model komunikasi Shannon-Weaver. Model ini sama-sama linear seperti Berlo dan Lasswell, namun juga punya keunikannya tersendiri.

Berikut ini adalah penjelasan dari model komunikasi Shannon-Weaver.

Apa itu Model Komunikasi Shannon-Weaver?

Model komunikasi Shannon-Weaver adalah model komunikasi yang bersifat linear yang dikembangkan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver. Proses komunikasi dalam model ini dijelaskan sebagai semua prosedur yang mana satu pikiran berefek ke yang lain. Namun, hal ini tidak hanya tulisan dan kata-kata dari mulut (oral) saja, tetapi juga musik, gambar, teater, dan semua perilaku manusia.

Perbedaan Model Komunikasi Shannon-Weaver dengan Model Lasswell

Perbedaan dari model komunikasi Shannon-Weaver dengan Lasswell terletak dari hadirnya sinyal dan transmitter, serta adanya destinasi dari modelnya. Jadi, tidak selesai di receiver.

Komponen Model Komunikasi Shannon-Weaver

Komponen dari model komunikasi Shannon-Weaver adalah sebagai berikut:

1. Sumber informasi

2. Transmitter

3. Channel

4. Penerima (berperan sebagai mengganti sinyal menjadi pesan yang bisa diinterpretasikan di destinasi)

5. Sumber noise

6. Destinasi

Di antara transmitter dengan channel terdapat sinyal dan di antara channel dengan penerima, terdapat sinyal yang didapatkan.

Kelebihan Model Komunikasi Shannon-Weaver

1. Memperkenalkan adanya noise, sehingga representasi komunikasi lebih jelas

2. Bisa dianalisa secara kuantitatif, terutama pada bagian channel

3. Konteks sangat jelas pada telekomunikasi

4. Terdapat konteks perkembangan teknologi komunikasi di modelnya

Kekurangan Model Komunikasi Shannon-Weaver

1. Linear, jadi tidak ada umpan balik

2. Kurang menyorot aspek budaya, emosi, dan fisiologi

3. Tidak melihat adanya kekuatan hubungan pada komunikasi (misalnya relasi kuasa)

4. Kurang perhatian pada komunikasi non verbal

Contoh Penerapan Model Komunikasi Shannon-Weaver

Contoh penerapan model komunikasi Shannon-Weaver adalah sinetron dengan penontonnya yang menonton lewat TV kabel. Jadi:

1. Sumber informasi: aktor sinetron

2. Transmitter: Komponen elektronik seperti pengeras suara, penghasil gambar, dll.

3. Channel: TV kabel

4. Penerima: Cable/signal converter

5. Noise: interferensi elektrik, sehingga bisa mengakibatkan distorsi pada pesan

6. Destinasi: penonton sinetron

Model ini penjelasannya cukup kompleks, Aktor sinetron memberikan pesan yang kemudian diteruskan dari transmitter, lalu lanjut ke channel, lalu dikonversikan sebagai pesan oleh penerima (converter). Jika ada noise, maka pesannya akan terdistorsi seperti suara yang kurang jelas/gambar nge-blur. Lalu, pesannya akan sampai di destinasi akhir, yaitu penonton.

Model Komunikasi Shannon-Weaver Mengakomodir Perkembangan Teknologi

Berbeda dengan model komunikasi terdahulunya, yaitu Aristoteles dan Lasswell, model komunikasi Shannon-Weaver mengakomodir adanya konsep noise, sehingga bisa dipakai dalam konteks telekomunikasi seperti TV dan telepon. Meski demikian, ada juga kekurangan seperti kurang memperhatikan konteks non verbal, budaya, dan fisiologi.

Apakah kamu pernah menerapkan model ini?

Author

Faris Yudza Ghifari, S.Si. (Certified Impactful Writer)

Faris Yudza Ghifari. Senior SEO Consultant di Sirka. Berpengalaman di niche kesehatan, pemasaran, dan engineering (alat laboratorium dan energi terbarukan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *