Pernah lihat pembuatan laman yang mirip-mirip dan beda tipis saja di URL atau konten saja dan mengarah ke laman tertentu? Bisa jadi itu adalah doorway page.
Doorway page ini digunakan untuk bisa ranking banyak di kueri penelusuran tertentu, namun seringkali arah lamannya bersifat spam.
Yuk kenalan dengan doorway page!
Menurut Google doorway page adalah laman yang diciptakan untuk ranking di kueri spesifik atau mirip dan mengarahkan user ke laman yang tidak baik sebagai “destinasi terakhir”, contohnya:
Di Indonesia, doorway page disebut dengan SEO tiang listrik.
Google menganggap doorway page sebagai spam karena sering kali laman ini digunakan untuk mengirim user ke malware atau situs untuk phising. Selain itu, laman ini kerap tidak berguna untuk user karena tidak cocok sebagai “destinasi” terakhir.
Contohnya, laman tentang restoran enak di Bandung, kemudian dibuat lagi laman yang mirip, tapi hanya kota “Bandung” saja yang diganti, lalu ada funnel ke laman tertentu.
Jika ada ribuan kota, tentu laman seperti ini akan mengakibatkan index bloating, terutama kalau tidak ada manfaat sama sekali bagi user.
Ini adalah maksud dari “memiliki banyak situs dengan sedikit variasi pada URL dan homepage untuk memaksimalkan reach pada kueri penelusuran tertentu”. Jadi, nama URL/situsnya hanya berbeda di nama domain. Contohnya asikbotol.com dan asiktumbler.com, kemudian diarahkan ke laman tertentu yang sama.
Yah, mungkin ini pengetahuan baru juga bagi pemilik blog ini.
Laman/URL yang ada /s? atau hasil pencarian internal adalah doorway page.
Menurut Google SEO starter guide, “hindari SERP internal website-mu terindeks oleh Google karena user tidak suka sudah sampai di SERP, tapi malah harus ke situs, tapi hasilnya mirip dengan SERP alias disuruh mencari lagi”.
Laman e-commerce rentan memakai teknik ini karena laman search internal dari jenis website tersebut dapat mengarahkan user ke banyak produk mereka.
Contoh paling sederhana adalah laman yang mirip-mirip, namun hanya beda di kata kunci saja, bahkan kontennya identik (hampir duplikat).
Secara programatik, laman ini hanya memakai sinonim. Mirip-mirip, namun hanya beda di kata-kata saja.
Contohnya, apa itu “hancur” dan “apa itu porak poranda”. Padahal mah secara makna sama saja.
Kita bisa saja tidak sengaja membuat doorway page. Berikut cara menghindarinya:
Doorway page lagi-lagi adalah salah satu cara cepat/black hat SEO yang hanya memikirkan bagaimana ranking dan traffic cepat.
Hindarilah mindset dan penggunaan cara ini agar bisa memberikan pengalaman terbaik untuk user.
Laman internal pencarian website bisa kita blokir dengan robots.txt.
Alternatifnya, kita bisa menggunakan noindex tag.
Pembuatan banyak laman yang mirip-mirip dan mengarah ke laman tertentu termasuk doorway page.
Untuk itu, lebih baik untuk membuat konten komprehensif yang menarget banyak kata kunci yang mirip atau sinonim secara natural dan menghindari keyword stuffing.
Pada prinsipnya, doorway page adalah cara cepat untuk ranking di kueri tertentu hingga jadi spam dan mengarahkan user ke laman tertentu dan sering kali laman tersebut tidak bermanfaat untuk user.
Sekali lagi, mari pakai prinsip user-first agar kita tidak memakai cara cepat, namun dilarang Google seperti doorway page ini.
Kita sendiri, pasti malas kalau sudah klik situs di SERP Google, tapi malah disuruh cari lagi di situsnya. Capek dua kali kerja 🙂
Happy optimizing!
Referensi:
https://ahrefs.com/seo/glossary/doorway-page
https://developers.google.com/search/docs/essentials/spam-policies#doorways
Menjadi mahasiswa berarti mulai belajar untuk lebih mandiri, termasuk dalam hal mengatur keuangan. Salah satu…
Memantau perkembangan latihan kini menjadi lebih mudah dengan adanya fitur tracking pada gym app. Dengan…
Kalau kamu lagi cari motor second atau bekas, pemilik blog ini punya kabar baik untukmu.…
Kembali lagi ke studi kasus SEO. Kali ini, pemilik blog ini ingin mengetahui apakah jika…
Salah satu day to day pekerjaan orang SEO adalah membuat laporan atau report tentunya. Namun,…
Kalau kamu mau jadi praktisi SEO, pasti penasaran bagaimana day to dayatau keseharian dalam pekerjaan mereka.…