Komunikasi itu Bersifat Irreversible – Apa Maksudnya?
Pernahkah kamu unsend pesan di WhatsApp? Lalu orang-orang mulai bertanya kenapa kamu menghapus pesan tersebut. Pasti menimbulkan pertanyaan. Kalau dari aspek gunung es dalam komunikasi, orang-orang mulai menerka bahwa ada aspek tidak terlihat yang cukup serius karena pesannya sampai di-unsend. Meski kamu menghapus pesan tersebut, pada dasarnya hampir percuma saja. Hal ini karena ada prinsip “komunikasi itu bersifat irreversible” atau communication is irreversible.
Wah, tidak bisa ditarik kembali, apa maksudnya?
Apa Maksud dari Komunikasi Bersifat Irreversible?
Maksud dari komunikasi bersifat irreversible adalah, setelah pesan dikirimkan, maka tidak akan bisa ditarik kembali. Jadi, kita tidak bisa menarik kata-kata yang telah kita ucapkan. Parahnya lagi, dalam komunikasi, bisa ada distorsi yang menyebabkan pesan jadi kurang jelas.
Jadi, percuma saja unsend pesan di media apa pun. Itu juga adalah bentuk komunikasi.
Contoh Kasus Komunikasi Bersifat Irreversible di Kehidupan Sehari-Hari
Contohnya, kamu tidak sengaja menyampaikan pesan bercanda, namun cukup “pinggir jurang”, sehingga penerima pesanmu menjadi jengkel, bahkan marah padamu. Padahal, kamu tidak berekspektasi demikian. Akhirnya, kamu dan penerima pesanmu yang tersinggung jadi sungkan untuk mengobrol.
Contoh lain, pasanganmu tidak bersifat sama lagi setelah kamu membentaknya di depan keluargamu. Kamu sudah minta maaf pun, pasanganmu tidak akan pernah lupa efek dari bentakan tersebut. Kemesraan menjadi jauh lebih berkurang.
Di media sosial, banyak kasus cuitan blunder dari tokoh publik atau bahkan akun pemerintahan. Meskipun mereka take down cuitan, orang-orang tidak akan lupa, bahkan menjadikan pesan yang dihapus menjadi meme.
Manfaat Memahami Prinsip Komunikasi Bersifat Irreversible
Dengan memahami prinsip komunikasi bersifat irreversible, komunikator atau penyampai/sumber pesan bisa jauh lebih hati-hati dan bijak dalam menyampaikan pesan mereka ke komunikan/penerima pesan mereka. Setelah terucap, tidak akan bisa ditarik kembali.
“Jika tidak baik, maka lebih baik diam”.
Kamu bisa menganalisa dari cost benefit, beberapa prinsip etika (misal utilitarian dan deontologis), golden mean, dan analisis lainnya untuk menentukan apakah sebuah pesan layak dikirimkan atau tidak. Ingat bahwa sekali pesan itu dikirimkan, maka tidak bisa ditarik lagi.
Yuk Bijak dalam Berkomunikasi!
Cukup kejam ya prinsipnya. Sekali pesan itu terkirim, maka tidak bisa ditarik lagi. Karena itulah, prinsip komunikasi itu bersifat irreversible seharusnya diterapkan dengan baik, contohnya lebih banyak berpikir sebelum mengirimkan pesan, baik itu lisan atau pun tulisan karena efeknya tidak main-main.
Mari berkomunikasi dengan baik dan bijak. Ingat selalu prinsip komunikasi bersifat irreversible.
Referensi: