Suspect dalam Marketing – Bukan Tersangka!
Dalam dunia marketing, terdapat istilah suspect. Eh, ini maksudnya bukan tersangka dalam konteks kriminal ya.
Yuk kita kenalan dengan suspect ini! Tenang, bukan “tersangka” dalam kasus kriminal 🙂
Apa itu Suspect dalam Marketing?
Suspect dalam marketing adalah pelanggan potensial yang sesuai dengan target pasar/konsumen, namun belum memiliki ketertarikan pada produk/jasanya.
Definisi suspect ini mirip dengan cold leads.
Apakah Suspect bisa Menjadi Prospek?
Suspect bisa berubah menjadi prospek, sesuai dengan levelnya (warm atau hot), tergantung beberapa faktor. Misalnya, kebutuhan mendesak seperti karena harus keluar kota, akhirnya dipaksa membeli tiket pesawat.
Apa yang harus Dilakukan Terhadap Suspect?
Suspect dalam marketing, idealnya harus di-nurture oleh customer relationship management atau dengan kata lain CRM. Karena belum tertarik, kurang pas jika langsung diberikan ke tim sales.
Mengapa perlu Mengidentifikasi Suspect?
Suspect perlu diidentifikasi karena perlu adanya data untuk menunjukkan apakah analisa segmentasi pasar sudah benar atau belum. Selain itu, identifikasi suspect bisa membantu bagi orang marketing hingga direksi untuk membuat keputusan di seputaran marketing seperti alokasi budget, event aktivasi yang mau diadakan, dan lain sebagainya.
Bagaimana Cara Menambah Suspect?
Mau bagaimana pun, untuk naik ke prospek hingga pelanggan/klien, suspect tetap perlu ditambah karena akan banyak jumlah yang berkurang dari suspect hingga prospek.
Jika dianalogikan, sebelum berbicara soal konversi, lihat dulu berapa akun yang menonton suatu iklan.
Untuk itu, perlu cara menambah suspect, seperti menerapkan omnichannel marketing di mana promosi di bagian online dan offline marketing. Untuk situs, kamu bisa membuat lead magnet seperti formulir dan mengoptimasi halamannya agar lebih terlihat di mesin pencari.
Suspect itu Penting bagi Pemasaran
Sebelum ngomongin pelanggan, kita harus mengumpulkan suspect dulu. Pernah lihat orang yang hanya datang ke pasar untuk melihat-lihat saja? Itu contoh suspect, belum tentu tertarik dan beli sekarang juga. Karena itu, bersabarlah dalam menunggu dan berusaha untuk mengubah suspect menjadi prospek, bahkan pelanggan.
Poin utamanya, meski tidak menunjukkan urgensi atau keinginan untuk beli produk, suspect tetap penting bagi pemasaran.