E-Mail Marketing

Cara Meningkatkan Open Rate E-mail dalam E-mail Marketing

Setelah kita mendapatkan leads dari lead magnet, baik itu yang berasal dari kanal SEO, SEM, digial ads, dll. Langkah selanjutnya adalah membangun hubungan dengan mereka. Salah satu caranya dengan e-mail. Masalahnya adalah bagaimana cara meningkatkan open rate e-mail? Karena percuma saja kalau kontennya bagus, tapi kalau tidak dibaca bukan?

Berikut beberapa cara meningkatkan open rate e-mail dalam e-mail marketing.

1. Segmentasi yang Tepat

Yah, kembali pada prinsip buyer/audience persona. Kita harus menulis subject yang tepat. Namun, pada kasus e-mail marketing, kita punya kontrol penuh atas audiens mana yang mau kita target.

Karena itu, kalau open rate-nya mau tinggi, maka kita harus membuat daftar/segmen yang sesuai dan mirip dengan tujuan/konten e-mail kita.

Contoh pembagian segmen/kelompok, berdasarkan:

  1. Usia
  2. Jenis kelamin
  3. Lifecycle (dormant leads, leads baru, atau pelanggan/klien yang loyal dengan brand kita)
  4. Pain point
  5. Kebutuhan
  6. Keinginan
  7. Tempat tinggal

Setiap industri memiliki segmentasi yang berbeda-beda. Contohnya, kalau kita menjual komputer, pastinya akan berbeda dengan e-mail yang ditujukan untuk menjual makanan.

Pengalaman pribadi penulis, segmentasi yang benar-benar mirip menghasilkan open rate sebesar 25%.

2. Singkat, Jelas, Padat

Pengguna hanya melihat e-mail sekilas saja. Karena itu, pastikan copy pada subject telah singkat, jelas, dan padat. Jangan bertele-tele karena e-mail dari kita berpotensi tidak dibuka sama sekali, bahkan diarsipkan/dimasukkan sebagai spam.

Formulasikan tiga hal di atas dengan copywriting seperti PAS, AIDA, dll.

3. Personalisasi Lead Magnet

Lead magnet yang kita buat harus sesuai dengan audience persona agar segmentasi bisa dibuat dengan lebih mudah.

Kontak yang berhasil didapat dari lead magnet yang kurang dipersonalisasi akan membuat listing untuk blast e-mail jadi sulit.

4. Jangan Clickbait

Meski subject adalah kunci, jangan terlalu clickbait. Bukannya akan dibuka, e-mail-nya akan langsung dihapus oleh user.

Pakailah fear dan curiosity gap pada subject secukupnya atau pakai power words lainnya.

5. Personalisasi Pesan

Mungkin kita terkadang menerima e-mail seperti, halo “[nama]”. Pemanggilan dengan nama ini bertujuan untuk membentuk kedekatan, sehingga meningkatkan open rate dari e-mail yang dikirim.

6. Manfaatkan Preheader Text

Preheader text itu seperti meta description pada blog. Yaitu rangkuman dari konten yang kita buat.

Pada e-mail, preheader text terletak di sebelah kanan subject.

Jadi, tidak hanya subject saja, maksimalkan juga preheader text!

7. Branding yang Baik

Semakin terpercaya suatu brand, semakin tinggi juga open rate dari e-mail-nya.

Kamu pasti tidak mau membuka e-mail dari brand tidak jelas bukan? Pasti curiga kalau e-mail-nya berisi virus atau scam.

8. Tentukan Waktu Terbaik untuk Mengirimkan E-Mail

Waktu juga merupakan faktor yang harus diperhatikan sebelum mengirimkan e-mail.

Contohnya, kalau audiens kita lebih banyak mengakses e-mail saat weekend, maka kita bisa mengatur jadwal pengiriman e-mail saat weekend.

Selain itu, lebih baik mengirim e-mail pada pagi-sore hari karena malam hari adalah waktu istirahat.

Penentuan waktu terbaik untuk mengirim e-mail bergantung pada perilaku audiens. Jadi, selalu pelajari mereka.

9. A/B Testing

Terakhir, jangan lupa untuk melakukan A/B testing karena copy yang menurut kita bagus, belum tentu bagus di mata audiens.

Bandingkan open rate saat A/B testing. Beberapa variabel yang bisa dites untuk hal ini adalah:

  • Menggunakan nama panggilan atau tidak
  • Diksi pada subjek/preheader text
  • Waktu pengiriman e-mail (jam atau hari tertentu)
  • Panjang subjek/preheader text
  • Segmentasi audiens

Dari hasil A/B testing, kita bisa mendapatkan copies terbaik, baik itu untuk subjek atau pun preheader text untuk meningkatkan open rate e-mail.

Pikirkan Open Rate Dulu, baru Click Rate

Sebelum memikirkan soal click rate, pastikan kalau open rate dari e-mail sudah bagus. Analoginya mirip dengan pikirkan reach dulu baru conversion. Karena tidak ada juga yang mengklik tombol CTA di e-mail yang kita kirim kalau e-mail-nya saja tidak dibuka.

Happy optimizing!

Referensi:

https://www.mailmodo.com/guides/increase-open-rate/

https://www.getresponse.com/blog/increase-email-open-rate

Author

Faris Yudza Ghifari, S.Si. (Certified Impactful Writer)

Faris Yudza Ghifari. Digital Marketing & Website Associate di PrimeCare Clinic. Berpengalaman di niche kesehatan, pemasaran, dan engineering (alat laboratorium dan energi terbarukan)

Share
Published by
Faris Yudza Ghifari, S.Si. (Certified Impactful Writer)

Recent Posts

ADV 160 – Motor Premium dan Canggih yang Siap Bawa Kamu Jalan-Jalan!

Kamu lagi cari motor bukan sembarangan motor? Motor kelas premium yang berbeda dengan yang lainnya?…

2 days ago

7 Tips Menabung untuk Freelancer Berdasarkan Pengalaman

Freelancer berbeda dengan pekerja umumnya karena penghasilannya tidak pasti. Pas ada projek, cuan gede-gedean, giliran…

2 weeks ago

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menggunakan Google Ads/SEM?

Google ads atau SEM adalah kanal digital marketing yang bisa digunakan untuk cepat mendapatkan awareness…

2 weeks ago

Apakah Profesi SEO Specialist akan Digantikan oleh AI?

Apakah profesi SEO Specialist akan Digantikan oleh AI? Di zaman sekarang ini, siapa yang tidak…

3 weeks ago

Pengalaman Berhasil Verifikasi Google Ads setelah Gagal Berkali-Kali

Gagal verifikasi Google ads pasti jadi momok tersendiri bagi praktisi SEM/digital marketing. Apalagi, konsekuensi dari…

3 weeks ago

Kekurangan Berkarir/Bekerja sebagai SEO

Sebagai praktisi yang sudah hampir 4 tahun berkarir di SEO, pemilik blog ini ingin sedikit…

1 month ago