Target Audience – Pentingnya Menarget Audience yang Tepat?
Dalam dunia marketing, mengetahui target audience adalah hal yang vital. Kalau tidak ada target audience, kampanye yang kita lakukan tidak akan berhasil. Tentu saja karena tidak tahu siapa yang mereka target.
Oke, pertanyaannya, bagaimana cara menentukan target audience?
Apa itu Target Audience?
Dikutip dari Oxford Language, target audience adalah grup khusus yang ditarget oleh film, buku, kampanye, dll. Penjelasannya mirip khalayak pada media.
Jenis dari Target Audience
Dikutip dari Sproutsocial, tipe dari target audience bisa dibagi berdasarkan beberapa hal berikut:
a. Demografi
Demografi ini cukup umum. Contohnya adalah audiens berdasarkan usia, domisili, jenis kelamin, dan status pernikahan.
b. Psikografi
Pengelompokan audiens psikografi adalah berdasarkan belief atau nilai. Contohnya adalah melihat apa saja tantangan atau pain point dari target audience-mu.
c. Keinginan untuk Membeli
Bagian ini mungkin mengingatkan kita pada leads profiling. Kalau yang keinginan membelinya kuat, termasuk hot leads, sementara yang profilnya pas, namun tidak tertarik terhitung cold leads.
Target audience berdasarkan keinginan untuk membeli memengaruhi bagaimana customer journey berjalan.
d. Subkultur
Subkultur adalah kelompok minoritas yang memiliki minat yang sama. Misalnya, sama-sama menyukai manga tertentu, tetapi tidak sefanatis atau sebesar fandom. Contohnya adalah komunitas profesi SEO.
e. Gaya Hidup
Gaya hidup juga termasuk dalam jenis target audience. Contohnya, sport drink cocok untuk audiens yang gaya hidupnya rajin beraktivitas fisik.
Mengapa Menarget Audience itu Penting?
Pada dasarnya, kita sebagai marketer tidak mungkin menarget semua orang. Setiap orang punya perbedaan atau diversity masing-masing. Kita juga tidak bisa berekspektasi semuanya senang dengan kampanye atau konten yang kita buat.
Kesalahan dalam menarget audiens juga dapat merusak branding serta menurunkan peluang terjadinya konversi. Contohnya, kita memegang brand kesehatan yang ingin menangani masalah adiksi merokok, tapi pro dalam urusan merokok. Jelas tidak sinkron target audience-nya.
Jadi, target audience penting untuk:
1. Membangun branding yang kuat
2. Memperbesar revenue
3. Lebih maju dari kompetitor
4. Meningkatkan brand loyalty
Jadi, jangan menarget semua orang ya 🙂
Bagaimana Cara Menentukan Target Audience?
a. Menganalisa Data Prospek atau Customer yang sudah Ada
Menganalisa data prospek atau customer yang sudah ada bisa jadi starting point yang bagus. Cek apa kesamaan yang ada. Biasanya, mereka punya pola yang mirip, baik itu dari demografi, psikografi, dll.
b. Mempelajari Kompetitor
Coba cek bagaimana performa kompetitor. Bagaimana ciri-ciri dari klien yang mereka closing?
Caranya? Tidak harus sampai kirim mata-mata kok. Coba analisa website dan media sosial mereka untuk mendapatkan gambaran audiens yang mereka target.
c. Meminta Feedback
Klien yang sudah kamu closing atau prospek di level warm atau hot bisa kamu minta feedback. Apa yang membuat mereka tertarik membeli produk atau jasamu. Dari sana, kamu bisa menarget audiens yang mirip-mirip.
d. Data dari Perusahaan Market Research
Terdapat perusahaan yang bergerak di bidang market research. Kamu bisa bekerja sama dengan mereka untuk menarget audiens yang tepat.
Kalau datanya open-source/gratis, manfaatkanlah dengan baik.
e. Riset Sendiri
Melakukan riset secara mandiri juga bisa dilakukan jika membeli jasa riset dari perusahaan market research tidak memungkinkan.
Metode risetnya bisa kuantitatif, kualitatif, atau mixed. Contohnya adalah survei (kuantitatif), wawancara (kualitatif), atau campuran dari metode tersebut. Mirip dengan menganalisa data customer yang sudah ada.
f. Analytics Data Sendiri
Data dari analytics sendiri seperti Google Analytics 4 atau analytics media sosial bisa jadi cara untuk menentukan target audience.
Bagaimana Cara Melihat bahwa Target Audience yang kita Target sudah Tepat atau Belum?
Caranya bisa dilihat dari observasi atau analisa data. Kalau kita telah menarget target audience dengan tepat, maka seharusnya kita mendapatkan prospek yang berkualitas, atau sesuai dengan buyer persona. Convertion rate yang tinggi juga jadi ciri-ciri bahwa kita telah menarget audience yang tepat.
Jika convertion rate atau engagement rate terlalu rendah, itu bisa jadi tanda bahwa kita menarget audiens yang salah.
Traffic situs yang tinggi bukan jaminan bahwa kita telah menarget audience yang tepat.
Contoh Target Audience
Contoh target audience mirip dengan buyer persona. Contohnya adalah pria dengan tinggi 170 kg dan berat 80 kg dengan keinginan untuk rekomposisi tubuh adalah target audience bagi pengusaha gym dan ahli gizi.
Untuk menentukan buyer persona, kamu bisa mengetahuinya di tautan ini.
Yuk Target Audience dengan Tepat!
Sebagai marketer, menarget audience adalah hal yang vital. Tidak semua orang bisa kita puaskan, sehingga kita harus menarget audiens yang spesifik atau tersegmentasi. Kalau salah target, revenue dan convertion rate tidak akan besar.
Jadi, apakah kamu masih menarget semua orang?
Referensi:
https://sproutsocial.com/insights/target-audience/