Setelah mendapatkan lead magnet atau proses lead generation, fase berikutnya adalah leads scoring dan nurturing. Loh, kok perlu menilai leads? Apanya yang dinilai?
Berikut hal yang perlu kamu ketahui tentang leads scoring!
Leads scoring adalah metode penilaian kualitas prospek. Biasanya dilakukan oleh tim marketing dan sales.
Penilaiannya bisa berupa numerik atau kualitatif/deskriptif saja, tergantung perusahaan dan penanggung jawab scoring-nya.
Secara sederhana, proses leads scoring adalah sebagai berikut:
Leads scoring penting karena orang yang mengisi lead magnet kita belum tentu berkualitas, sesuai dengan buyer persona, apalagi beli saat itu juga.
Penilaian kualitas prospek dapat membantu kita untuk menghasilkan konversi yang lebih baik, mengetahui apakah strategi dari tim marketing dan sales sudah sesuai atau belum, serta memperbaiki proses lead generation dan lead nurturing.
Jadi, tidak semua leads harus dikasih ke tim sales saat itu juga. Leads scoring bisa membantu prioritas dari tim sales dan CRM (customer relationship management).
Berikut beberapa contoh parameter dalam leads scoring:
Nilai positif dan negatif bisa bergantung dari BANT framework juga. Bahkan demografi juga bisa jadi penentu apakah nilainya + atau -. Contoh, jika buyer persona-nya perempuan, maka laki-laki bisa bernilai – (negatif).
Contoh implementasi leads scoring adalah menggunakan BANT framework untuk mengualifikasi jenis leads (cold, warm, hot).
Semakin mirip dengan buyer persona, maka mereka akan semakin hot atau prioritas untuk didekati oleh tim sales.
Metode kuantitatif menggunakan skor, misalnya 0-100 dan penilaian sesuai faktor yang tadi dijelaskan sebelumnya (interaksi dengan konten, ikut webinar, dll.).
Metode penilaian ini relatif tergantung kebijakan bisnis. Namun, pada intinya, semakin dekat dengan buyer persona, semakin dekat nilainya dengan 100. Begitu pula sebaliknya, semakin menjauh dari buyer persona, maka nilainya akan mendekati 0.
Setelah leads scoring, bukan berarti pekerjaan beres. Justru waktunya evaluasi apakah scoring kita sudah benar atau belum.
Bahkan, pemilik blog ini pernah melakukan scoring ke leads cukup rendah karena dari usianya, harusnya masih sekolah dan belum punya penghasilan sendiri, kenyataannya leads ini sanggup beli jasa yang mahal. Alasannya karena memenuhi prinsip BANT: punya uang yang cukup, pengambil keputusan individu tanpa birokrasi, butuh jasa secepatnya agar pain point-nya hilang.
Jadi, terkadang bisa ada bias dalam penilaian. Jadi, selalu asah metode penilaian dan bekerja sama dengan tim sales dan marketing agar leads scoring yang kita lakukan sudah semakin sesuai dengan data lapangan.
Jawabannya tidak. Bisa saja nilainya 0 sekarang, tapi jadi mendekati 100 suatu hari nanti. Mengapa? Karena manusia itu kebutuhannya berubah-ubah.
Contoh, seorang laki-laki jomblo pasti tidak butuh dokter obgyn (skor 0). Nah, beberapa tahun kemudian si laki-laki jomblo ini akhirnya punya istri dan istrinya hamil, maka skor dalam leads scoring-nya bisa naik drastis (skor bisa 50-100 tergantung kemampuan finansial, kedekatan dengan rumah sakit, kualitas dokter, dll.).
Lagi-lagi penilaian kita bisa saja bias. Jadi, leads dengan nilai 100/100 pun belum tentu mau transaksi saat itu juga (warm leads). Bahkan, nilainya bisa turun kalau mereka berubah perasaan karena perlakuan buruk, misalnya dari tim customer service, account executive, dll.
Daripada memberikan semua leads ke sales, yuk nilai dulu leads kita. Yang skornya paling tinggi bisa diprioritaskan. Sementara yang skornya rendah bisa di-nurture dulu.
Kalau kamu, apakah pernah melakukan leads scoring?
Referensi:
https://www.techtarget.com/searchcustomerexperience/definition/lead-scoring
https://blog.hubspot.com/marketing/lead-scoring-instructions
SEO adalah salah satu kanal digital marketing yang butuh uang/budget. Tentunya, dari budget yang dikeluarkan,…
Menjadi mahasiswa berarti mulai belajar untuk lebih mandiri, termasuk dalam hal mengatur keuangan. Salah satu…
Memantau perkembangan latihan kini menjadi lebih mudah dengan adanya fitur tracking pada gym app. Dengan…
Kalau kamu lagi cari motor second atau bekas, pemilik blog ini punya kabar baik untukmu.…
Kembali lagi ke studi kasus SEO. Kali ini, pemilik blog ini ingin mengetahui apakah jika…
Salah satu day to day pekerjaan orang SEO adalah membuat laporan atau report tentunya. Namun,…