Content Writing

Parafrase – Teknik Menulis yang Umum Digunakan Content Writer

Sebagai content writer, kamu pasti sudah tidak asing dengan parafrase. Teknik ini jadi andalan content writer meski terkadang ada yang benar, ada juga yang salah dalam menggunakannya.

Ada yang menggunakan tools seperti spinner untuk parafrase, namun ada juga yang parafrase sendiri dengan otaknya.

Yuk kita telusuri teknik parafrase ini!

Apa Itu Parafrase?

Parafrase adalah menulis ulang teks atau tulisan dari orang lain dengan cara penyampaian atau struktur kalimat yang berbeda.

Dikutip dari website resmi Gramedia, ada beberapa tipe parafrase, yaitu:

  • Ekuivalen
  • Keantoniman ingkaran
  • Generik-spesifik
  • Amplifikasi
  • Kontraksi
  • Rangkuman

Tujuan Parafrase

Tujuan utama dari parafrase adalah menghindari plagiarisme, membuat penjelasan tulisan lain bisa diterima dengan lebih mudah, serta mempercepat penyelesaian pekerjaan menulis, terutama untuk content writer.

Editor juga melakukan parafrase agar tulisannya layak untuk tayang.

Bagaimana Cara Parafrase yang Benar?

Pada dasarnya, cara parafrase yang baik adalah:

  1. Pahami key message atau gagasan pokok suatu tulisan
  2. Membangun kalimat yang berbeda dengan tulisan yang diparafrase seperti kalimat pembuka (intro). Tidak sekedar mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif atau menggunakan sinonim saja
  3. Menambah beberapa informasi baru, tapi tidak kehilangan gagasan pokok
  4. Pastikan kalau hasil parafrase punya gagasan pokok yang sama dengan tulisan yang diparafrase
  5. Cantumkan sumber/sitasi penulis yang kamu parafrase

Perbedaan Parafrase dan Merangkum

Perbedaan parafrase dan merangkum ada panjang kata/kalimat yang dipakai.

Parafrase hanya melibatkan satu kalimat hingga satu paragraf atau ide pokok saja dalam penyusunan ulang katanya, sementara itu, merangkum melibatkan keseluruhan tulisan dan biasanya ada suatu kesimpulan.

Contoh Parafrase Kalimat

“Ayah adalah juara badminton di tingkat RT. Ia memenangkannya setelah tiga kali menang beruntun”.

Hasil parafrasenya: Pada turnamen di tingkat RT, ayah berhasil menjuarai badminton. Hebatnya, ia berhasil menang tiga kali beruntung sebelum dikukuhkan sebagai juara.

Struktur kalimat beda, namun intinya sama. Terlihat kan?

Apakah Parafrase Termasuk Plagiarisme?

Dikutip dari Scribbr, parafrase tanpa adanya sitasi atau mencantumkan referensi temasuk dalam tindakan plagiarisme.

Namun, parafrase yang mensitasi sumbernya bukanlah bentuk plagiarisme.

Jadi, jangan lupa untuk mencantumkan referensi ya.

Apakah Menggunakan Spinner untuk Parafrase Direkomendasikan?

Menurut opini pribadi pemilik blog ini, spinner sama sekali tidak direkomendasikan untuk parafrase. Selain hasilnya terkadang tidak sesuai ekspektasi, pemilik blog ini pernah mengetes dan hasil parafrasenya jelek sekali.

Lebih baik parafrase dengan otak sendiri saja. Kalau kamu beneran penulis, parafrase bisa kamu lakukan tanpa spinner.

Baik Itu Akademisi atau Content Writer, Lakukan Parafrase dengan Benar!

Parafrase biasanya sering dilakukan oleh content writer dan akademisi. Teknik ini sudah jadi semacam holy grail agar tulisan cepat kelar.

Sayangnya, jika tidak hati-hati, parafrase malah bisa menjadi tindakan plagiarisme. Jadi hati-hati dalam menerapkan teknik ini dan lakukan dengan benar.

Kalau kamu, biasanya parafrase dengan cara seperti apa? 🙂

Referensi:

https://www.scribbr.com/frequently-asked-questions/is-paraphrasing-considered-plagiarism/#:~:text=Paraphrasing%20without%20crediting%20the%20original,you%20correctly%20cite%20the%20source.

https://www.scribbr.com/working-with-sources/how-to-paraphrase/

Parafrase: Pengertian, Jenis, Tujuan, Teknik, dan Contohnya

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *