Content WritingKarirSEO

7 Perbedaan SEO Specialist dan SEO Content Writer – Ada Bedanya meski Ada SEO-nya

Jika pemilik blog ini lihat, terkadang ada employer atau rekruter yang belum mengerti perbedaan SEO specialist dan SEO content writer. Contohnya, SEO content writer diberi tanggung jawab untuk ranking sekian atau bahkan sampai riset kata kunci.

Berikut ini adalah perbedaan SEO specialist dan SEO content writer.

1. Tugas/Tanggung Jawab/Scope of Work

Tugas SEO specialist adalah mengoptimasi situs dengan basis tiga pilar (on-page, technicaloff-page), misalnya mengedit konten, mengaudit masalah teknis situs yang bisa mengganggu performa SEO, dan link building.

Tugas SEO content writer terbatas hanya sampai menulis artikel yang brief-nya telah disiapkan oleh SEO specialistRiset kata kunci, apalagi membeli backlink dan mengurus technical SEO seperti core web vital bukan tugas SEO content writer. Selain itu, jangan wajibkan/suruh SEO specialist untuk menulis, itu adalah job description dari SEO content writer.

2. KPI/OKR (Target dari Pekerjaan)

KPI/OKR dari SEO specialist lebih luas seperti organic trafficleads dari situs, visibilitas, dan share of voice. Sementara itu, KPI/OKR dari SEO content writer lebih ke apakah artikelnya telah memenuhi brief dengan cepat tanpa perlu/minim revisi dan selesai dengan tenggat waktu tertentu (kedisiplinan).

Jadi, jangan bebankan KPI/OKR organic traffic, apalagi ranking ke SEO content writer ya.

3. Tingkat Kesulitan Pekerjaan

Bagian ini bersifat subjektif.

Kalau dari pengalaman pemilik blog ini, lebih susah jadi SEO specialist karena urusannya tidak hanya konten, tetapi juga teknis situs dan link building.

4. Gaji

Umumnya, gaji SEO specialist lebih besar dari SEO content writer.

5. Keahlian yang perlu Dimiliki

Secara keahlian yang perlu dimiliki, baik itu SEO content writer atau pun SEO specialist sama-sama harus mengerti dasar-dasar marketing. Namun, SEO specialist dituntut untuk punya ilmu lebih dalam bidang IT, terutama bahasa pemrograman di website seperti HTML, CSS, dan Javascript.

Selain itu, SEO specialist tidak wajib jago menulis. Kewajiban itu diemban oleh SEO content writer.

6. Portfolio

Portfolio SEO content writer lebih ke artikel mereka yang telah terbit di suatu situs. Bonus jika ada ranking artikel yang bagus. Sementara itu, portfolio SEO specialist lebih ke berisi performa SEO dari situs yang pernah mereka pegang.

7. Direct Report

Direct report dari SEO content writer biasanya adalah SEO specialist atau ketua di tim konten seperti editor/redaktur. Sementara itu, direct report dari SEO specialist biasanya adalah marketing manager, SEO manager/leadgrowth lead/manager, hingga CMO/direksi terkait marketing jika SEO specialist merupakan individual contributor.

Jangan Bebankan KPI/OKR dan Scope of Work yang Tidak pada Tempatnya

Sepenglihatan pemilik blog ini, seringkali SEO content writer dibebankan KPI/OKR atau scope of work yang harusnya dimiliki oleh SEO specialist. Padahal, dua profesi ini berbeda meski sama-sama ada SEO-nya.

Untuk rekruter, pengusaha, atau pihak yang ingin merekrut SEO specialist/SEO content writer, semoga bisa membedakan profesi ini dan lebih bijak ketika melakukan rekrutmen untuk posisi SEO specialist/SEO content writer ya.

Author

Faris Yudza Ghifari, S.Si. (Certified Impactful Writer)

Faris Yudza Ghifari. Senior SEO Consultant di Sirka. Berpengalaman di niche kesehatan, pemasaran, dan engineering (alat laboratorium dan energi terbarukan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *