Content Writing

Content Writing vs Academic Writing – Apa Bedanya?

Jika kamu adalah profesional SEO atau content writer dan merupakan mahasiswa atau lulusan pascasarjana, atau bahkan mahasiswa/lulusan doktoral, pasti pernah punya dilema dan style berbeda dalam menulis. Contohnya adalah gaya menulis yang berbeda antara SEO content writing dengan academic writing.

SEO content writing dan academic writing punya perbedaan cukup signifikan. Berikut perbedaannya, berdasarkan berbagai sumber dan pengalaman pemilik blog ini.

1. Target Audiens

Target audiens dari content writing jauh lebih fleksibel, tergantung dari apa yang kamu jual. Sementara itu, target audiens dari academic writing adalah orang-orang di dunia akademik seperti dosen, peneliti, dan mahasiswa.

2. Tujuan Menulis

Tujuan menulis dari content writing adalah marketing seperti awareness dan konversi. Sementara itu, tujuan atau fokus dari academic writing adalah memberikan kontribusi terhadap dunia akademik atau penelitian.

3. Kutipan dan Referensi

Content writing tidak terlalu strict untuk urusan referensi, bahkan tidak perlu sampai pakai APA style untuk referensi. Sementara itu, academic writing punya aturan yang tegas dalam kutipan dan referensi, menyesuaikan dari target jurnal yang diinginkan.

4. Level Plagiarisme

Content writing tidak punya batasan maksimal dari level plagiarisme. Sementara itu, untuk level jurnal ilmiah lokal, academic writing biasanya hanya menoleransi hingga maksimal 20% similarity index saja.

Selain itu, alat pendeteksi plagiarisme yang digunakan pada content writing adalah copyscape dan alat lain. Sementara itu, plagiarisme pada academic writing umumnya menggunakan Turnitin.

5. Jumlah Kata

Jumlah kata pada academic writing umumnya lebih banyak dari content writing. Jumlah kata pada academic writing bisa 2000-8000 kata atau bahkan 10000 kata, tergantung karya akademik yang dibuat.

6. Struktur Tulisan

Struktur tulisan dari academic writing lebih kaku. Sementara itu, struktur tulisan pada content writing lebih fleksibel.

7. Tone of Voice

Tone of voice dari academic writing jelas formal, sementara itu tone of voice dari content writing bisa informal, tergantung target audiensnya.

8. Jumlah Penulis

Jumlah penulis pada academic writing bisa lebih dari satu. Misalnya penulis pertama, penulis kedua, dan corresponding author. Sementara itu, pada content writing, belum tentu nama kontributornya ditulis seperti ghostwriter.

9. Tempat Terbit

Tempat terbit tulisan akademik adalah website kampus/akademik atau jurnal ilmiah dan buku. Sementara itu, tempat terbit dari content writing adalah aset-aset marketing seperti media sosial, e-mail, dan website/blog.

10. Lama Waktu Pembuatan

Umumnya, pembuatan academic writing seperti jurnal jauh lebih lama daripada content writing. Hal ini karena waktu penelitian, banyaknya sumber yang digunakan, dan jumlah kata yang jauh lebih banyak.

11. Point of View atau Sudut Pandang

Point of view dari academic writing umumnya tidak menggunakan sudut pandang orang pertama atau tidak ada subjek seperti saya, aku, Anda, dll. Sementara itu, sudut pandang content writing jauh lebih fleksibel.

Menurut klaim beberapa pengguna Twitter, academic writing di luar negeri justru encourage menggunakan kata subyek seperti “saya” atau “kami”.

12. Kesulitan dalam Pembuatan

Meski ini terdengar subjektif. Menurut pemilik blog ini, lebih sulit membuat tulisan akademik, apalagi jika merupakan hasil riset. Content writing bisa dilakukan selama ada ide atau benchmark kompetitor.

13. Bayaran

Kamu harus membayar dalam academic writing, misalnya untuk publikasi. Meski ada grant atau jurnal yang sama sekali tidak memungut biaya dari author-nya. Sementara itu, bayaran dari content writing bergantung pada beberapa hal seperti pengalaman dan skill-mu.

Sama-Sama Menulis, namun punya Banyak Perbedaan

Begitulah, cukup banyak perbedaan dari academic writing dengan content writing. Jika kamu lanjut studi seperti pascasarjana atau doktoral, pastinya akan lebih sering melakukan academic writing. Sementara itu, content writing umumnya dilakukan oleh marketer atau blogger.

Kalau kamu? Lebih suka menulis apa?

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *