Ilmu Komunikasi

Komunikasi Konteks Tinggi – Komunikasi Tidak Langsung?

Pada komunikasi antarbudaya, selain komunikasi konteks rendah. Kebalikannya, ada juga komunikasi konteks tinggi. High context ini adalah keterbalikan dari low context communication. Gaya komunikasi ini diperkenalkan oleh Edward Hall dan Mildred Reed Hall.

Apa itu komunikasi konteks tinggi dan contohnya?

Apa itu Komunikasi Konteks Tinggi?

Komunikasi konteks tinggi adalah gaya komunikasi yang lebih mengarah ke makna implisit dan sangat bergantung pada konteks. Dalam decoding atau interpretasi, komunikan harus menyadari konteks komunikasinya dulu.

Singkatnya, komunikasi konteks tinggi adalah komunikasi yang maknanya bersifat implisit dan tidak langsung.

Ciri-Ciri Komunikasi Konteks Tinggi

Berikut adalah ciri-ciri komunikasi konteks tinggi:

1. Komunikasinya bersifat tidak langsung/tidak blak-blakan, sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain dan menciptakan konsensus

2. Pengungkapan secara implisit

3. Pesan mengalir bebas

4. Penafsiran secara metaforis karena pesannya dikodekan

5. Verbal dan non verbal sama-sama penting

6. Dimulai dengan konteks yang bertele-tele

Kelihatan bahwa komunikasi konteks tinggi mengedepankan tidak to the point dan perlu pemahaman konteks yang lebih baik.

Contoh Daerah dengan Budaya Konteks Tinggi

Beriktu beberapa daerah dengan budaya konteks tinggi:

1. Eropa Latin

2. Negara di sekitar mediterania

3. Timur Tengah

4. Asia

5. Afrika

6. Amerika Latin

7. Oseania

Kelebihan Komunikasi Konteks Tinggi

Berikut adalah kelebihan komunikasi konteks tinggi:

1. Berpotensi minimal dalam menyebabkan konflik

2. Bagus untuk membangun hubungan dekat

3. Jika komunikan sudah paham konteks, komunikasinya akan efektif

4. Pada beberapa budaya, komunikasi konteks tinggi dianggap sebagai sebuah rasa hormat dan sopan

Kekurangan Komunikasi Konteks Tinggi

Sebaliknya, beberapa kekurangan komunikasi konteks tinggi adalah:

1. Untuk yang tidak paham konteks seperti orang baru, akan menimbulkan miskomunikasi/misinterpretasi

2. Tidak langsung: tidak sejelas komunikasi konteks rendah

3. Rawan manipulasi makna oleh pembuat pesan. Meski pada dasarnya makna dibuat oleh audiens

Contoh Komunikasi Konteks Tinggi

Contoh komunikasi konteks tinggi adalah pesan tersirat dan sindiran karena tidak langsung. Contohnya:

1. “Pagi banget kamu, baru dateng jam 11”

2. “Satu lagi sukses, kamu bisa dapat piring cantik”

Lihat kan, perlu konteks untuk memahami maknanya. Piring cantik di sini artinya adalah bonus setelah tiga kali menang.

Kapan Sebaiknya Memakai Komunikasi Konteks Tinggi?

Karena sangat bergantung pada konteks dan makna implisit. Sebaiknya komunikasi konteks tinggi dipakai pada rekan, teman, atau keluarga yang kita sudah punya hubungan dekat agar sama-sama memahami konteks dan tidak terjadi misinterpretasi.

Kalau masih baru, sebaiknya jelaskan dulu konteksnya.

Bagaimana Sebaiknya Cara Komunikator Konteks Tinggi Berkomunikasi dengan Komunikan Konteks Rendah?

Kembali lagi dengan konsep golden mean pada etika komunikasi. Carilah titik tengah atau middle ground. Komunikator konteks tinggi sebaiknya menjelaskan konteks dulu kepada komunikan konteks rendah agar tidak terjadi misinterpretasi pada pesannya.

Yuk Berkomunikasi dengan Efektif!

Komunikasi konteks tinggi bisa menjadi gaya komunikasi yang efektif jika terdapat pemahaman akan konteks pada komunikannya. Jika tidak mengerti konteks, maka rawan terjadi misinterpretasi.

Kalau kamu, lebih suka memakai komunikasi konteks tinggi atau rendah?

Referensi:

High- Vs. Low-Context Communication Survival Guide

Nunez, C., Nunez, L., & Nunez, R. (2019). Komunikasi Antar Budaya (Bab 1). Yogyakarta. Kanisius

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *