Content WritingKarir

Pertanyaan di Interview Content Writer dan Tips Menjawabnya

Penulis sudah berpengalaman 3 tahun di dunia kepenulisan. Baik itu sebagai pihak yang mewawancara dan diwawancara, sebenarnya ada seni dan tujuan dari pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan di interview content writer biasanya tidak jauh-jauh dari perkontenan loh.

Sebagai user (biasanya editor atau lead content writer), berikut pertanyaan di interview content writer yang biasa diajukan.

1. Menurutmu, Konten yang Bagus Itu seperti Apa?

Mau seobjektif apa pun, namanya tulisan itu pasti subjektif, sesuai dengan selera pembaca. Karena itulah, penting untuk mengetahui apa itu konten yang bagus dari POV penulisnya.

Kamu bisa menjawab seperti hal berikut ini dari pertanyaan di bawah ini:

  • Konten tanpa typo
  • Memenuhi tujuan seperti di-scroll sampai habis
  • Banyak yang mengklik call to action
  • Faktual/tanpa hoax

2. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Menyelesaikan Konten dengan Sekian Kata?

Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa produktif dan kecepatan dari kerja content writer, apalagi kalau di bawah tekanan dan ada target.

Biasanya, seorang penulis profesional sanggup menulis 2000-5000 kata per hari, namun kembali disesuaikan dengan budget dan perusahaan. Tentunya, sebagai editor/user, konten itu bukan hanya urusan kuantitas, tetapi juga kualitas.

Saat menjawab ini, lebih baik jujur saja, karena kalau berbohong, saat masa probation, akan terlihat apakah bohong atau jujur saat interview. Toh, output juga merupakan gambaran dari skill kita sebagai content writer.

3. Sanggup Berapa Konten dalam Sehari?

Sebenarnya mirip dengan jumlah kata. Pertanyaan yang satu ini jawabannya adalah output. Apakah satu, dua, tiga, empat, atau lebih konten per hari. Biasanya, jumlah ini disesuaikan dengan jumlah kata.

Menurut pandangan penulis, setiap penulis sebaiknya cukup menulis 1-2 konten per hari saja agar kualitas kontennya terjaga.

4. Bagaimana Caramu Membuat Konten/Menulis?

Maksud pertanyaan ini adalah proses yang kamu lakukan saat membuat konten, mulai dari persiapan, riset, pembuatan, dan pasca kontennya selesai.

Bahkan, bisa jadi ada pertanyaan soal cara mengatasi writer’s block karena hal ini adalah batu sandungan bagi penulis.

5. Apa saja Tools Menulis yang Biasa Kamu Pakai?

Di zaman sekarang, sudah jarang profesi penulis menggunakan kertas dan pensil. Kebanyakan menggunakan aplikasi pengolah kata sebagai tools menulis seperti Google docs dan Microsoft word.

Namun tidak hanya itu saja, tools SEO seperti Yoast dan penerjemah bisa juga ditanya, tergantung dari kebutuhan kontennya.

6. Pernah Menulis dimana saja?

Pertanyaan ini biasanya digunakan rekruter/user untuk menjamin apakah portfolio yang diberikan palsu atau tidak sekaligus mencari tahu lebih lanjut bagaimana cerita tulisanmu bisa tayang di suatu media. Terutama kalau dimuat di media nasional.

Kalau penulis sebagai user, pasti akan bertanya soal ini sekaligus blog pribadi karena blog pribadi adalah tempat seorang penulis bisa menulis dengan bebas tanpa aturan dari editor. “Muka penulis yang asli” akan terlihat dari tulisan di blog pribadinya.

7. Apakah Pernah Menang Lomba Menulis?

Biasanya, pertanyaan seperti ini akan muncul di interview user. Kalau pernah menang lomba menulis seperti lomba blog, akan jadi poin plus karena setidaknya, tulisanmu pernah diakui oleh orang lain sebagai yang terbaik.

Lagipula, menang lomba menulis itu sangat sulit karena banyak subjektivitasnya, jadi berbanggalah kalau pernah menang lomba menulis!

8. Apakah sudah Membaca Konten Buatan Kami? Bagaimana Pendapatmu?

Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa dalam calon content writer mengenali tempat menulisnya. Baik itu di media sosial, blog, atau pun di media nasional.

Tapi, pertanyaan ini bukan untuk mencuri ide ya. Justru pertanyaan ini untuk melihat kecocokan apakah brand voice yang digunakan cocok dan dipahami oleh calon content writer-nya atau tidak.

9. Apakah Paham soal SEO?

Tidak bisa dipungkiri, di zaman sekarang pasti perusahaan meminta penulis untuk memahami SEO. Paling tidak, untuk on-page-nya saja. Untuk technical SEO dan off-page SEO, hal itu di luar ranah content writer.

Nah, sebagai content writer, kita perlu paham soal search intent dan meta tag seperti title tag dan header tag. Akan lebih baik jika paham tools seperti Yoast dan Rankmath.

10. Kalau Kamu Diterima di Perusahaan Ini, Kira-Kira, Kita akan Fokus di Konten dengan Tema/Topik Ini, Apakah Kamu Siap?

Pertanyaan ini termasuk green flag bahwa user atau rekruter telah tertarik denganmu sebagai calon content writer. Kalau kamu siap, jawablah dengan meyakinkan dan tanpa keraguan. Memang itu adalah hal yang akan jadi tugasmu sebagai content writer.

Keraguan sedikit saja akan menimbulkan kegundahan juga dari sisi user/rekruter, apalagi kalau menjawab tidak sanggup.

11. Berapa Ekspektasi Gajimu?

Yapz, ini termasuk pertanyaan green flag juga, apalagi kalau ditanyakan oleh user. Itu berarti, tinggal membandingkan saja mana calon content writer yang mau dipilih.

Sebagai pelamar, kalau tidak ada gaji di job board saat melamar, ada baiknya untuk bertanya soal kesanggupan perusahaan tentang budget gaji dari mereka. Sementara itu, kalau di job board sudah ada gaji yang tertera, coba mulai negosiasi gaji dari batas atas dulu.

Jawablah Pertanyaan di Interview Content Writer dengan Jujur!

Penulis tahu bahwa mencari pekerjaan di zaman sekarang itu susah, namun bukan berarti kamu harus berbohong saat menjawab pertanyaan di interview content writer. Contohnya, saat ditanya soal paham SEO atau tidak, tetapi kalau berbohong, maka kebohongannya akan terlihat di masa probation, apalagi biasanya pekerjaan ini ada technical test-nya.

Tidak hanya perusahaan saja yang rugi, kita sebagai penulis juga rugi kalau memaksakan untuk bekerja di tempat yang kita sukai atau tidak cocok.

Semoga interview pembaca sebagai content writer lancar ya.

Happy writing!

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *