Sebuah gambar/foto tanpa caption itu bagaikan makanan hambar yang tidak berbumbu. Jika diibaratkan, gambar/foto adalah makanan dan caption adalah bumbu atau bungkusnya. Gambar/foto akan menjadi lebih menarik ketika dibubuhi caption yang menggugah hati pembacanya. Nah, pertanyaannya, bagaimana cara menulis caption untuk gambar/foto ya?
Eits, meski kelihatannya caption itu pendek, tidak semua orang bisa langsung membuatnya loh. Bahkan ada yang berpikir seharian hanya untuk memikirkan caption Instagram. Namun, tentunya hal ini menjadi halangan untuk profesi seperti copywriter.
Mau membuat caption gambar/foto yang bagus? Ayo baca artikel ini lebih lanjut!
Caption adalah penjelasan dari suatu gambar, karena itulah kita perlu memahami gambarnya terlebih dahulu sebelum menulis caption-nya. Bayangkan foto rumah sakit, tetapi caption-nya malah menuliskan soal motor yang bunyinya mberrrr. Tidak nyambung bukan?
Cara menulis caption gambar/foto yang pertama adalah memahami gambarnya, baru lanjut ke langkah berikutnya.
Untuk gambar/foto blog, biasanya tujuan dari caption adalah sekedar untuk menjelaskan gambarnya. Namun, hal ini akan berbeda untuk gambar di media sosial, terutama yang berbau visual seperti Instagram.
Tujuannya ada banyak, bisa like, save, share, dan banyaknya komentar. Setiap tujuan pasti punya racikan caption yang berbeda.
Apa pun kontennya, mengetahui target audiens tetap merupakan kuncinya, termasuk caption pada gambar/foto. Apalagi, jika caption-nya untuk media sosial Instagram.
Target audiens akan memengaruhi bagaimana sapaan pada caption dan penggunaan diksi. Contohnya, kalau menarget orang Jakarta Selatan, kita bisa memakai bahasa Indonesia campur dengan Inggris.
Caption yang cukup panjang seperti di Instagram memerlukan brief sebagai panduan. Contohnya adalah caption tidak boleh melebihi 300 karakter dan menggunakan bahasa non formal.
Setelah brief jadi, kita bisa lanjut untuk menulis draft pertama dari caption.
Yak, waktunya mulai untuk menulis draft pertama dari caption.
Khusus untuk pekerjaan, ada baiknya kita menyimpan caption pertama kita di Google docs agar proses penyuntingan bisa lebih mudah.
Intinya, jangan langsung posting gambar dengan caption yang baru pertama dibuat.
Tidak ada salahnya untuk memakai emoji pada caption loh. Alasannya karena jika menggunakan kata saja, emosinya kurang tersampaikan, kecuali pengetikan dengan caps lock, maka orang mengira kita sedang merah.
Penggunaan emoji akan memvisualiasikan seperti apa persona kita saat berhadapan dengan pembaca.
Meski demikian, penggunaan emoji pada caption itu opsional, bergantung pada strategi branding.
Tergantung pada tujuan gambarnya, call to action pada gambar bisa dicantumkan. Contohnya, kalau audiens menyukai foto/konten kita, maka kita bisa meminta mereka untuk mem-follow akun kita di Instagram.
Kembali lagi khusus Instagram, menyematkan tagar pada gambar juga bisa menjadi cara untuk menjangkau akun/audiens yang lebih luas dan tepat.
Namun, jangan terlalu banyak menyematkan tagar agar esensi caption-nya tidak terganggu.
Kalau menggunakan gambar dari situs penyedia gambar, baik itu yang gratis atau berbayar, kita harus mencantumkan situs mereka sebagai referensi sebagai bentuk terima kasih/penghargaan.
Bagaimana dengan gambar/foto dari diri sendiri? Kalau begitu, ketik pada caption, sumber: dokumen pribadi.
Setelah draft kelar, waktunya melakukan penyuntingan.
Karena caption termasuk konten pendek, harusnya penyuntingan tidak memakan waktu lama. Paling tidak pastikan kalau tidak ada typo pada caption-nya.
Khusus pada gambar di blog, jangan lupa untuk menambahkan alt text pada tiap gambar sebagai bentuk optimasi. Tidak hanya pada featured image-nya saja.
Pengecualian hanya untuk gambar yang bertujuan sebagai dekoratif. Gambar dengan tujuan tersebut tidak perlu diberikan alt text.
Di balik caption pada gambar/foto di Instagram, blog, atau media lain, ada proses pembuatan yang mungkin terlihat panjang dan merepotkan. Yah, kalau membuat caption gambar untuk brand, sebagai profesional tentunya kita wajib melalui proses yang dituliskan di artikel ini.
Kalau sekedar caption untuk foto pribadi, menurut penulis, cukup jalankan langkah nomor 1 saja. Yang lain tidak perlu karena tidak ada tujuan komersial. Anggap saja jadi latihan menulis atau microblogging semata.
Semoga setelah membaca artikel ini, pembaca tidak lagi pusing saat menulis caption ya!
Happy writing!
Kamu lagi cari motor bukan sembarangan motor? Motor kelas premium yang berbeda dengan yang lainnya?…
Freelancer berbeda dengan pekerja umumnya karena penghasilannya tidak pasti. Pas ada projek, cuan gede-gedean, giliran…
Google ads atau SEM adalah kanal digital marketing yang bisa digunakan untuk cepat mendapatkan awareness…
Apakah profesi SEO Specialist akan Digantikan oleh AI? Di zaman sekarang ini, siapa yang tidak…
Gagal verifikasi Google ads pasti jadi momok tersendiri bagi praktisi SEM/digital marketing. Apalagi, konsekuensi dari…
Sebagai praktisi yang sudah hampir 4 tahun berkarir di SEO, pemilik blog ini ingin sedikit…