Draft Pertama Artikel – “Sisi Asli” dari Content Writer
Sebagai content writer, draft pertama artikel adalah hal yang istimewa. Mengapa? Karena draft tersebut adalah hasil karya awal dan cerminan asli kita sebagai penulis yang hanya diketahui oleh editor atau diri kita sendiri jika melakukan swasunting.
Apa ciri-ciri draft pertama artikel? Bagaimana cara membuatnya?
Apa itu Draft Pertama Artikel?
Draft pertama artikel adalah artikel hasil dari penulisnya yang belum melalui proses penyuntingan apa pun, bahkan termasuk swasunting.
Definisi ini juga berlaku pada naskah apa pun, seperti naskah puisi, prosa, novel, buku, atau pun karya lainnya seperti script video/film.
Ciri-Ciri Draft Pertama Artikel
Terdapat berbagai ciri-ciri dari draft pertama artikel, yaitu:
- Banyak kesalahan dalam penulisan seperti typo, ambigu, redundansi, dan inkonsistensi
- Ada yang sebenarnya bisa ditambah atau dikurangi dalam penyuntingan, namun belum direalisasikan
- Statusnya di blog biasanya masih berupa draft (belum published)
- Banyak komentar dari editor (jika memakai jasa editor)
- Jika draft pertama artikelnya buatan AI, maka AI detector atau level plagiasi akan tinggi
Wajar saja draft pertama itu buruk karena secara alamiah, penulis memang seperti itu (sejago apa pun penulisnya). Makanya, jangan pernah remehkan atau skip dalam proses penyuntingan atau kurasi.
Bagaimana Cara Menulis Draft Pertama Artikel?
Pada dasarnya, cara menulis draft pertama artikel itu sama seperti menulis artikel secara umumnya. Namun, kamu bisa mengimplementasikan tips ini saat menulis draft pertama:
- Jangan pernah menyunting saat menulis draft pertama, sekalipun kamu sadar dengan kesalahannya, keep going forward
- Jadikan brief sebagai patokan utama
- Menulis di lingkungan yang nyaman
- Menulis di waktu yang tepat
- Ketahui target pembaca dan personanya
- Pakai tata bahasa yang baik dan sesuai
- Free writing jika otak merasa atau terjadi writer’s block
- Membangun outline terlebih dahulu sebelum menulis
Berapa Lama Waktu yang Diperlukan hingga Draft Pertama Artikel Selesai?
Banyak yang memengaruhi lama pengerjaan draft pertama artikel. Antara lain:
- Kapasitas penulis (kecepatan menulis, pengalaman, dan knowledge di niche-nya)
- Content brief
- Jumlah kata
- Referensi yang tersedia
- Bahasa yang digunakan
Setiap penulis akan punya output yang berbeda, sehingga editor harus bijak dalam meletakkan beban kerja pada masing-masing penulisnya.
Apa yang harus Dilakukan ketika Draft Pertama Artikel Selesai?
Umumnya, hal ini akan dilakukan jika draft pertama artikel selesai:
a. Jika Ada Editor
Step by step-nya:
- Swasunting
- Menyerahkan draft pertama yang telah diswasunting kepada editor
- Menunggu feedback dari editor
- Memperbaiki artikel sesuai dengan feedback dari editor (jika ada revisi)
- Posting (jika bukan editor yang posting)
b. Jika Menulis Tanpa Editor
Prosesnya mirip dengan jika ada editor, namun step-nya lebih pendek:
- Swasunting
- Posting setelah yakin dengan hasil swasuntingnya
Menulis tanpa editor memang prosesnya lebih sedikit, namun pendapat orang lain diperlukan agar kita tidak terjebak pada bias saat menyunting artikel kita sendiri. Menilai diri sendiri itu adalah hal yang sulit.
Bahaya yang bisa Terjadi jika Langsung Mempublikasikan Draft Pertama Artikel
Karena draft pertama artikel biasanya masih banyak kesalahan dan perlu diperbaiki. Maka akan ada bahaya jika kita langsung posting draft pertama artikel. Antara lain:
- Pembaca jadi malas membaca karena banyak kesalahan dalam penulisan
- Reputasi turun karena kerap mempublikasikan artikel yang banyak kesalahan
- Miskomunikasi karena adanya makna seperti ambigu
- Banyak komentar kurang enak yang datar, terutama dari polisi grammar
- Tidak tercapainya tujuan dari artikel itu sendiri
Suntinglah Draft Pertama Artikelmu sebelum Disebar ke Masyarakat Umum
Draft pertama artikel kita adalah sisi paling original dari kita sebagai penulis, yaitu manusia yang tidak luput dari kesalahan. Karena itu, perlu adanya pihak lain untuk memperbaiki atau perbaikan dari diri sendiri.
Jika memiliki editor, maka draft pertama kita akan punya banyak warna karena ada hal yang harus disunting pada artikelnya. Meski menambah pekerjaan, kualitas artikel kita bisa jadi jauh lebih baik.
Menulis dengan editor memang “kekangannya” lebih sedikit. Namun, ada bahayanya juga seperti penyuntingan penuh bias, atau kalau kita sedang malas, bisa saja kita langsung posting draft pertama artikel kita. Namun, ada bahaya yang mengintai seperti tidak tercapainya tujuan artikel karena banyaknya kesalahan yang terjadi.
Yuk sunting dulu draft pertama artikelnya, baik itu lewat swasunting atau pun dengan editor!