Content WritingCopywritingPenyuntingan

Typo – Kesalahan Umum dalam Penulisan yang bisa Berbahaya

Saat kelar menyelesaikan draft pertama, biasanya kesalahan dalam penulisan yang biasa kita temukan adalah typo.

Parahnya, meski cuma salah satu huruf saja, bisa mengubah makna dari sebuah kata/frasa/kalimat. Karena itu, biasanya typo menjadi biang kerok kepusingan penulis dan editor karena menemukan typo satu huruf saja itu bak menemukan jarum dalam jerami, apalagi jika jumlah katanya banyak sekali.

Apa Itu Typo?

Typo atau kesalahan tipografikal adalah error yang terdapat pada suatu teks atau dengan kata lain salah eja pada material digital atau pun fisik (cetak).

Contoh Typo

Setiap bahasa yang digunakan akan ada versi typo masing-masing.

Berikut contoh typo dalam bahasa Indonesia:

  1. Bgus (bagus)
  2. Ulta (ultra)
  3. Boli (bola)
  4. Takus (takut)

Untuk contoh typo dalam bahasa Inggris:

  1. Agre (agree)
  2. Bananw (banana)
  3. Crost (cross)

Penyebab Typo

Mungkin kita pernah salah ketik saat mengirim chat ke teman. Belum lagi menulis artikel panjang jika berprofesi sebagai content writer.

Sebenarnya penyebab ini tidak selalu karena mengetik dengan terburu-buru atau distraksi.

Menurut Tom Stanford, seorang psikolog yang meneliti studi tentang typo di Universitas Sheffield, “ketika menulis, kita mencoba untuk memahami makna. Tentu saja itu tugas yang cukup tinggi tantangannya”, sehingga otak mulai fokus pada tugas yang berat, namun tidak terlalu fokus dengan tugas yang lebih ringan.

Manusia tidak bisa menangkap keseluruhan detail seperti komputer canggih. Kita menangkap informasi sensorik dan menggabungkannya dengan ekspektasi kita, lalu mengekstrak maknanya.

Berbeda dengan saat menyunting, kita menggunakan kekuatan otak lebih sedikit dibanding saat menulis karena kita tahu makna apa yang ingin kita dapatkan, sehingga lebih mudah untuk menemukan typo.

Jadi, menurut psikolog tersebut, beberapa penyebab typo adalah:

  • Insting tubuh untuk mengetik di tempat selanjutnya
  • Mengetik terlalu cepat
  • Sifat alamiah manusia (cara kerja otak saat menulis)

Dari pengalaman penulis sendiri, ada beberapa penyebab typo yang umum saat menulis (selain di atas), yaitu:

  • Menulis saat burnout
  • Banyak distraksi
  • Kurang pengetahuan akan kosakata atau tata bahasa
  • Tekanan tinggi seperti menulis di dekat deadline

Kesimpulannya, tidak perlu malu kalau ada typo di draft pertama karena hal itu memang alamiah/manusiawi.

Cara Menemukan dan Mengatasi Typo

Menemukan dan mengatasi typo ada beberapa cara. Yaitu:

  • Menggunakan Google docs dengan fitur auto correct
  • Jika tulisannya menggunakan bahasa Inggris, Grammarly bisa membantu dalam menemukan typo
  • Fitur ctrl+f untuk memastikan beberapa diksi sudah benar, terutama yang banyak muncul/keyword
  • Melakukan proses penyuntingan dengan seksama dan fokus
  • Memakai Chat GPT dengan prompt yang cukup jelas untuk menemukan typo

Bahaya Typo

Meski typo itu alami, tetap saja ada bahayanya, terutama jika kontennya telah terpublikasikan.

Beberapa bahaya typo adalah:

  • Berubahnya makna suatu kata/kalimat/paragraf
  • Membuat pembaca malas melanjutan untuk membaca sampai habis, sehingga bounce rate naik
  • Pembaca salah menangkap/menginterpretasikan suatu kata/kalimat/paragraf
  • URL yang typo dapat menyebabkan broken link

Karena hal ini, proses penyuntingan tidak boleh dilewatkan. Lalu, sebaiknya peran penulis dan editor itu sebaiknya dilakukan oleh dua orang yang berbeda.

Cara Meminimalkan/Mencegah Typo 

Karena typo itu alamiah, hampir mustahil untuk mencegah terjadinya typo, terutama pada artikel panjang dan baru draft pertama. Namun, jumlah typo bisa diminimalkan. Caranya adalah:

a. Menulis di Waktu yang Tepat

Menurut beberapa sumber, waktu terbaik untuk menulis adalah pagi hari setelah bangun tidur karena otak paling kreatif di waktu tersebut.

Waktu paling kreatif tersebut bisa dimanfaatkan untuk meminimalkan typo.

Sementarai itu, waktu yang kurang direkomendasikan untuk menulis adalah pagi menuju siang dan tengah malam.

b. Jangan Menulis saat Burnout

Ketika burnout, peluang terjadinya kesalahan dalam penulisan akan membesar karena saat di kondisi tersebut, kita pastinya kurang fokus.

c. Buat Lingkungan yang Pas untuk Menulis

Lingkungan penuh distraksi dan berpolusi suara akan mengganggu fokus saat menulis, sehingga peluang terjadinya typo akan meningkat.

Buatlah lingkungan yang tenang atau membuatmu nyaman saat menulis untuk meminimalkan peluang terjadinya typo.

d. Pakai Keyboard yang Sesuai dengan Muscle Memory

Keyboard yang non qwerty atau tidak pas dengan muscle memory akan meningkatkan peluang terjadinya typo.

Biasakan selalu menggunakan keyboard dengan penyusunan huruf/tombol yang sama.

e. Mengetik dengan Kecepatan yang Pas

Mengetik dengan cepat memang akan mempercepat selesainya pekerjaan kita, namun tentu saja bayarannya adalah dengan peluang typo yang tinggi.

Jika ingin meminimalkan typo, jangan mengetik terlalu cepat. Bawa pengetikan/penulisan dengan tenang.

f. Tidak Menulis di Dekat Deadline

Deadline biasanya bikin jantung lebih deg-degan dan stres meningkat. Karena tekanan ini, menulis saat dekat deadline biasanya membuat kita mengetik terlalu cepat, sehingga peluang terjadinya typo membesar.

Lakukan manajemen waktu yang baik seperti memanfaatkan matriks Eisenhower untuk dan jangan menunda pekerjaan untuk mencegah terjadinya bekerja di dekat deadline.

g. AI

Tulisan yang dibuat oleh AI hampir mustahil ada typo-nya. Namun, jangan sembarangan untuk menulis dengan AI. Apalagi jika kamu berprofesi/dibayar sebagai penulis, tentu saja jangan menulis dengan AI.

Disclaimer: penulis sampai saat ini tidak pernah menulis dengan menggunakan AI. Namun, jika ada yang menulis dengan AI, itu adalah pilihan dan risiko ditanggung mereka.

Apakah Typo Benar-Benar Tidak Boleh Dilakukan?

Meski typo dapat merubah esensi suatu kata, kalimat, atau paragraf. Ada kondisi khusus di mana typo adalah kewajiban. Biasanya hal ini terjadi di dunia marketing.

Karena manusia lebih mudah untuk menemukan kesalahan orang lain, ada beberapa campaign yang sengaja ada typo pada tulisannya. Hal ini bisa menarik perhatian audiens. Namun, perlu banyak perhitungan untuk melakukan hal ini karena termasuk gimmick yang cukup berisiko.

Typo saat Menulis Itu Manusiawi, Maka dari Itu Jangan Lewatkan Proses Penyuntingan!

Typo adalah kesalahan dalam penulisan yang rawan terjadi, namun hal ini manusiawi karena cara kerja otak manusia memang seperti itu. Jadi, kesalahan penulis yang satu ini wajib diatasi di proses penyuntingan.

Typo yang terjadi secara natural bukan jadi alasan untuk menampilkan konten penuh typo kepada audiens. Justru, hal ini semakin menguatkan pentingnya proses penyuntingan sebelum konten ditayangkan.

Karena mustahil mencegah typo secara 100%. Kita bisa meminimalkan peluang terjadinya banyak typo dengan beberapa cara seperti menulis di waktu yang terbaik, berada di lingkungan yang nyaman untuk menulis, menggunakan keyboard yang pas, dan menjaga kecepatan mengetik. Lalu, jangan pernah melewatkan proses penyuntingan.

Happy writing!

Sumber:

https://study.com/learn/lesson/typo-typographical-error-example.html#:~:text=They%20occur%20when%20humans%20are,up%20unwanted%20mistakes%20in%20writing.

https://www.wired.com/2014/08/wuwt-typos/

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *