6 Cara Menyunting Artikel – Proofreader dan Editor Wajib Masuk!
Selain cara menulis artikel (baik itu perlu mengikuti panduan SEO atau tidak), menyunting artikel adalah bagian yang tidak boleh dilewatkan sebelum mempublikasikan suatu artikel. Karena itulah, cara menyunting artikel yang benar perlu diterapkan oleh proofreader/editor dan penulis yang ingin melakukan self editing. Biasanya, proses ini dilakukan setelah artikel/draft pertama selesai.
Setiap draft artikel yang baru dibuat oleh penulis pasti memiliki kesalahan, baik itu dari typo, kalimat kurang efektif, kalimat ambigu, paragraf yang tidak faktual, struktur yang kurang nyambung, ada saran penyampaian yang lebih baik, dll.
Berikut cara menyunting artikel dengan baik dan benar!
Apa Itu Menyunting?
Menyunting adalah proses untuk membetulkan/mengoreksi kesalahan yang terjadi pada tulisan, terutama pada draft pertama. Proses penyuntingan ini tidak hanya meliputi kesalahan seperti typo, tetapi juga flow tulisan, kesesuaian dengan brand guideline, tujuan dari tulisannya, substansial, dan akurasi dari informasinya.
Menurut oxford languages, editing adalah mempersiapkan material teks seperti memodifikasi atau mengoreksinya.
Mengapa Kita Perlu Menyunting?
Pada dasarnya kita perlu menyunting karena tidak ada satu pun konten yang sempurna pada draft pertama, sekalipun itu buatan AI yang tidak mungkin melakukan kesalahan seperti typo.
Kalau kita tidak menyunting, itu berarti kita telah membiarkan konten yang belum diperiksa/audit, namun sudah dipublikasikan. Hal ini jadi berbahaya jika kontennya melanggar hukum, hoaks, atau berpotensi menimbulkan konflik yang tidak perlu, sehingga merusak nama baik.
Jadi, jangan pernah melewatkan proses penyuntingan ya! Berikut cara menyunting artikel!
1. Perhatikan Judul dan Struktur/Sub Judul Terlebih Dahulu
Cara menyunting artikel paling pertama adalah memperhatikan judul dan struktur/sub judul terlebih dahulu.
Daripada capek-capek membaca semuanya terlebih dahulu, coba lihat dulu judul dan struktur/sub judulnya, apakah sudah sinkron satu sama lain atau belum? Setiap paragraf harus menjawab sub judul dan judul harus menjawab keseluruhan artikel.
Kalau struktur/kerangkanya kurang pas, maka kita bisa menyuntingnya dengan urutan yang lebih cocok dan memberi saran tentang bagaimana agar artikel bisa lebih baik.
Judul yang tidak menjawab keseluruhan artikel (atau bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan isi artikel) akan dipandang negatif dan pembaca bisa tidak puas.
2. Baca Artikel dengan Suara Keras
Kalau hanya sekedar membaca, rasanya bisa saja suatu kalimat atau paragraf sudah tersusun dengan baik, tetapi bagaimana jika tulisan tersebut diucapkan dengan suara keras? Kesannya bisa berbeda!
Nah, kalau suatu tulisan dibaca dengan suara keras, tetapi kedengaran kurang enak/nyambung seperti ambigu, maka perlu ada penyuntingan.
3. Jadikan Content Brief sebagai Patokan
Setiap tulisan memiliki content brief–nya masing-masing, jadi bisa saja ada tulisan “gaul” yang memang diatur agar tidak baku untuk mengarah ke audiens tertentu.
Biasanya, content brief meliputi:
- Gaya bahasa
- Sudut pandang
- Outline/kerangka bisa dalam bentuk header tag
- Call to action jika ada
- Style dari sitasi
- Jumlah kata
- Tidak menyinggung/ada penyebutan brand tertentu
- Persentase plagiarisme maksimal
- Brand voice
- Larangan untuk menulis hal-hal yang berbau SARA dan melanggar aturan yang berlaku di Indonesia seperti judi dan pornografi
- Keyword density (khusus SEO)
4. Siapkan Referensi
Terkadang, kita bisa saja tidak yakin saat menyunting tulisan. Salah satu cara menyunting artikel yang bisa membantu adalah menyiapkan referensi.
Referensi yang dimaksud tidak terbatas pada kamus agar artikel sesuai dengan tata bahasa. Berikut referensi yang cocok untuk editor:
- KBBI jika artikel menggunakan Bahasa Indonesia yang baku
- Referensi yang kredibel seperti jurnal ilmiah (jika niche-nya erat dengan penelitian), sesuai dengan tema/bahasan artikelnya
- Kamus bahasa Inggris-Indonesia jika artikelnya menggunakan bahasa Inggris
- Penerjemah bahasa
- Narasumber yang merupakan ahli di bidangnya
- Pengecek grammar
Jadi, editor tidak hanya sekedar menyunting typo atau kalimat tidak efektif saja. Seorang editor harus paham suatu konteks dari suatu kalimat-paragraf-artikel dan mengetahui apakah suatu artikel faktual atau tidak.
5. Catat Kesalahan Penulisan dalam Artikel
Agar penyuntingan lebih rapi dan sekali kerja (tidak dua, tiga atau kerja lebih), sebaiknya tandai dulu kesalahan dalam penulisan daripada langsung memperbaikinya.
Contohnya, kita bisa menggunakan fitur suggest dalam Google docs untuk menandai kesalahan tersebut.
Jika menggunakan alat pengolah kata lainnya, kita bisa menggunakan warna font selain hitam untuk menandai kesalahan dalam penulisan.
6. Gunakan Alat untuk Menyunting Artikel
Dengan perkembangan teknologi di zaman sekarang, banyak sekali alat-alat untuk menyunting artikel. Berikut beberapa rekomendasi alat untuk menyunting tulisan:
- Grammarly (khusus bahasa Inggris)
- Google docs
- Typoonline
- Chat GPT (minta ke Chat GPT untuk menyunting artikel dan pengecekan kesalahan)
Meski ada alat penyunting, jangan sampai terlalu mengandalkannya karena terkadang alat-alat tersebut juga bisa membuat kesalahan. Contohnya mengira kalau suatu kata tidak ada typo, ternyata typo karena terdaftar sebagai kata yang baku, tetapi bermakna lain (bukan makna yang ingin dijelaskan penulis).
Setelah alat penyunting artikel selesai dengan pekerjaannya, coba kita cek lagi apakah artikelnya sudah sesuai dengan content brief atau belum.
Apakah Kamu sudah Menerapkan Cara Menyunting Artikel yang Disebutkan di Blog Ini?
Dari 6 cara menyunting artikel yang disebutkan di blog ini, apakah kamu sudah menerapkan salah satunya? Atau malah sudah menerapkan semuanya? atau ternyata sudah menerapkan lebih dari 6 cara yang disebutkan di blog ini?
Beberapa tips ini juga bisa menjadi cara menyunting artikel:
- Jangan menulis dan menyunting di tempat yang sama
- Kalau tidak bisa berkonsentrasi di tempat yang berisik, pindah ke tempat sepi
- Minimalkan distraksi agar bisa berkonsentrasi saat menyunting
- Bertanya kepada penulis jika ada tulisan yang bermakna ambigu
Penulis sejago apa pun tetap membutuhkan editor karena draft pertama pasti tidak sempurna. Editor juga membutuhkan penulis agar ada tulisan yang bisa disunting. Jadi, jangan ada yang merasa lebih tinggi dari satu sama lain karena sama-sama saling membutuhkan.
Mari bantu penulis agar tulisannya bisa lebih baik karena penulis itu tidak sempurna. Profesi editor/penyunting lahir karena ketidaksempurnaan tersebut.
Happy writing and happy editing!
Pingback: Cara Membuat Artikel – Panduan Khusus untuk Pemula – Selamat datang di situs yang dikelola oleh Faris Yudza Ghifari
Pingback: 10 Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis – Penulis Wajib Masuk! – Selamat datang di situs yang dikelola oleh Faris Yudza Ghifari
Pingback: Cara Membuat Artikel - Panduan Khusus untuk Pemula
Pingback: Lika-Liku saat Ikut Lomba Blog yang Mungkin Kita Alami - Faris Yudza ghifari
Pingback: 9 Cara Menjadi Penulis Lepas - Petunjuk untuk Pemula
Pingback: 5 Perbedaan Content Writer dan Copywriter yang Wajib Kamu Tahu!
Pingback: 13 Kesalahan dalam Penulisan Artikel dan Solusinya
Pingback: 7 Cara Membuat CV Content Writer agar Dilirik Perusahaan
Pingback: Cara Riset Keyword agar Situs Berada di Peringkat atas Google
Pingback: 8 Cara Meningkatkan Traffic Website - Blogger dan Pebisnis Wajib Baca!
Pingback: 7 Cara Menjadi Freelancer Handal dan Dicari oleh Calon Klien
Pingback: 9 Cara Menang Lomba Blog/Menulis - Based on Experience
Pingback: 9 Tugas Editor Artikel - Tidak hanya Sekedar Menyunting!
Pingback: 10 Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis - Penulis Wajib Masuk!