Keyword Difficulty – Semakin Tinggi Skornya, Semakin Ketat Persaingannya?
Untuk praktisi SEO atau blogger yang rutin menggunakan tools SEO seperti Semrush, Ahrefs, Ubersuggest, dll. seharusnya sudah tidak asing dengan metrik keyword difficulty, meski maknanya bisa berbeda-beda pada tools. Contohnya, pada Ubersuggest, terms bernama keyword difficulty dinamai sebagai SEO difficulty (SD).
Secara intuitif, biasanya praktisi SEO atau blogger menghindari keyword dengan keyword difficulty yang tinggi. Namun, apakah benar bahwa keyword difficulty menjamin kompetisinya tinggi?
Berikut penjelasannya?
Apa itu Keyword Difficulty?
Dikutip dari Ahrefs, keyword difficulty adalah sebuah metrik SEO untuk mengukur atau memperkirakan (estimasi) seberapa sulit untuk ranking di halaman pertama Google. Semakin tinggi skornya, semakin sulit.
Bagaimana Keyword Difficulty Dihitung?
Setiap tools SEO memiliki cara perhitungan yang berbeda. Jadi, jangan heran kalau keyword difficulty-nya akan berbeda pada tiap tools.
a. Ahrefs
Cara Ahrefs menghitung keyword difficulty adalah mereka mengambil data dari 10 besar dan berapa banyak website yang berhubungan (linking) satu sama lain. Semakin banyak yang linking ke halaman yang punya ranking di atas, semakin besar juga keyword difficulty-nya. Skornya adalah 0-100 dengan semakin mendekati 100, semakin sulit persaingannya.
b. Semrush
Semrush menghitung keyword difficulty dengan berbagai faktor, yaitu angka median dari referring domain yang mengarah kepada URL yang ranking.
Menurut Semrush, mereka mengklasifikasikan skor keyword difficulty seperti ini:
0-14: sangat mudah (peluang sangat besar)
15-29: mudah (peluang besar)
30-49: mungkin (butuh konten terstruktur dan berkualitas)
50-69: lumayan sulit (tidak hanya butuh konten berkualitas, tetapi juga backlink berkualitas)
70-84: sulit (butuh banyak effort untuk ranking)
85-100: sangat sulit (butuh sangat banyak effort untuk ranking)
Mengapa Keyword Difficulty Penting?
Ingat bahwa Google tidak bisa memastikan kalau website kita akan ranking berapa pada SERP mereka. Jadi, keyword difficulty bisa jadi metrik yang dimanfaatkan untuk melihat atau menghitung-hitung apakah situs kita punya peluang besar untuk bersaing dengan kompetitor atau tidak.
Meski demikian, ingat bahwa keyword difficulty hanyalah estimasi. Kita harus menganalisa secara lebih komprehensif, seperti mengecek apa isi SERP dari keyword tersebut.
Apakah Kita harus Menarget dengan Keyword Difficulty yang Rendah?
Jawabannya tergantung. Kalau situsnya masih baru dan topical authority-nya belum terbentuk. Jelas bahwa menarget keyword difficulty yang rendah bisa berpeluang untuk ranking lebih tinggi. Namun kembali lagi, tidak ada jaminan ranking di Google serta perlu analisa SERP untuk melihat peluangnya. Kita juga harus melihat jangka panjang, apa topical authority yang mau kita bangun?
Sebaliknya, kalau otoritas situs kita baik, tidak masalah juga menarget keyword difficulty yang tinggi.
Pakai Keyword Difficulty untuk Metrik Perbandingan!
Metrik keyword difficulty akan membantu kita ketika riset keyword dan menentukan apakah topik tersebut mau digarap atau tidak. Namun, jangan lupa untuk menganalisa secara lebih komprehensif, misalnya analisa SERP. Bahkan, keyword difficulty tinggi bisa saja sebenarnya berkompetisi rendah, tergantung dari bagaimana hasil SERP-nya.
Pakailah keyword difficulty untuk melihat peluang, bukan untuk menyerah dan mundur karena kompetisi yang tinggi ya 🙂
Referensi:
https://ahrefs.com/seo/glossary/keyword-difficulty
https://www.semrush.com/kb/1158-what-is-kd