Auto Generated Content (AGC) – Automasi yang Dilarang di SEO
Dengan majunya teknologi jaman sekarang, terdapat teknologi untuk membuat konten secara otomatis seperti lewat AI loh. Nah, konten yang diproduksi secara otomatis ini bernama auto generated content atau biasa disebut AGC.
Sebenarnya, apakah AGC ini diperbolehkan oleh Google?
Apa Itu Auto Generated Content?
Auto generated content atau dengan kata lain AGC/auto-generated content adalah konten yang diciptakan lewat suatu program atau automasi tanpa tambahan value sedikit pun. Tujuan dari pembuatan konten ini adalah memanipulasi ranking dan tidak membantu user. Teknik ini sendiri termasuk dalam teknik black hat SEO.
Faktanya, artikel AI belum tentu termasuk AGC. Jika artikel AI-nya dilakukan penyuntingan dengan tepat, maka artikel buatan AI tersebut tidak termasuk AGC.
Apa saja yang Termasuk Auto Generated Content?
Dikutip dari situs resmi Google, contoh AGC adalah:
- Teks yang non-sense, tetapi mengandung keyword
- Teks yang ditranslasikan oleh alat tanpa dilakukan penyuntingan atau kurasi
- Teks yang diciptakan lewat automasi tanpa mempertimbangkan kualitas atau user experience
- Teks yang ditulis dengan sinonim dan parafrase/spinner otomatis
- Teks yang diciptakan dari penyaduran feeds/hasil penelusuran
- Mengombinasikan konten dari berbagai situs tanpa adanya value tambahan
Bagaimana Cara Mengecek Apakah sebuah Konten Itu AGC atau Bukan?
Ada banyak tools yang menawarkan pengecekan sebuah konten apakah dibuat dengan automasi atau tidak.
Contohnya adalah:
- Copyleaks
- Zerogpt
- Seo.ai
Kalau 100%, kemungkinan besar kontennya merupakan AGC.
Bahaya Auto Generated Content
a. Penalti dari Google
Google secara eksplisit telah melarang AGC dan hal ini tercantum pada spam policies mereka. Jadi, kalau nekat menggunakan AGC, situs kita akan siap-siap mendapat penalti dari Google seperti deindeks atau penurunan ranking (bukan Google dance ya).
Algoritma Google Panda akan “memburu” konten berkualitas rendah, termasuk dari AGC.
b. Tidak Sustainable
Berhasil ranking lewat AGC? Jangan sombong dulu. Begitu ketahuan oleh Google, tinggal penalti siap menunggu.
Daripada mencari celah aturan dari Google atau pakai cara yang jelas dilarang, lebih baik play by the book, tetapi sustain untuk jangka panjang.
c. Konten yang Kaku
Meski konten yang diproduksi lewat automasi biasanya tidak punya kesalahan seperti typo, tetapi bahasanya sangat kaku, bahkan bisa jadi low quality/thin content.
Karena itulah, sebaiknya selalu sunting artikel dari automasi/AI. Tulisan oleh AI itu tidak dilarang Google selama helpful untuk user dan tidak bertujuan untuk memanipulasi ranking.
Konten yang kaku (readability yang buruk) ini pastinya akan membuat user malas membacanya, sehingga bounce rate naik dan tidak akan mengklik call to action di penutup artikelnya.
d. Berpotensi Hoax
Karena auto generated content seperti tulisan buatan AI tanpa suntingan adalah murni hanya menyadur saja. Bisa jadi tulisannya bersifat hoax. Tentunya hal ini bisa berbahaya, terutama pada topik YMYL.
Solusi dari Auto Generated Content
Beberapa solusi ini bisa jadi auto generated content:
a. Menulis secara Manual
Jika kamu sanggup menulis sendiri, maka lakukanlah. Terutama jika kamu punya skill untuk itu.
Panduan lengkap menulis bisa kamu akses di tautan ini!
b. Menyunting Artikel yang Dibuat AI
Artikel yang dibuat AI tanpa penyuntingan termasuk AGC. Karena itu, jangan langsung post konten mentahan dari AI.
Beberapa yang perlu disunting dari tulisan AI adalah:
- Gaya bahasa
- Interaksi dengan pembaca
- Faktual
- Plagiasi
Kalau penyuntingan ini dilakukan dengan baik (kontennya jadi helpful), maka konten buatan AI tersebut bukan lagi termasuk AGC.
c. Jangan Pakai AGC di Topik YMYL
Karena topik YMYL sangat besar risikonya, jangan coba-coba pakai automasi untuk menciptakan kontennya. Ingat bahwa nyawa pembaca adalah taruhannya.
Jika tidak ada pilihan lain, maka harus ada review dari ahlinya.
Auto Generated Content bukan Jalan Pintas!
Enak sekali ya cuma pakai automasi, lalu kontennya jadi. Kemudian, tanpa penyuntingan, artikelnya ranking. Wah, kelihatan mudah ya? Kenyataannya, namanya jalan pintas tersebut bukanlah hal yang baik. Selain berpotensi dipenalti oleh Google dan tidak bagus untuk user experience.
Google memang tidak melarang penggunaan AI untuk pembuatan konten, namun jangan lupa kalau Google selalu ingin menampilkan konten yang paling relevan dan helpful kepada penggunanya.
Meski menggunakan automasi bisa mempercepat produksi, waktu penyuntingannya akan lebih lama agar kontennya berkualitas.
Jadi, apakah kamu masih suka memproduksi artikel dengan automasi/AI tanpa penyuntingan? Semoga setelah membaca ini, kamu bisa “tobat” ya 🙂
Referensi:
What is Auto-generated Content? Why is it so harmful to SEO purposes?
https://developers.google.com/search/docs/essentials/spam-policies#spammy-automatically-generated-content
https://seo.ai/blog/free-ai-content-detectors
https://ahrefs.com/seo/glossary/auto-generated-content#:~:text=Automatically%20generated%20content%20(or%20%E2%80%9Cauto,is%20considered%20black%2Dhat%20SEO.