Mungkin kita pernah bertanya-tanya saat link building. Dalam periode tertentu, sebaiknya kita target berapa backlink ya atau dengan kata lain, berapa link velocity yang pas?
Hal ini ternyata cukup sering diperdebatkan di dunia SEO. Tentunya kita tidak asing dengan jasa yang menawarkan jumlah backlink tertentu dalam waktu singkat.
Nah, berapa link velocity yang ideal?
Link velocity adalah banyaknya backlink yang mengarah ke suatu situs dalam periode tertentu. Contohnya, kita mendapatkan 30 backlink dalam 30 hari, berarti link velocity-nya adalah 1 link/hari. Cara menghitungnya sama seperti cara menghitung kecepatan rata-rata suatu kendaraan, yaitu jarak dibagi waktu.
Link velocity bisa dalam bentuk positif atau negatif.
Caranya mudah saja (sudah dijelaskan di atas). Kita cuma butuh dua metrik, yaitu backlink yang kita dapatkan/hilang dan waktu.
LV= L/t
LV: link velocity (link/(satuan waktu))
L: link yang didapatkan (link)
t: waktu/periode (detik/menit/jam/hari/bulan/tahun)
Kalau situs A mendapatkan 100 backlink dalam 4 hari, maka,:
LV: 100 link/4 hari = 25 link/hari
Perlu diketahui kalau link velocity tersebut adalah kecepatan rata-rata situs kita dalam mendapatkan backlink. Pastinya kita mendapatkan jumlah backlink yang berbeda-beda setiap harinya.
Kalau kita mendapatkan brand mention di media nasional/internasional karena prestasi yang besar, ada kemungkinan link velocity akan naik secara drastis dalam periode tertentu selama “masih panas” atau fresh.
Jumlah orang yang bertugas untuk mengurus outreach atau teknik off-page SEO lain seperti backlink profile dan media advertorial akan memengaruhi link velocity.
Semakin banyak dan berkualitas pekerjaan orangnya, maka link velocity akan semakin cepat.
Semakin bagus kualitas dan banyak kuantitas konten pada suatu situs, maka link velocity akan semakin tinggi dalam hal positif.
Sebaliknya, semakin jelek kualitas kontennya, justru akan encourage orang untuk melepas backlink atau tidak mau memberikan backlink yang pada akhinrya: link velocity melambat.
Semakin bagus dan tinggi reputasi suatu situs, maka akan semakin banyak orang yang akan menyematkan backlink kepada situsnya. Contonya adalah situs jurnal penelitian bereputasi yang layak dijadikan referensi utama pada tulisan niche sains/teknik/kesehatan.
Sebaliknya, semakin buruk reputasi situs, orang juga akan makin malas untuk memberikan backlink atau bahkan memberikan outbound link.
Maksud dari positive link velocity adalah jumlah backlink bertambah pada periode tertentu.
Hal ini bisa menjadi tanda:
Tapi, jangan senang dulu. Pertumbuhan positive link velocity yang tidak wajar atau dari backlink spam justru berpotensi menyebabkan penalti.
Tetap utamakan quality over quantity.
Sebaliknya dari positif, negative link velocity adalah jumlah backlink yang awalnya mengarah ke situs kita, lalu menghilang dalam waktu tertentu.
Beberapa hal yang memengaruhi adalah:
Namun, bukan berarti negative link velocity itu selalu jadi hal yang buruk. Kalau toxic backlink banyak yang hilang, justru itu merupakan hal yang baik bukan?
Nah, melanjutkan bahasan pada subjudul sebelumnya, berapa link velocity yang optimal atau ideal?
Sejujurnya, Google bahkan tidak mengakui ada istilah bernama link velocity. Mereka juga tidak pernah mengatakan soal berapa link velocity yang ideal/optimal.
Menurut John Mueller, search advocate Google, tidak terlalu penting berapa backlink yang didapatkan dalam periode tertentu. Hanya saja, jika menurut POV Google, backlink-nya tidak natural, hal ini baru menjadi masalah.
Gary Ilyes juga menegaskan bahwa mau link velocity-nya cepat atau lambat, yang terpenting adalah kualitas backlink dan bagaimana cara mendapatakannya (natural atau tidak).
Lagipula, setiap situs pasti punya link velocity yang berbeda-beda. Situs dengan branding yang kuat tentu akan punya link velocity yang jauh lebih cepat dibanding situs yang usianya masih muda atau bahkan baru lahir.
Secara logika, reputasi memang tidak bisa dibangun dalam semalam. Namun, ada beberapa kondisi khusus di mana reputasi bisa naik drastis. Contohnya adalah menorehkan prestasi besar seperti baru berumur 18 tahun, tetapi sudah menjadi top scorer di world cup atau belum mencapai 20 tahun, tetapi sudah menjadi kandidat Ballon d’Or.
Nah, paragraf di atas juga berlaku dalam SEO. Yang terpenting bukan kecepatan dalam mendapatkan backlink, tetapi bagaimana kualitas backlink-nya dan cara mendapatkannya.
Happy optimizing!
Sumber:
https://www.searchenginejournal.com/ranking-factors/link-velocity/
https://sitechecker.pro/what-is-link-velocity/
https://ahrefs.com/seo/glossary/link-velocity
Kamu lagi cari motor bukan sembarangan motor? Motor kelas premium yang berbeda dengan yang lainnya?…
Freelancer berbeda dengan pekerja umumnya karena penghasilannya tidak pasti. Pas ada projek, cuan gede-gedean, giliran…
Google ads atau SEM adalah kanal digital marketing yang bisa digunakan untuk cepat mendapatkan awareness…
Apakah profesi SEO Specialist akan Digantikan oleh AI? Di zaman sekarang ini, siapa yang tidak…
Gagal verifikasi Google ads pasti jadi momok tersendiri bagi praktisi SEM/digital marketing. Apalagi, konsekuensi dari…
Sebagai praktisi yang sudah hampir 4 tahun berkarir di SEO, pemilik blog ini ingin sedikit…