Negative SEO – Invers dari Tujuan SEO
Kalau di dunia sosial media, mungkin kita pernah lihat buzzer menjelekkan salah satu calon pejabat, terutama dalam tahun politik. Bagaimana dengan dunia SEO? Praktek defame atau black campaign dalam dunia SEO disebut sebagai negative SEO.
Tidak bisa dipungkiri, bahkan beberapa cara dalam negative SEO itu termasuk ilegal dan melawan hukum.
Nah, apa saja bentuk negative SEO? Bagaimana solusinya?
Apa Itu Negative SEO?
Negative SEO adalah usaha yang dilakukan untuk menurunkan visibilitas suatu situs dalam search engine. Bisa dibilang, hal ini adalah invers dari tujuannya SEO.
Jadi, saat situs yang kena negative SEO akan mirip seperti situs spam dan melanggar aturan dari Google. Selain di mata search engine, menghancurkan nama baik suatu situs/brand di mata manusia (human user) juga termasuk negative SEO.
Penyebab Negative SEO Dilakukan oleh Suatu Pihak
Beberapa penyebab yang mungkin jika situs kita mengalami negative SEO adalah:
- Branding sudah kuat dan bahkan jadi top of the mind orang-orang
- Situs menguasai SERP di peringkat atas/masuk banyak featured snippet atau people also ask
- Kompetitor yang memakai segala cara, tidak peduli apakah menyalahi norma atau tidak
- Berurusan dengan orang yang salah
- Kedengkian/iri hati dari haters
- Ingin melakukan scam
Dari penyebabnya, sebenarnya cara mencegah terjadinya negative SEO itu cukup sulit karena merupakan hal di luar kontrol kita. Mau sebaik apa pun kita, pasti ada orang yang tidak suka. Apalagi kalau situs kita bagus dan berkembang. Memancing kedengkian orang bukan? Namun, tenang saja, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk tiap bentuk negative SEO yang dilakukan oleh orang-orang.
Bagaimana Tanggapan Google Soal Negative SEO?
Kabar baiknya, negative SEO biasanya tidak efektif karena Google semakin pintar dalam menilai suatu situs.
John Mueller, search advocate Google juga mengatakan bahwa fokus saja untuk membuat situs kita semakin baik di mata user.
Yah, meski tanggapan Google demikian, kita tetap tidak boleh lengah.
Bagaimana Negative SEO di Indonesia?
Sebenarnya penulis yakin pasti ada, namun blogger biasanya lebih senang bersembunyi dan tidak menceritakannya agar blog mereka tidak diisengi seperti serangan DDOS atau hack. Nah, ada yang pernah membeberkan kalau mereka pernah kena negative SEO.
Dikutip dari media SEO ternama di Indonesia, dailyseo.id, founder media tersebut (Ilman Akbar) pernah mengalami negative SEO, yaitu mendapatkan backlink spam dari situs terlarang selama 2-3 bulan berturut-turut. Kemudian, situsnya mendapatkan manual action dan performa SEO-nya mengalami penurunan.
Akhirnya, butuh 3 bulan untuk disavow dan recovery performa untuk situsnya.
Penulis sendiri juga pernah mendapatkan negative SEO berupa backlink dari situs terlarang.
Apa saja Bentuk Negative SEO dan Solusinya?
Dikutip dari Search Engine Journal, berikut beberapa bentuk negative SEO yang lumrah dilakukan:
a. Hacking
Hackers dapat masuk ke suatu situs tanpa izin. Nah, hal ini akan mengganggu SEO situs jika ia melakukan beberapa hal berikut:
- Mengubah konten menjadi tidak faktual
- Menghapus internal link yang tertanam pada anchor text
- Menghapus konten, sehingga banyak broken link
- Mengubah robots.txt atau mengaktifkan noindex tag pada laman yang prioritas harus ada di SERP
- Redirect ke situs yang spam
- Memasukkan koding yang bertujuan jahat untuk situs
Solusi: untuk keamanan situs dari hacker, maka kita harus melakukan scan untuk keamanan situs, jangan membiarkan laman untuk akses muncul di SERP (bisa dengan robots.txt atau noindex tag), dan memantau perkembangan performa SEO situs secara berkala.
b. Menghapus Backlink
Backlink berkualitas adalah hal yang diinginkan oleh orang SEO. Nah, negative SEO adalah sebaliknya, bagaimana cara agar backlink ke suatu situs dihilangkan atau dihapus.
Orang yang menerapkannya bisa memakai cara langsung atau tidak langsung.
Untuk cara langsung, ia bisa hacking untuk menghapus backlink. Sementara, untuk cara tidak langsung adalah meminta pemilik situs untuk menghapus backlink.
Solusi: perhatikan jumlah lost backlink yang terjadi, lalu hubungi pemilik situsnya mengapa backlink-nya dihapus/terhapus. Lalu, minta backlink-nya dipasang lagi (apalagi kalau kita sudah membayar untuk itu).
c. Mengarahkan Backlink Spam ke Situs
Nah, ini adalah cara yang paling lumrah, yaitu membombardir situs dengan backlink spam seperti dari situs terlarang (biasanya punya spam score tinggi).
Solusi: jika kamu mencatat adanya kenaikan jumlah backlink dalam waktu singkat (link velocity naik secara tidak wajar), maka segera pantau dari mana saja asal backlink tersebut dan segera disavow jika berasal dari situs spam.
d. Plagiasi Konten
Ini cara yang benar-benar sangat rendahan di dunia perkontenan dan dunia SEO, yaitu plagiat konten. Jadi, kontennya benar-benar di-copy paste 100%, bahkan tidak meminta izin pembuat konten aslinya sebelum publikasi.
Hal ini menjadi masalah dalam SEO karena Google tidak mau menampilkan hasil yang identik atau duplikat. Pasti hanya salah satu saja yang masuk.
Kalau konten plagiat yang “menang”. Kreator asli dari kontennya akan mengalami kerugian. Yah, bayangkan saja sudah capek-capek buat konten malah yang menang orang laknat yang cuma bisa copy paste.
Jangan anggap remeh/normalisasi plagiat. Gelar sarjana, magister, doktor, dan profesor bisa dicabut karena plagiat.
Solusi: untuk menangani plagiat, tools seperti Copysentry bisa mendeteksi plagiat. Selain itu, kita juga bisa webmaster untuk menghilangkan konten dari orang yang melakukan plagiat. Last resort: kita bisa menempuh jalur hukum/legal.
e. Smear Campaign
Smear campaign adalah kampanye untuk menurunkan reputasi dan kredibilitas suatu brand atau pihak dengan sengaja. Kalau di politik, biasa disebut sebagai black/negative campaign.
Contoh dari smear campaign:
- Menyebarkan informasi palsu/hoax untuk menghancurkan nama baik suatu pihak (secara pribadi)
- Menulis blog yang menyerang/menurunkan kredibilitas suatu pihak
- Menciptakan akun media sosial anonim dan melakukan impersonate serta mengaku-ngaku sedang mewakili suatu brand
- Menyebarkan rumor negatif di berbagai platform
- Menyetor DMCA notice tanpa dasar (keluhan soal pelanggaran hak cipta)
- Membuat influencer/KOL menyebarkan informasi hoax tentang suatu brand
Kalau begini, tidak hanya SEO saja yang rusak, tetapi juga marketing secara keseluruhan.
Solusi: PR dan customer service yang baik bisa mengatasi smear campaign. Selain itu, untuk mengawasi hal ini, kita bisa melihat brand mention lewat Google alerts. Jangan langsung memakai UU ITE karena kalau pun memang pas penggunaannya, bikin alergi warganet di negara ini.
f. Review Bombing
Pernah lihat suatu brand atau tokok dari brand melakukan blunder di media sosial, sehingga tempat usahanya dihujani berbagai review negatif? Sebenarnya hal ini termasuk negative SEO, tetapi ada beberapa kasus yang memang deserved seperti pemilik situs pernah menipu pelanggannya.
Namun, review bombing ini merupakan kasus yang berbeda. Paragaraf di atas bisa terjadi secara natural. Nah, kalau review bombing ini meski volumenya tinggi, review-nya juga palsu.
Ingat bahwa rating yang buruk bisa membuat user tidak jadi melakukan pembelian dan ranking factor dari local SEO adalah rating. Hal ini tentunya menggagalkan tujuan dari local SEO.
Solusi: kalau kamu melihat review palsu (bahkan dalam jumlah besar), review tersebut bisa dihilangkan via Google Business Profile.
g. Hotlinking tanpa Izin
Hotlinking mengizinkan webmaster untuk memuat suatu media secara langsung dari situs lain daripada lewat situs sendiri.
Nah, praktek ini termasuk negative SEO karena dapat mengganggu kinerja server dari situs, sehingga loading speed jadi lebih lambat yang pada akhirnya ranking menjadi turun.
Nama lain dari serangan ini adalah bandwidth theft.
Solusi: dikutip dari Semrush, memasukkan kode ini pada .htaccess file bisa membantu (ubah example.com menjadi situsmu).
RewriteEngine on
RewriteCond %{HTTP_REFERER} !^$
RewriteCond %{HTTP_REFERER} !^https://(www\.)?samplesite.com/.*$ [NC]
RewriteRule \.(gif|jpg|jpeg|mp3|png|pdf|zip)$ – [F]
Selain itu, audit loading speed situsmu secara berkala.
Jangan Terlalu Khawatir, tetapi juga Jangan Lengah!
Google telah menyatakan bahwa kalau kita tidak perlu khawatir soal negative SEO, namun ingat bahwa mereka juga manusia (dan teknologi). Tentu saja mereka juga bisa membuat kesalahan.
Sayangnya, kalau kita terlalu fokus pada negative SEO, kita jadi tidak fokus pada keseluruhan optimasi yang kita lakukan (on-page, technical, dan off-page SEO). Jadi, kita sebaiknya main dua kaki dalam hal ini. Yaitu tetap waspada pada negative SEO dengan audit secara berkala dan melakukan best practice dalam SEO.
Kamu bisa rutin mengecek backlink website sendiri untuk memantau adanya indikasi negative SEO.
Happy optimizing!
Referensi:
https://www.semrush.com/blog/what-is-negative-seo/#7–unauthorized-hotlinking
Google: Jangan Khawatirkan Negative SEO, Praktisi SEO: Masih Ada!