Tulisan Ditolak Editor? Ini Penyebab dan Solusinya!
Pernahkah kamu mengirim tulisan, misalnya artikel atau esai ke suatu media atau jurnal, namun malah mengalami penolakan? Tulisan ditolak editor itu bikin sakit hati karena tulisan itu merupakan bagian dari penulis. Namun, namanya penolakan bisa saja terjadi dan merupakan bagian dari dunia editorial.
Pertanyaannya, apa sih penyebab tulisan ditolak editor? Bagaimana solusinya untuk penulis? Ini dia!
Penyebab Tulisan Ditolak Editor
Penyebab paling umum dari tulisan ditolak editor adalah karena tidak sesuai dengan content brief.
Contoh pelanggaran pada content brief adalah:
1. Menggunaan sapaan yang tidak sesuai
2. Level plagiarisme yang terlalu tinggi
3. Benar-benar asal copy paste
4. Tidak mencapai jumlah kata tertentu
5. Gambar tidak sesuai format
6. Tulisan tidak koheren
7. Menyematkan tautan tertentu (misalnya outbound link)
8. Membuat konten duplikat (konten yang sudah ada sebelumnya di media tersebut)
Namun, bisa saja ada alasan lain yang tidak diungkap oleh editor.
Apa yang harus Dilakukan setelah Tulisan Ditolak Editor?
Beberapa hal ini bisa kamu lakukan setelah tulisanmu ditolak editor:
a. Membaca Ulang Content Brief
Jika masih kekeuh mau terbit di media yang sama, maka baca ulang lagi content brief atau komentar editor (meski sakit). Pahami letak kesalahan yang kamu buat agar tulisan hasil revisinya sesuai dengan brief.
b. Mengirim Tulisanmu ke Media Lain
Masih banyak ikan di laut. Jika tulisanmu ditolak di satu media, bukan berarti media lain tidak mau menerimanya. Coba saja kirim tulisanmu ke media lain.
Bagaimana Cara agar Tulisan Tidak Ditolak Editor di Kemudian Hari?
a. Lebih Detail dalam Membaca Content Brief
Tulisan yang bagus itu relatif. Jadi, patokan bagus atau tidak terletak pada kesesuaian dengan content brief. Agar terhindar dari penolakan, maka bacalah content brief dengan detail dan seksama.
b. Membaca Tulisan yang sudah Pernah Terbit
Ada alasan mengapa tulisan di media itu bisa terbit, yaitu lolos dari proses gatekeeping atau penilaian dari editor.
Daripada menerka, lebih baik benchmark dengan tulisan yang berhasil terbit. Cek apa pola dari tulisan yang berhasil terbit di media tersebut.
c. Berkomunikasi dengan Editor
Tidak ada salahnya untuk membangun komunikasi dengan editor. Setelah mengirim tulisan, jangan lupa follow up, terutama tentang progres tulisanmu dan apa saja yang harus kamu lakukan agar tulisanmu bisa terbit.
Apakah jika Tulisanmu Ditolak Editor, maka Tulisannya pasti Jelek?
Jawabannya tidak. Tulisan yang ditolak bisa jadi karena tidak sesuai dengan content brief saja. Jadi, tulisan yang ditolak editor bukan berarti tulisan yang jelek. Setiap manusia punya selera yang berbeda, termasuk menilai kualitas tulisan.
Jadi, jangan terlalu “baper” jika tulisanmu ditolak editor. Berarti memang tidak jodoh saja dan siapa tahu rezekinya di media lain 🙂
Jangan Patah Semangat jika Tulisanmu Ditolak Editor!
Penolakan apa pun pasti sakit. Penolakan cinta sakit, begitu pun penolakan tulisan oleh editor, hal ini juga bikin sakit hati penulis.
Namun, tidak perlu patah semangat. Masih ada banyak media yang siap menerima tulisanmu. Lebih baik jadikan penolakan editor sebagai motivasi dan ajang agar tulisanmu dan pribadi dirimu bisa lebih baik dari sebelumnya.
Semangat untuk seluruh penulis!