Sebagai blogger, kita mungkin sering menerima pesanan untuk melakukan paid review berupa guest posting dari suatu brand dalam rangka menyukseskan campaign mereka. Tentunya skill yang harus kita miliki sebagai blogger untuk hal ini adalah menulis review produk. Eh, tapi cara menulis review produk itu ada loh, kita tidak bisa langsung “ah produk A bagus” udah gitu aja, gak ada tambahan lainnya.
Tidak hanya blogger, penulis pada umumnya atau KOL (key opinion leader) juga sebaiknya punya skill menulis review produk loh.
Berikut cara menulis review produk.
Review sendiri artinya adalah ulasan atau tinjauan.
Menurut KBBI, ulasan artinya adalah kupasan, tafsiran, atau komentar. Itu berarti review produk adalah kupasan tuntas dari aspek suatu produk. Contohnya:
Sebagai seorang blogger atau orang yang diminta menulis review produk, skill menulis review produk itu penting agar:
Dari membaca review sekilas saja, sebenarnya pembaca bisa tahu kok mana review palsu/dibuat-buat atau yang asli/genuine.
Jika ingin review-nya terlihat asli bahkan genuine, maka terus latih skill menulismu, terutama pada membuat kalimat persuasi.
Brand mana sih yang gak seneng kalau melihat review produk mereka yang bagus. Apalagi jika mereka telah membayar banyak untuk itu.
Bisa jadi, akan ada repeat order untuk review produk lainnya atau tawaran dari brand lain juga kalau tulisan review produkmu bagus.
Setiap review produk pasti ada tujuannya. Bisa awareness, meyakinkan audiens (dengan social proof), atau sampai convertion.
Kalau mau mencapai tujuan dari review produk, tentu tulisan review produknya haruslah bagus.
Mungkin ini termasuk manfaat untuk reviewer-nya sendiri, terutama jika mereka ingin menjadi KOL (key opinion leader).
Tulisan review produk juga menjadi personal branding dan sumber traffic tersendiri loh.
Sepengalaman penulis, para KOL specialist juga melihat bagaimana reviewer dari produk menjelaskan produk yang mereka review, tidak sekedar jumlah followers di media sosial saja.
Berikut ini adalah cara menulis review produk
Sama seperti cara menulis dalam umumnya. Hal paling awal yang perlu dilakukan adalah mengetahui target pembaca. Dalam menulis review produk adalah mengetahui buyer persona-nya.
Menulis dengan target ibu-ibu akan berbeda dengan menulis dengan target bapak-bapak.
Dalam menulis review produk, product knowledge adalah kuncinya.
Sebelum menulis review produk, kita wajib mempelajari product knowledge-nya terlebih dahulu. Misalnya:
Dalam paid review, biasanya ada content brief dari klien. Berbeda dengan jika kita menulis review produk.
Content brief tersebut jadi patokan utama kita saat menulis review produk.
Jangan sampai kita menulis di luar brief atau tidak patuh dengan brief tersebut.
Sekalipun kita menulis tanpa brief, tulislah review produk sejujur-jujurnya.
Teknik storytelling justru jadi andalan dalam review produk loh.
Contohnya adalah storytelling produk skincare, diawali dengan perempuan yang tidak berani keluar rumah karena kulitnya tidak terawat. Semenjak memakai skincare tertentu, ia jadi berani keluar rumah, bahkan banyak yang memuji kecantikan kulitnya.
Orang-orang itu tidak suka dijualin, tetapi mereka suka baca cerita. Karena itu storytelling itu penting!
Kayaknya kurang afdol kalau review produk isinya cuma tulisan doang. Iya gak? Justru jauh lebih meyakinkan kalau produknya ada foto dan video. Contohnya penulis pernah mengulas soal susu kambing etawa Etawanesia di tautan ini.
Seeing is believing. Kalau bisa, tidak hanya perlihatkan unsur visual, tetapi keseluruhan indra seperti audio dan kinetik. Jadi, pembaca review produk tersebut makin tertarik dengan produknya.
Hal yang mungkin jarang diperhatikan saat menulis review produk adalah kesimpulan.
Oke, semua review produknya telah dijelaskan. Lalu, selanjutnya apa? Bagaimana kesimpulannya?
Buatlah penutup atau kesimpulan berupa apa yang harus dilakukan pembaca setelah membaca review produknya, misalnya membeli produk (dengan call to action).
Wah sudah jadi ya tulisan produk review-nya? Eh tunggu dulu, belum kelar! Namanya tulisan harus melewati proses penyuntingan.
Jika kamu menerima paid review, maka searahkan ke klien untuk approval. Sementara itu jika kamu menulis dengan keinginan sendiri, maka lakukan swasunting. Barangkali ada kesalahan dalam penulisan yang terlewat.
Sebenarnya patokannya brief, namun akan lebih baik jika kita menghindari hal ini dalam review produk kita:
Alasannya? Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan saja, hehe :), apalagi berbohong soal review, tidak boleh!
Jika kamu menerima paid review, maka kabari klien kalau tulisan review produk telah dipublikasikan dan pantau secara berkala metrik yang diminta klien jika ada.
Kalau tulisannya ada di blog pribadi, jangan lupa untuk meminta indeks ke Google ya. Bahkan, tidak perlu indeks manual kalau technical SEO blognya sangat bagus.
Terkadang, ada orang yang membuat review palsu atau malah sebenarnya review asli, namun tidak meyakinkan. Harusnya bisa membuat audiens bertambah kepercayaannya, justru yang terjadi sebaliknya karena review-nya kurang meyakinkan.
Jika kamu adalah blogger atau KOL, yuk latihan untuk menulis review produk yang bagus. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk brand yang bekerja sama denganmu saja, namun juga kamu sebagai blogger, KOL, atau pihak yang mempromosikan sesuatu.
Happy writing!
Rekaman dari kamera CCTV sangat penting untuk menjaga keamanan rumah, kantor, atau tempat usaha. Bayangkan…
Klise dalam dunia SEO ketika ditanya kapan hasilnya kelihatan adalah: "masih lama", "sabar, ini investasi…
Sebagai advertiser, kamu mungkin saja dapat pengalaman tidak enak, contohnya dalam Google ads, kamu mungkin…
Dalam konsep model PESO, O adalah owned media. Wah, maksudnya apa tuh "media yang dimiliki"? Yuk…
Saat sedang menganalisa performa meta ads atau Google ads, terkadang bisa saja ada yang menanyakan…
Sekarang ini, dunia digital itu udah berkembang banget. Nggak heran, kalau kerjaan di bidang digital…